3

36.2K 1.3K 4
                                    


Pasca operasi patah tulang Gita, Gio disibukkan dengan berbagai pekerjaan kantor yang terbengkalai kemarin,  sedangkan untuk urusan pernikahan akan di tangani Mayang sepenuhnya sesuai dengan perjanjian kemarin, padahal Gio juga ingin ikut mempersiapkan pernikahan nya. Toh itu juga pernikahan nya namun apa daya Mayang menolak itu namun untuk beberapa urusan saja yang Gio boleh ikut campur dan pernikahan nya yang mungkin akan dilakukan dua minggu kedepan.

Setelah Gio dari ruangan dokter spesialis bedah tulang (ortopedi) yaitu dr. Soetomo dokter yang mengurusi adiknya itu untuk menanyakan keadaan Gita ,ia melangkah kan kakinya menuju ruangan Mamanya Mayang yang kebetulan di rawat di rumah sakit yang sama untuk memperkenalkan diri sebagai pacar Mayang sebagai langkah awal rencana mereka.

"Nanti kamu nyantai aja ya Gi"

"Iya may" tapi entah dari mana akting tersebut muncul, Gio menggandeng lengan Mayang mesra seakan sepertinya pasangan kekasih yang sedang di mabuk asmara.

"Ma " ucap Mayang setelah memasuki ruangan mamanya itu

"Mayang "jawab Mamanya dengan binar bahagia saat melihat Mayang di temani dengan seorang laki-laki di sampingnya.

"Ehhm kenalin ini Gio ma, pacar Mayang " ucap Mayang dengan agak sedikit kaku karena ini pertama kalinya ia berbohong pada Mamanya.

Gio menjabat tangan Mama nya Mayang,

"Gio tan"

"Marsha, panggil aja Mama Gi" ucap Mama Mayang dengan jahil sembari melirik Mayang

Mayang hanya bisa tersenyum melihat mama nya bisa kembali ceria seperti itu lagi

Setelah itu Marsha mengajak ngobrol Gio tentang segala kehidupan Mayang, yang selalu di tanggapi Mayang dengan muka cemberut dan kesal yang kentara karena mamanya bercerita tentang kenakalan masa kecil maupun kenakalan nya pada masa remaja.

"Oh iya Gi Mayang dulu juga waktu SMP pernah bikin ulah loh, masa dia suka ngintipin anak laki-laki ganti baju" ucap Marsha dengan ketawa Khas nya

"Sampai ada anak laki-laki yang teriak teriak dan melaporkan Mayang ke guru nya "

"Hahahaha masa sih ma, iseng banget sih may" ucap Gio sembari Menatap Mayang, sedangkan Mayang mukanya memerah

"Itu kan dulu Ma, udah lah Ma" timpal Mayang yang akhirnya memilih duduk di sofa dekat situ, dengan muka masih memerah well kenangan itu sangat memalukan untuk di ingat kembali

Setelah cukup lama mengobrol akhirnya Gio pamit untuk pulang, karena masih ada banyak kerjaan yang harus ia kerjakan di kantor nya.

"Udah mau pulang ya Gi, Mama masih mau cerita cerita nih"

"Iya Ma masih ada kerjaan kantor yang harus Gio kerjakan "

Mama nya Mayang agak kecewa

"Tenang aja ma aku nanti juga akan sering sering kesini kok nemenin Mama" tambah Gio lagi yang langsung mendapatti wajah Marsha yang tersenyum

"Mama apa apaan sih seharusnya kan yang bilang gitu Mayang, Gio kan pacar Mayang Ma"

"Hahahaha Mayang Mayang masa kamu cemburu sama Mama sih" jawab Mama nya dengan tertawa sesaat melihat muka jengkel anaknya

"Apaan sih ma Mayang gak cemburu, udahlah ayo Gi aku anterin " putus Mayang akhirnya, dengan muka agak bersemu karena ucapan mamanya

"Pamit dulu Ma" ucap Gio lagi

Sesaat setelah di luar mereka terdiam, rasanya Gio agak merasa bersalah dengan Marsha mama nya Mayang karena dibohongi seperti ini, sungguh mama nya Mayang sangat baik jadi Gio agak tidak tega.

