"Hahh..." Jimin menghela napas, lalu menatap Jungkook, "tolong, nyalakan kameranya. Kita akan mulai merekam dari sini,"

Jungkook mengangguk, ia segera menyalakan kameranya dan mengarahkannya pada Jimin.

"Tae, kau naik duluan, jangan terburu-buru,"

"Okay!"

Jungkook berjalan paling belakang, merekam punggung kedua. Sesekali Jimin menoleh seraya menjelaskan sekitarnya—mirip seperti vlog, sengaja untuk dokumentasinya. Ia menjelaskannya dengan wajah biasa saja, malah terkesan dingin. Jungkook tak menyadarinya, ia tak tau bagaimana Jimin yang biasanya, jadi tak mempermasalahkan apapun.

Mereka masih berjalan, kira-kira sudah menghabiskan waktu 20 menit. Sementara awan kelabu mendadak menggantungi langit biru, membuat mentari pagi yang seharusnya menyinari, berubah jadi mendung yang tak diharapkan.

"Sepertinya akan turun hujan, kita harus cepat, setidaknya sampai di perkemahannya," intruksi Jungkook.

Ketiganya jadi mempercepat jalan, meskipun lelah kian merambati sepanjang otot kaki. Jimin menggeram sesekali, ia jengkel, kakinya berdenyut tidak nyaman, belum lagi ia tak tahu seberapa jauhnya lagi harus menaiki tangga-tangga ini. Ia merutuki ide bodoh Taehyung, wisata pegunungan benar-benar pilihan buruk untuk seorang yang kurang menyukai hiking.

Duk!

Jimin tersandung satu anak tangga, kemudian jatuh berdebam agak keras. Jungkook yang dibelakangnya buru-buru membantunya berdiri, tapi Jimin seolah enggan, ia malah duduk bersikukuh.

"Hyeong, langitnya sudah mendung, tidak ada waktu untuk istirahat,"

Taehyung turun lagi guna mendatangi sepupunya yang terjatuh.

"Kenapa, Jimin?"

Jimin menatap kesal pada Taehyung, rautnya seperti Jihyun yang merengut jengkel. Ia mendorong kecil kaki Taehyung agar menjauh darinya.

"Aku lelah, Tae! Aku ini bukan jiwa pendaki!"

"Hei, ayolah, mungkin tinggal sedikit lagi," Taehyung mencoba membujuk.

"Memangnya kau tau seberapa jauhnya hah? Jungkook-ah, aku tanya padamu, seberapa jauh lagi?"

"Emm... sekitar 500 meter lagi," jawab Jungkook, sedikit merasa bersalah pada Taehyung karena ia mengatakan fakta yang jauh berbeda pada dugaannya tadi.

"Tidak! Aku tidak mau meneruskan! Aku mau istirahat," Jimin berdiri dan keluar jalur pendakian, menginjaki rumput kering yang bercampur guguran daun. Ia kemudian duduk bersandar pada salah satu pohon disana, meletakkan ranselnya di depan lalu membuka zippernya. Ia mengeluarkan air mineral, meneguknya rakus.

Taehyung mengalah, pada akhirnya menyusul Jimin, diikuti Jungkook. Langit semakin mendung, walau Jungkook enggan sekali hujan-hujanan, tapi mau bagaimana lagi, orang yang mengajaknya kini malah merajuk karena lelah. Ia tak menyangka, Jimin rupanya tipe yang tidak suka diajak hiking, padahal dilihat dari postur tubuhnya, ia lebih atletis dibanding Taehyung yang cenderung kurus.

"Jimin-ah, maaf ya,"

"..."

"Jimin-ah~"

Jungkook menatap ke Taehyung yang kini tampak sekali memohon. Ia yang belum mematikan kameranya, diam-diam menyorotnya kesana. Jimin jelas terlihat kekesalannya, dari jawabannya yang pendek dan ketus, meski beberapa kali Taehyung membujuknya untuk meneruskan perjalanan lagi. Sedangkan suasana mulai ramai pengunjung, kebanyakan naik keatas ketimbang yang turun, dan mereka menatap aneh pada ketiganya, Jungkook sadar itu, dan ia hanya bisa menghela napas.

SO FAR AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang