15 | past

14.3K 3.8K 364
                                    

rasanya renjun pengen maki-maki jeno sekarang. bodoh banget. renjun nyesel senyesel-nyeselnya udah bawa jeno ke dalam misinya, bukannya membantu, malah bikin sulit.

kalo jeno ilang di masa lalu gimana?! kalo jeno mati diseruduk babi hutan gimana?!

tiba-tiba renjun jadi inget peringatan sanha tadi sore. tapi ah, bodo amat deh. emang sanha dukun?

"chenle bolot banget sih malah ngajak tubir si piggy." omel somi sambil mijit kepalanya.

setelah jeno dan chenle ilang dikejar babi, renjun serta daehwi langsung nyamperin yang lain lalu ngasih tau apa yang terjadi. dan bisa ditebak, semua orang panik gak ketulungan. apalagi renjun sama hina.

"udah udah, tenang dulu." wijen menenangkan. "jalan di gunung itu gak begitu rumit kok. kita mencar aja untuk nyari mereka, gimana?"

"terus komunikasinya gimana, jen?" tanya rhujin. menurut renjun, diantara semua peserta yang ikut, cuma rhujin doang yang bener. maksudnya yang otaknya jalan.

dia kira dibalik tampang elegan somi, sikap cewek itu bakal kayak princess disney. gataunya berbanding terbalik. kayaknya itu efek samping deket-deket sama lee haechan.

wijen menjentikkan jarinya. gadis itu membuka resleting tas dan mengeluarkan tiga buah peluit.

"pake ini." katanya. "kita bagi 3 tim. kalo ada salah satu yang udah nemuin chenle sama jeno, tiup peluitnya kenceng-kenceng dan ketemuan lagi di tempat ini. gimana?"

"boljug boljung." daehwi mengangguk setuju.

"kak nakamura hina dan daewhi satu tim ya t—" ucapan wijen terpotong.

"gak bisa gak bisa." tolak renjun. cowok itu lalu narik hina yang awalnya berdiri di samping daehwi untuk mendekat. "gue harus setim sama hina."

hina mengernyit heran. "lah? tumben banget lo." bisik gadis jepang itu.

renjun berdecak sebal. bukannya hina bilang makasih atau apa kek, malah ngeraguin ucapan renjun. kan renjun jadi bete.

"gueharusmastiinloaman, na." jawab renjun dengan kecepatan kilat.

"hah apa?"

"budeg sih lo." ceplos renjun.

wijen, somi, rhujin, dan daehwi cuma bisa melongo ngedengerin ocehan renjun dan hina. mereka semua diem, fokus kayak lagi nonton ftv di in*osiar, sampai somi nyeletuk ke rhujin—

"ih lucu deh! tar gue cerita ah ke kak echan."

—yang membuat renjun dan hina langsung noleh dan seketika diam.

"yaudah yaudah. somi ganti jadi kak nakamura hina, ya." ucap wijen.

"yaelah jen, gak ribet manggil pake nama lengkap?" tanya hina.

"gak enak soalnya kalo manggil kak hina, kesannya gimana gitu." sahut wijen seraya nyengir kuda.

selanjutnya, mereka berjalan beriringan menunu tkp. tim somi-daehwi yang misah pertama saat mereka menemukan dua jalan yang berbeda. kemudian, renjun-hina dan wijen-rhujin pun berpisah. renjun serta hina memilih jalan lurus, sementara wijen dan rhujin belok kanan.

di sepanjang jalan, renjun dan hina diem-dieman. suatu hal yang aneh karena biasanya hina gak bisa diem.

"kok diem?" celetuk renjun.

"capek ngomong." balas hina singkat.

"gak ada gosip?" pancing renjun.

mendengar kata gosip, hina langsung berhenti. cewek itu nyengir, lalu berjalan sejajar dengan renjun.

"tau gak sih jun, tadi wijen sempet bilang kalo dia pengen nemuin mayat woojin." hina menjelaskan.

kayaknya kata gossip sangat amat berpengaruh untuk hina.

"bagus dong, berarti kita satu tujuan sama wijen."

"nah iya betul. terus dia juga bilang kalo woojin meninggalnya gara-gara dikejar sama si piggy. gue takut jeno kenapa-napa, jun."

renjun menghela nafas. daritadi, dia juga takut kalau jeno dalam kondisi gak baik-baik aja.

"AAAAAAA!!!!!!!!"

sebuah teriakan mendadak terdengar sampai tempat renjun dan hina berdiri. mereka berdua saling tatap, seolah bertanya itu suara siapa dan apa yang terjadi.

"asal suaranya dari mana?" tanya renjun.

"gue gak yakin." balas hina.


:::



suara siapakah itu?

perché : [3] time traveller✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang