7

1K 223 56
                                    

Malam semakin larut. Sanggyun masih mengunci diri di dalam kamar dan tak mau keluar meski Taehyun dan Taedong sudah membujuk sekuat tenaga. Kenta sendiri terduduk di sofa dengan pandangan kosong, sambil sesekali beringsut menjauhi Yongguk maupun Donghan yang hendak duduk di sampingnya.

Pikirannya kacau. Kalimat Sanggyun berputar di pikirannya bak sebuah rekaman yang disetel berkali-kali. Di satu sisi, ia masih tak percaya pada Sanggyun, tapi di sisi lain, ia mengakui bahwa ucapan temannya itu ada benarnya.

Bahkan dirinya juga bisa berpotensi menjadi seorang pembunuh. Ia punya alasan kuat, meski kedengaran bodoh dan kekanakan, untuk membunuh Hyunbin. Sementara Yongguk, ialah yang punya kesempatan paling besar untuk membunuh Hyunbin dengan racun.

Demi Tuhan, lama-lama ia bisa gila jika tidak segera keluar dari tempat ini.

"Kenta!"

Donghan berseru saat melihat Kenta yang tiba-tiba bangkit dari duduknya lalu berlari ke arah pintu depan dan menendangnya.

BRAK

BRAK

BRAK

"ARGGHHH!"

"Kenta! Sadar, Ken, sadar!" seru Taehyun seraya menghampiri Kenta yang semakin brutal menendang pintu dan memukul-mukulnya sekuat tenaga. Ia menahan Kenta dengan mencengkeram tangannya, tapi Kenta berontak.

"Lepasin! Gue mau pergi! Bisa gila gue kalo kelamaan di sini!" jerit Kenta sambil meronta dan mendorong Taehyun menjauh. Ia lantas kembali menghajar pintu dengan tinju dan tendangannya, bahkan sempat menjedukkan kepalanya ke pintu kayu itu.

"TAKADA KENTA! STOP!"

Pada akhirnya, Donghan turun tangan dan memeluk Kenta dari belakang dengan erat. Donghan yang notabene memiliki kekuatan dua kali lipat lebih besar dari Kenta akhirnya mampu menghentikan aksi brutal pemuda asal Jepang itu.

"Tenang, kita bakal nemu cara untuk keluar dari sini secepatnya. Tapi lo harus tenang dulu, Kenta, oke?" bujuk Donghan seraya mengusap bahu Kenta pelan dan menggiringnya ke sofa. Kenta hanya bisa mengangguk pasrah lalu duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Donghan.

Tak lama, karena kelelahan dan terlalu banyak menguras tenaga, Kenta terlelap. Donghan menghela napas lalu menggeser kepala Kenta ke sandaran sofa. Ia sendiri lantas beranjak menuju tangga.

"Mau kemana?" tanya Taedong.

"Ke kamar, lah. Ngantuk, mau tidur," jawab Donghan sekenanya.

"Gak ada yang boleh balik ke kamar. Malem ini, semuanya tidur bareng di sini, di ruang tengah," larang Taehyun dengan tegas, membuat Donghan memutar bola matanya malas lalu berjalan kembali ke sofa.

"Tapi pegel anjir tidur di sofa, kalo pas bangun gue ga bisa noleh gara-gara leher gue kaku gimana?" keluh Donghan.

"Leher lo kaku tapi masih bisa bangun, masih bisa napas, apa badan lo terbujur kaku dan ga bernyawa? Mending mana?" tanya Taehyun yang membuat Donghan langsung diam dan memosisikan diri di sebelah Taedong yang area kosongnya lebih luas, cocok untuk badannya yang bongsor.

Setelah semua kawannya ada pada posisi masing-masing, Taehyun mulai memejamkan matanya, memaksa diri untuk terlelap.

"Eee, anu, Bang Taehyun, gue boleh balik ke atas bentar ga?" tanya Yongguk tiba-tiba. Entah kenapa perasaannya tidak enak.

"Ngapain?"

"Ngambil Rcy... Gue takut dia kenapa-napa..."

"Udah lu kandangin, 'kan?" tanya Taehyun sambil mengernyit. "Aman, lah."

[ 1 ] p s y c h o p a t h | JBJ [ ✅ ]Where stories live. Discover now