"Ah, hyeong  juga begitu. Wajahmu tadi benar-benar seperti pecandu obat. Tapi, kau tidak perlu kedinginan sepertiku, kan,"

"Setidaknya kau tidak merasakan betapa pahitnya vitamin-vitamin yang kumasukkan sekaligus dalam mulutku. Rasanya, aku tidak mau meminum vitamin dalam beberapa hari ini,"

Mereka berdua tertawa. Hoseok menemani selagi Jimin berganti baju hangat.

"Bagaimana jika kita ke lokasi syuting Jungkook dan Taehyung?" ajak Jimin setelahnya, yang disetujui saja oleh Hoseok. Toh, syuting mereka sudah selesai.



Sesampainya disana, mereka menemui Jungkook yang tampak menganggur. Ia hanya duduk dan memainkan handphonenya.

"Oi, Jungkook-ah,"

"Oh, Hoseok hyeong, Jimin hyeong, sudah selesai?"

Hoseok duduk di sebelah Jungkook, sedangkan Jimin berdiri di hadapannya, memainkan anak rambut Jungkook yang kusut, sengaja untuk mendukung perannya.

"Bagaimana denganmu?" tanya Hoseok.

"Aku akan pergi ke lokasi syuting berikutnya. Ah, sepertinya aku akan pulang malam."

"Kau tidak menyelesaikannya disini?" kali ini Jimin bersuara, masih setia memainkan puncak kepala Jungkook.

"Tidak. Masih ada lagi scene. Dengar-dengar, ada adegan aku dipukuli oleh dua orang asing,"

"Wah, bagaimana kau melakukannya? Apa kau pernah dipukuli temanmu di sekolah?"

Jungkook terdiam saat mendengar pertanyaan Jimin. Ingatannya kembali pada masa SMA-nya, dimana ia adalah anak yang sering kena bully. Kakak kelasnya sering meminta uangnya, kadang teman sekelasnya, meminta ia untuk mengerjakan tugasnya. Oh, jangan ditanya bagaimana ia saat berakting dipukuli, Jungkook sering menerima itu, dulu.

"Jungkook! Kita harus berangkat!"

Jungkook segera berdiri. Tanpa menjawab pertanyaan Jimin, ia berpamitan.

"Aku pergi dulu, hyeong! Sampai bertemu di dorm nanti malam,"

Jimin dan Hoseok menatap punggung sang maknae yang perlahan menjauh. Saling bertatapan untuk beberapa sekon, sebelum pada akhirnya Hoseok dipanggil.

Oh, rupanya syutingnya belum selesai sampai disitu. Ia lupa bahwa masih ada satu adegan lagi.

"Aku pergi dulu. Kau lebih baik menonton Taehyung berakting, ia dapat adegan sadis,"

"Benarkah? Dari mana hyeong tau?"

"Aku membaca skript-nya sekilas, ia membunuh ayahnya disitu,"

"Wah! Daebak! Baik, aku pergi ke sana sekarang. Hyeong juga, hati-hati. Sampai bertemu di dorm!" Jimin langsung berlari, meninggalkan Hoseok yang juga harus bergegas ke lokasi syuting berikutnya.

Jimin membungkuk pada beberapa staff yang ditemuinya. Ia masuk ke salah satu kamar apartement yang lusuh, mengibaskan tangannya beberapa kali, bau alkohol begitu menusuk indera penciumannya. Oh, bagaimana Taehyung bisa tahan dengan bau seperti ini.

"Taehyung-ah," panggilnya. Sahabatnya itu tengah memegang botol soju--yang terbuat dari mika, seperti sedang mempraktikkan sesuatu. "Sedang apa?"

"Oh, aku ada adegan yang... yah... cukup sulit,"

"Apa?"

"Memukul ayahku, dengan botol ini,"

FATAMORGANAWhere stories live. Discover now