8

1.1K 215 76
                                    

"Kenta, mau kemana?"

Kenta tersentak kaget dan langsung tergagap saat sebuah tangan menepuk pundaknya. Ralat, tepatnya mencengkeram pundaknya agar ia tak lari ke mana-mana.

"G-gue mau balik..." cicit Kenta ketakutan.

"Elah, tegang banget sih lo. Santuy aja santuy, gue bukan setan kali."

Kenta bergidik ngeri saat sang empunya tangan menariknya, lalu merengkuhnya dari belakang. Ia hampir menjerit ketika pemuda itu menyandarkan dagunya di pundak Kenta.

"Lemesin aja, kalo tegang ntar daging lo jadi alot," bisiknya di telinga Kenta.

"Mmhh," pemuda itu menciumi leher Kenta, lalu menjilatnya membuat Kenta semakin ketakutan. "Ahh, fresh, udah lama gue ga makan langsung dari yang hidup."

"K-Kim...-"

"Sssh," pemuda itu membekap mulut Kenta dengan tangannya yang masih berlumuran darah Rcy. Perasaan Kenta campur aduk, antara mual, jijik, ngeri, takut, dan pasrah.

"Ayo, gue laper."

Kenta hanya bisa pasrah saat pemuda itu menyeretnya paksa menuju ke dalam ruangan tadi.

Ketika pemuda itu mengunci pintu, Kenta tahu hidupnya sudah berakhir.

[ p s y c h o p a t h ]

"RCY!"

Pagi itu, seisi kos terbangun oleh suara teriakan Yongguk dari lantai atas. Taehyun yang pertama kali berhasil mengumpulkan kesadaran langsung berlari ke lantai dua dan menemukan Yongguk yang sedang bersimpuh dan menangis di depan kandang Rcy yang rusak.

"Yongguk..."

"Rcy, bang... Rcy hilang..."

Taehyun hanya bisa turut meringis prihatin saat melihat Yongguk yang tampak sangat putus asa.

"Eh, ada darah apaan, tuh," celetuk Donghan yang entah sejak kapan ada di sana, juga Taedong dan Sanggyun.

"Darah?!" seru Yongguk terkejut, ia langsung bangkit berdiri dan berlari keluar kamar menuju ke arah bercak darah yang Donghan tunjuk.

"Rcy... Ini... Ini pasti darah Rcy," gumam Yongguk lalu kembali berlari mengikuti jejak darah itu hingga ke lantai tiga. Taehyun dan yang lainnya saling pandang, lalu turut mengejar Yongguk.

"HUAAA!"

BRUK

Yongguk yang pertama sampai di atas terkejut dan berteriak kencang hingga jatuh terduduk di lantai.

Pasalnya, begitu membuka pintu ruangan, ia disambut oleh kepala Kenta yang tergeletak di tengah ruangan, dikelilingi genangan dan cipratan darah serta tulang-tulang yang berserakan tidak karuan. Bau anyir langsung menyergap hidungnya, membuat Yongguk mual seketika.

"Yongguk!"

Yongguk menoleh ke arah tangga dan mendapati teman-temannya berlari dengan panik ke arahnya. Taedong lekas bersimpuh demi menyejajarkan tingginya dengan Yongguk.

"Guk, kenapa?"

Dengan tangan gemetar, Yongguk menunjuk ke dalam ruangan yang berisi jasad Kenta tadi. Otomatis, semuanya turut menengok dan hanya bisa dibuat terdiam.

"Ken...ta..."

Sanggyun menelan salivanya gugup. Tidak, lebih tepatnya takut. Maniknya melebar melihat kondisi mengenaskan kawannya itu. Perutnya juga turut mual melihat darah yang jauh lebih banyak daripada milik Hyunbin kemarin.

"G-gue... gue mau balik dulu," ujar Sanggyun lalu langsung berlari turun tanpa menunggu persetujuan yang lainnya.

