tiga

69 6 4
                                    

*Ghina POV*

Masa orientasi telah usai dan sekarang murid murid sudah resmi menjadi siswa SMA. Hari terakhir orientasi berakhir saat ketokan palu kepala sekolah yang menandakan resminya aku dan teman teman seangkatanku menjadi murid disekolah.

Hari ini kebetulan pulang sekolah lebih cepat dari biasanya. Menurut info yang aku dengar dari teman teman yang lain, guru guru sedang menghadiri suatu acara dan mereka tidak bisa mengajar jadilah murid murid disekolah dipulangkan.

Dan dalam waktu senggang itu, aku dan Ando memutuskan untuk jalan jalan. Pertama ke mall terdekat. Sebenernya kami, aku-Ando jarang  banget ke mall berdua. Kami lebih sering quality time di taman, perpustakaan umum, atau tempat wisata yang lain ada di Jakarta.

 Dan saat aku dan Ando sedang makan disuatu café didekat mall tersebut, tiba tiba Darren datang. Aku pun menyambutnya dengan hangat dan mempersilahkan ia untuk duduk bersama. Tapi berbeda dengan Ando, dia hanya diam tak berbicara apapun sejak kedatangan Darren. Raut wajahnya pun berubah. Berubah sangat drastis. Aku bingung apa yang terjadi dengan mereka berdua.

Tapi sejak masuk SMA ini, aku merasa ada yang aneh sama Ando. Dia lebih possesif? Entahlah biasanya dia biasa aja kalau aku deket sama temen cowo yang lain. Tapi kenapa sejak Darren kenalan sama aku, dia jadi berubah gitu. Darren itu cowok yang nabrak aku waktu pertama kali aku masuk SMA. Aku kira dia nyebelin. Tapi pas aku mulai deket dengan Darren, ternyata dia baik dan lucu.

Aku merebahkan tubuhku pada ranjangku. Aku merasa sangat lelah melakukan aktifitas hari ini. Masih jam delapan malam tapi mataku sudah mengantuk. Aku mematikan lampu utama di kamarku dan menggantinya dengan lampu tidur.

Baru saja aku ingin memejamkan mataku, benda kecil berwarna hitam dan sangat berguna bagiku bergetar. Aku mendengus kesal dan mengambil benda itu.

Freaking friend, Ando

Woi, keluar sini gue ada diruang tamu sama mak bapak lo

Me

Males, gue ngantuk. Ngapain lo kesini?  Masih kangen yaa. Tadi siang emang gak puas jalan sama gue?

Sent.

Freaking friend, Ando

Jangan ge-er yang ada elo yang pasti sangat amat membutuhkan gue. Nanti gue ke kamar lo, sayang

Aku membacanya pesan baru dari Ando. Aku ingin muntah melihat ia menuliskan ‘sayang’ pada kata terakhir di pesannya. Jijik.

Aku tidak menggubris pesan dari Ando itu dan mulai memejamkan mataku, lagi. Dan lagi lagi benda itu bergetar dan mengganggu tidurku. Aku tetap memejamkan mata dan tidak menyentuh benda itu. Tetapi benda itu terus bergetar dan membuatku resah. Akhirnya dengan tidak rela aku mengambil handphone ku dan membaca pesan yang ternyata dari Ando.

Freaking friend, Ando

-Woi kenapa gak dibales

-Woooiiiiiiiiii Ghinaku tersayang… Ghinaku tercinta… tanpamu apajadinya aku

-Wkwkwkwk bales woi bales

-gue otw keatas. Rumah lo terlalu gede

Me

-bawel

Sent

Jujur aku sempat tersenyum geli melihat pesan yang dikirim Ando itu. Entah kenapa hatiku merasa senang. Tapi aku yakin ini hanya perasaan senang biasa.

Tiba tiba aku mendengar suara pintu kamarku dibuka. Aku tau itu pasti Ando. Siapa lagi, orang rumah selalu mengetok pintu sebelum membukanya. Jadi aku sudah hafal. Dan handphone-ku bergetar lagi.

Bestfriend? [ON HOLD]Where stories live. Discover now