Return : 7

6.3K 712 78
                                    

Felix menatap linglung kearah luar jendela. Langit malam yang berkabut seakan akan menemani Felix melamunkan sesuatu, entahlah apa yang ada dipikiran lelaki itu, atau bahkan tak ada satupun yang berputar dipikirannya.

Tv yang ada di sampingnya dibiarkan menyala tanpa ada yang menonton. Suara yang keluar pun mungkin tak terdengar olehnya. Rebusan air yang sudah sedari tadi mendidih pun tak juga diangkat, segelas mi instan dianggurkan di sampingnya. Benar benar mengabaikan, melamun yang terlalu dalam.
Bahkan sampai Jisung yang sedari tadi memencet bel pun tidak di hiraukannya, kasian entah sudah berapa lama Jisung menunggu dibalik pintu.

"Ya Lee Felix! Apa kau mati di dalam hah?!"

Suara teriakan Jisung seketika menyadarkan lamunan Felix. "Eh, setan?"

"tunggu, AH AIR!!!"

Bukannya membukakan Jisung pintu terlebih dahulu, Felix malah mematikan air yang sekarang tak ada lagi, alias habis menguap di udara.

"Sialan, aku lupa. Wah, benar benar aku." monolognya sambil menyenderkan dirinya di kulkas, tangannya ia pakai untuk memukul kepalanya pelan, siapa tahu kesadarannya kembali lagi.

"FELIX!!! Pintunya bukain dong! Kamu gak kasian sama aku, aku udah 30 menit berdiri disini, mana password apartement gak pernah kasih tahu lagi!" ocehan Jisung sukses membuat Felix kembali tersadar-

"LAH KAMU DISITU SUNG?!"

"MENURUTMU?! KAU PIKIR AKU SETAN?!"


Jisung berdecak kesal kearah Felix yang malah tersenyum polos dihadapannya. Asal tahu saja, Felix tak akan berhenti tersenyum sampai Jisung memaafkannya. Tapi, Jisung benar benar kesal, dia tak habis pikir harus menunggu selama itu hanya untuk orang yang melamun seperti dia, mana Jisung kedinginan pula.

"Sung, kau masih marah?"

"Menurutmu? Pikir saja sendiri."

Tidak ada lagi percakapan selain kalimat singkat tadi. Jisung yang sudah hampir duapuluh menit mendiami Felix dan Felix yang sudang lelah tersenyum pun akhirnya memilih untuk diam dan kembali menyeduh mie nya yang sedari tadi di lupakan, semoga saja kali ini tidak.

Jisung pun beralih untuk menjelajahi ruangan demi ruangan. Kebiasaan Jisung adalah seperti itu, walau dia sudah cukup sering mendatangi apartemen Felix, tapi tetap saja dia masih kepo dengan apapun. Mulai dari gantungan kunci, tempelan kulkas, kamar, action figur , ataupun album.

Karena menurut Jisung hal itu adalah hal hal yang luar biasa, ya walaupun dia anak orang kaya tapi kan dia bukan orang yang sering memamerkan atau menghabiskan uangnya percuma, jadi dia masih terpukau dengan tempelan kulkas Felix yang sebenarnya KW itu.

"Sung, kau mau mie tidak?!"

"Ya, bikinkan saja!"

Jisung lanjut memasuki kamar Felix, tiduran di kasurnya dan mengambil beberapa buku serta album foto untuk dia lihat. Ia membuka buku buku cerita itu dengan mata membola, tidak ada yang dia baca, haya sekedar melihat saja, Jisung itu bukan orang yang gemar membaca. Namun, di sebuah buku tak berjudul-

Kau dimana? Kenapa kau menghilang? Aku mencarimu kemana mana, tapi kau tak ada. Apa kau melupakanku? Apa kau kembali ke Australi? Apa kau benci padaku? Yah, padahal aku hanya tidak memberimu es krim karena uang ku habis. Apa kau marah dan pergi karena hal itu?

Sepucuk surat yang ditemukan Jisung, ah lebih tepatnya selembar post it berwarna putih yang kini telah menguning. Jisung penasaran, siapa yang mengirimkan ini pada Felix? Apa dia sudah punya kekasih? Tapi mana mungkin, Felix bahkan rasanya belum pubertas. Dan lagi, sudah pasti ini bukan kertas yang baru dikirim beberapa hari atau setahun.

▶Return◀[ChangLix]🔞Where stories live. Discover now