Taehyun menghela napas, lalu menepuk pundak Taedong pelan. "Taed, lu bawa Yongguk turun, biar gue sama Donghan aja yang beresin," ujarnya yang langsung dituruti oleh Taedong.

Setelah Taedong memapah Yongguk turun, Taehyun dan Donghan langsung masuk ke dalam ruangan. Keduanya saling berpandangan sebelum Taehyun mengernyit saat melihat tumpukan kerangka dan mayat kucing yang ada di sudut ruangan, di belakang Donghan.

"Itu..." Taehyun menunjuk ragu-ragu, membuat Donghan langsung menoleh.

"Rcy sama Tolbi," ujar Donghan. "Kucingnya Yongguk."

Taehyun hampir menjerit dan menjambak rambutnya frustasi jika ia tak bisa mengontrol diri. Demi apapun, Taehyun memutuskan untuk kuliah di kota ini dan memilih kos di tempat ini bukan untuk terjebak dalam suatu kasus pembunuhan di mana dirinya juga akan jadi korban.

Lebih buruknya, ini bukan pembunuhan biasa, ini pembunuhan yang dilakukan oleh seorang psikopat gila yang kanibal, yang bahkan sanggup memakan daging kucing mentah-mentah.

"Ini tinggal tulang doang anjir," Taehyun meraih salah satu tulang yang ada di dekat kepala Kenta. "Bersih, pasti itu orang kenyang hari ini."

Donghan mengernyit. "Maksud lo? Ini kanibal gitu? Gila, ga manusiawi banget."

Taehyun mengangguk. "Lo liat sendiri kondisi mayat mereka semua tinggal tulang doang, padahal kejadiannya baru tadi malem."

Donghan tak bertanya lagi dan hanya mengangguk mengiyakan. Jawaban Taehyun masuk akal.

"Han, bisa tolong bawa Kenta ke bawah? Nanti minta tolong Sanggyun atau Taedong buat gali makam di sebelah Hyunbin," pinta Taehyun yang tengah berjongkok di dekat tembok. "Lu bisa pake itu," tunjuknya ke arah sebuah sprei usang.

"Lah, lu mau ngapain emangnya?" tanya Donghan. Ia tetap meraih sprei dan melakukan apa yang Taehyun minta. Setelahnya, ia menghampiri Taehyun, penasaran dengan apa yang dilakukan oleh penghuni tertua kos-kosan itu.

"Ntet?"

"Hah? Eh, nggak, nggak papa gue cuma mau merenung aja," Taehyun sempat terkejut karena tiba-tiba Donghan menepuk bahunya. Ia segera duduk di lantai dan berbalik memunggungi tembok, lalu mendongak menatap Donghan sambil memasang cengiran bodoh.

Donghan mengernyit, tampak tidak yakin dengan jawaban Taehyun yang aneh dan terkesan gugup. Namun, ia tidak ingin menambah masalah dengan bertanya lebih lanjut, salah-salah, Taehyun bisa marah. Jadi, Donghan hanya mengendikkan bahu lalu keluar dari ruangan itu.

Setelah memastikan Donghan sudah turun ke bawah, Taehyun segera berbalik dan kembali menghadap tembok. Maniknya memandangi noda darah yang membentuk tulisan di tembok bagian bawah.

(Kim)

"Kim...?" Taehyun membaca tulisan itu, lalu berpikir keras.

"Lah anjir, semuanya punya nama Kim kecuali gue!"

[ To Be Continued ]


Wayoloh, namanya Kim semua hahaha

Dari semua clue yang ada, apakah sudah ada yang bisa nebak siapa pembunuhnya? Hwhwhw :3

Jangan lupa vomment ya guys biar pembunuhnya cepet ketauan hehe :3 makasihh💕

[ 1 ] p s y c h o p a t h | JBJ [ ✅ ]Место, где живут истории. Откройте их для себя