empat

78 4 2
                                    

Haiii update lagi nih hehehehe... vomment-nya yaa guyysss. kritik dan saran diterima, silahkan tulis dicomment ataupun messege:)). well, new cover by ddy_rvrs my luph HAHA.

here we go part 4!!!

---

Sesampainya di rumah, Ando langsung masuk ke dalam kamar tanpa memerdulikan wajah kedua orangtuanya dan kakak perempuan,-silvya- menatapnya dengan bingung. Karena saat Ando masuk mereka melihat raut wajah Ando yang sudah di tekuk dan bibirnya yang berkomat kamit bergumam tak jelas.

“Anakmu kenapa tuh, Pa?” Tanya mama Ando dengan bingung pada papa Ando.

“Lah, kok malah tanya papa,” jawab papa Ando dengan dahi mengkerut.

“Biar via yang tanya langsung sama Ando Ma, Pa” ucap Silvya yang kerap dipanggil via dalam keluarganya. Via dengan cepat beranjak dari duduknya.

Setelah sampai di depan kamar Ando, tak lupa Via mengetuk pintunya untuk memastikan Ando sedang menerima kedatangannya.

Tok … tok …

“Ando, ini gue!”

“Masuk,” ucap seorang dari balik pintu yang cukup besar, Ando

Setelah memasuki kamar Ando, tanpa basa basi Via langsung bertanya “Ada masalah apa lagi?  Pas balik tuh muka udah berlipet lipet,”

“Heh, jawab kek malah nyengir aja,” paksa  Via yang melihat Ando hanya cengengesan daritadi.

“Gue gak papa. Kata kata lo tadi lucu aja di telinga gue.” Masih dengan cengirannya

 “Gak usah sok ngalihin pembicaraan deh”

“Loh ngalihin gimana? Emang lucu kok. Lagian ngapain sih lo kepo banget!”

“Eh pantat panci, masih beruntung gue perhatiin sama lo, ye!” ucap Via dengan bahasa betawi-nya.

“Yaudah sini duduk. Dateng, dateng malah kayak gini. Gak sopan” Via hanya mendecak sebal dan berjalan kearah Ando. “Eh, tunggu dulu. Lo belom tutup pintu kamar” ucap Ando lagi pada kakaknya. Via,-kakak Ando- menatap Ando dengan tajam dan membunuh membuat Ando bergidik ngeri dan sedikit terkekeh melihat kelakuan kakaknya.

 “Gak usah banyak cing cong sekarang! Ceritain lo kenapa,” kata Via yang sudah duduk di kursi meja belajar Ando yang langsung berhadapan dengan adiknya.

“Yaelah, umur lo berapa sih? Masih aja khawatirin gue,” balas Ando dengan menggeleng gelengkan kepalanya.

“Itu gak penting. Sekarang, jawab pertanyaan gue do,” via makin mempertajamkan matanya memaksa Ando untuk bercerita padanya.

“Dasar kakak overprotective, di bilang gue gak papa masih aja ngeyel,” Ando berdiri dan mengelus elus puncak kepala kakak kesayangannya. Karna cuma via saudaranya yang selalu mengerti bagaimanapun keadaannya, setelah Via barulah Ghina dan kedua orangtuanya.

“Lo udah gak percaya lagi sama gue do?” Tanya via dengan muka pura pura sedih dan memelas. Ando hanya menggelengkan kepalanya dan menutup mulut menahan tawanya karna melihat  wajah kakaknya yang sangat melas.

Melihat Ando yang menahan tawanya, Via kembali mengubah raut wajahnya menjadi marah. Mukanya memerah menahan amarah yang ingin meluap karna Ando. Melihat itu, Ando keluar dari kamarnya dan berniat mengadu pada orang tuanya. Bodo amat dikira kayak anak kecil yang penting bisa lepas dari harimau betina, batin Ando.

“huuuuwaaaaaaaa maaammm paaaappp to … long … a-mmmmfpphhh” teriakan Ando yang sudah memenuhi satu rumahnya terhenti karna Via dengan cepat sudah ada dibelakangnya dan menutup mulutnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 06, 2014 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bestfriend? [ON HOLD]Where stories live. Discover now