“Pengaduan banget sih jadi orang, lagian kan gue kayak ini gara gara lo, tengil!” kata Via berbisik tepat ditelinga Ando dan tangannya masih membekap mulut adiknya.

“Ada apa—loh Vi, kamu ngapain bekap adik kamu kayak gitu?” ucapan mama membuat Via melepaskan tangannya kaget dengan kehadiran papa dan mamanya.

“Emmm, ini loh ma—“ baru saja Ando ingin menjawab Via sudah mendahuluinya dan menatapnya tajam.

“Via dan Ando lagi mainan Ma, Pa” kata Via dengan cengiran yang dipaksakan semanis mungkin.

Mama dan papa mereka saling pandang dan sama sama mengerutkan kening bingung dengan tingkah anak anaknya. “Benar itu, Ando?” Tanya mama memastikan karna dari tadi Ando menatap Via jengkel.

“Bbu- awwww sakit, nyet!” Via menginjak kaki Ando sebelah untuk mengkodenya.

“Ando, sudah berapa kali papa dan mama bilang sama kamu, boleh kamu ngomong kasar sama temen temenmu-” ucap papa Ando yang sedari tadi hanya diam. “-Tapi kalo sedang dirumah dan ada papa mama hindari kata kata kotor itu, gak pantas dikatakan saat sedang bersama kami,”

“I-ii-iya pa, maaf”

“Sudahlah, ngapain malem malem gini pada mainan kayak masih anak kecil aja—“

“Aku emang masih kecil maaa” ucap Ando dan Via berbarengan sampai memotong omongan mama.

Mama dan papa hanya mendengus kesal.

“Ohiya Ando, tadi kamu sudah anterin pesen mama ke mamanya Ghina?” Tanya mama.

“umm—yaa” jawab Ando lesu teringat pertengkaran kecil dengan Ghina tadi.

“Trus kata mamanya Ghina apa?”

“Gitulah” jawab Ando singkat.

“Ooooohhhhh…… itu jawabannya. Hahhahahahahhaha” Via setengah berteriak.

“Via, kamu tuh kenapa sih? Udah malem tambah gila yaa. Kecilin volume suara kamu. Anak perempuan juga”  kata papa menasehati dengan bijak khas kepala keluarga.

“Habisnya Via udah ngerti kenapa Ando tadi pas balik, muka udah ditekuk gitu. Trus tadi dia gak mau cerita sama Via” kata Via. “Mungkin dia abis berantem sama Ghina kali hahah-hahah” lanjut Via saat melihat anggota keluarganya yang masih bingung.

Sialan nih Via, umpat Ando dalam hati.

“Tuh kan ma, pa liat aja mukanya Ando udah merah. Gak tau efek marah atau malu. Hahahah hahahahhah muka lo, do. Muka lo hahahahhaha” goda Via dengan tawa kerasnya diikuti dengan kedua orang tuanya yang juga geli dengan ekspresi Ando.

---

*Ghina POV*

Kriiinnnngggg

Buru buru aku mematikan jam weker disampingku, dan mengambil handphone untuk sekedar mengecek socmed ataupun pesan yang belum sempat aku baca. Ternyata gak ada yang menarik, entah notif sms, ataupun semua socmed yang aku punya.

Aku beranjak dan melangkah menuju kamar mandi kamarku melewati sekian banyak foto fotoku bersama orang orang terdekatku. Tiba tiba saja foto bersama Ando menarik perhatianku. Aku mengambil fotoku bersama Ando saat kami sedang berada ditaman belakang rumah Ando. Difoto itu, terlihat aku dengan rambutku yang masih sebahu dan Ando dengan wajah imutnya yang aku polesi dengan ice cream yang ada ditanganku. Aku merasakan bibirku menyunggingkan senyum melihat foto tiga tahun lalu.

“Andoooo … Ando …” gumamku dengan menggelengkan kepala dua kali.

****

Setelah melewati delapan jam berkutat dengan pelajaran dan istirahat yang cukup, bel pulangpun berbunyi. Tentu aku tak akan lupa dengan janjiku untuk menemani Darren, dari tadi pagi sih aku belum sempat bertemu dengannya. Saat istirahatpun aku tidak menemuinya dikantin.

“Hai, Ghin!” tiba tiba Darren sudah ada disampingku saat aku baru saja melangkahkan kaki ke parkiran sekolah.

“Oh, hai Dar. Langsung aja nih?”

“Yaa. Udah izin sama ortu lo kalo pulang rada malem?” Tanya Daren dengan senyum menawan miliknya.

“Yaap,” jawabku singkat. Aku mengedarkan mataku ke parkiran untuk menemukan motor Darren.

“Heeei, lewat sini. Hari ini gue gak bawa motor.” ucapnya yang langsung menjawab pertanyaan dalam benakku.

Aku sudah masuk ke dalam mobil Darren. Saat aku menoleh kearah Darren, dia sedang melihatku juga. Dan badannya tiba tiba bergerak maju perlahan. Sehingga sekarang aku dan Darren sudah sangat dekat. Aku ingin menghindar tetapi pintu menghalanginya.

Aku bisa merasakan deru nafas hangat milik Darren disekitar keningku. Aku mendongakkan kepalaku dan melihat manik mata Darren yang sedang melihatku juga. Aku merasa sangat risih dengan posisi seperti ini.

Jangan jangan Darren berniat ingin menci- oh tidak, tidak akan kubiarkan jika itu memang tujuan Darren

“Ehhmmm … Dar …” akhirnya aku bisa mengatakan kalimat itu sehingga Darren sekarang sedikit menjauh dariku.

Kulihat Darren menggelengkan kepalanya sebelum berkata “Maaf Ghin, tadi gue cuma mau masangin seatbelt aja,”

“OH-emm okee, gue bisa pasang sendiri,” ucapku dengan senyum. Kulihat Darren pun ikut tersenyum kikuk.

“Sudah bisa kita mulai perjalanan ini, nyonya?” tanyanya yang disambut anggukan dan tawaku juga Darren. Bisa juga Darren mencairkan suasana secepat ini.

Baru sampai gerbang sekolah, aku melihat Ando yang ingin pulang juga. Atas izin dari Darren akupun membuka jendela mobil dan setengah berteriak, "Haaiii Andooo ... maaf yaa gak balik bareng,"

Kulihat Ando mencari asal suaraku ini mungkin. Aku tertawa dalam hati melihatnya ling lung seperti itu. dan akhirnya Ando mendapatkan Aku yang sedang berada didalam mobil. Ia hanya mengangguk menjawabnya dan langsung keluar dengan motornya melewati gerbang sekolah.

Aku mendecak sebal, "Apaan sih Ando, gue nyapa bukannya disambut baik malah main nyelonong doang. Cuma ngangguk tapi keliatan gak ikhlas" gumamku sebal dengan Ando itu.

"Sudahlah, mungkin dia lagi buru buru jadinya cuma jawab gitu" ucap seseorang disampingku, Darren. Yaampun, bahkan aku melupakan Darren sekarang dan ternyata ia mendengar kalimat yang kuucapkan tadi. Padahal suaraku tadi kecil banget.

Aku mengangguk dan tersenyum kecil pada Darren sebagai jawaban.

"Udah jangan dipikirin terus, Ando lagi banyak masalah kali" ujar Darren. Bagaimana-- "Dahi lo terus berkerut kalo lagi mikir. Jadi gue tau pasti lo masih mikirin Ando," lanjutnya lagi sambil mengelus elus puncak kepalaku. Aku tersenyum tipis menjawabnya dan terus memikirkan perubahan sikap Ando akhir akhir ini.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 06, 2014 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bestfriend? [ON HOLD]Where stories live. Discover now