"Gak usah ngikutin permintaan Mama kalau kamu lagi sibuk,kamu pasti banyak kerjaan juga "

"Nggak papa kok nanti malam sekalian mampir, lagian juga Gita adikku kan juga masih di rawat disini " timpal Gio lagi

Mayang hanya menarik nafas pelan, ia tahu kalau Gio pasti benar-benar kelelahan dia harus lembur dan juga menjaga adik nya yang sedang sakit , karena setahu Mayang dari hasil penyelidikan kemarin Gio hanya tinggal dengan adiknya yang sedang sakit itu karena adiknya yang satu masih kuliah di luar kota. Seperti dirinya sekarang, yang hanya mempunyai Mama walaupun Mayang mempunyai tante juga kakak dari Mamanya tapi mereka bukan keluarga yang akrab sejak kejadian itu.

"Ya udah hati-hati "

Gio membalas dengan senyuman khas nya dan berlalu pergi.

Mayang memasuki ruangan Mama nya entah lah malah dengan senyuman mengembang?

"Kamu pinter banget cari cowok May, Gio anaknya baik banget ya ganteng lagi "

"Mau nikah kapan nih? " berondong Mama nya

"Ma" ucap Mayang pelan

"Kenapa nggak dari dulu kamu ngenalin Gio ke Mama May, dia anaknya baik loh "

Mayang tak bisa menyangkal memang Gio adalah sosok laki-laki yang tampan rupawan dan mempunyai pribadi yang menyenangkan tidak seperti Mayang yang lebih tertutup kepada orang.

"Dua minggu ke depan mungkin kami menikah Ma, doain aja Ma semoga lancar "

"Amin Mama doain semoga lancar, maaf Mama nggak bisa bantu ngurusi pernikahan kamu may"

"Nggak papa kok Ma, tenang aja Mama cukup sehat aja aku udah seneng kok"

"Ehm bagaimana dengan wali nikah kamu May? "

"Aku akan meminta Paman Anton untuk jadi wali nikah aku Ma"

"May tapi papa kamu kan masih hidup " ucap Marsha pelan

"Kata siapa Ma? Dimana dia?? Memang dia masih hidup?? Masih peduli sama kita Ma? Nggak kan Ma"

"May bagaimana pun dia itu Papa kamu "

"Papa?? cih, udahlah Ma aku mau keluar dulu "

Air mata Mayang menetes dia tidak akan menemui papa nya itu karena baginya papa nya udah lama mati. Inilah yang Mayang tidak suka dari menikah, dia membutuhkan seorang wali. Wali yang sampai sekarang masih sangat dibencinya.

*****
Mayang menatap perempuan itu dengan kasihan, dengan kaki nya yang diperban seperti itu. Ya dia sekarang berada di ruangan Gita adiknya Gio entah kenapa dia malah mampir keruang inap Gita setelah dari kantin tadi dan sekarang menatap Gita yang sedang terbaring itu. Saat hendak melangkah keluar Mayang mendengar Gita berbicara.

"Siapa kamu? " tanya Gita pelan

"Hai aku Mayang teman Gio, tadi sekalian mampir habis dari kantin "

Gita mengangguk paham

"Mbak nya juga lagi di rumah sakit? Siapa yang sakit Mbak? " walau kondisi tubuhnya lemah nan pucat namun Mayang tahu bahwa Gita adalah sosok remaja yang ceria sebelum kecelakaan ini.

"Mama Mbak Git"

"Oh gitu semoga cepet sembuh Mbak , Mbak boleh minta tolong ambilin aku minum? " ucapnya agak sungkan

"Oh oke ini. jangan sungkan Git, sebelumnya aku mau minta maaf sudah nyelonong masuk ke ruangan kamu "

"Nggak papa Mbak, Mbak kan juga teman nya kak Gio"

"Kamu cepet sembuh ya Git, ini aku tadi beli sedikit buah aku kupasin ya"

Gita mengangguk, karena sebenarnya dia terbangun karena lapar.

"Kamu kelas berapa Git? "

"Masih kelas 1 SMA mbak "

Dan mereka mengobrol hal-hal tentang Gio dan keluarga nya, sekarang Mayang benar-benar yakin Gio adalah laki-laki yang tepat untuk di ajak berkompromi untuk ide gila nya.


Tbc

Romantic Madness Where stories live. Discover now