16. FALLING 3/3 (JHOPE-MIJOO)

Start from the beginning
                                    

"Tapi Hoseok..."

"Ssst, ini bukan salahmu, Joo. Ayo pulang. Kau belum makan sejak pagi, 'kan?" kata Mark sambil membantuku berdiri dan merangkulku.

Aku menangis. Aku menangis dengan keras.

"Ini salahku, Ma-"

"Ssst...sudah...sudah," katanya sambil memelukku.

Aku menangis keras.

"Mark, Hoseok... Dia-"

"Dia akan baik-baik saja, Joo. Percaya padaku," katanya sambil mengusap punggungku. Aku mengangguk dan mengikuti tuntunan Mark.

...

Esoknya aku segera berangkat lagi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Hoseok. Aku sudah menyiapkan mentalku semalaman untuk meminta maaf pada Hoseok. Dan buruknya, sampai di depan ruang Hoseok, air mataku sudah terlebih dahulu menetes. Aku buru-buru mengelap air mataku.

"Kau teman Hoseok?" tanya ayah Hoseok yang tiba-tiba berdiri di sebelahku.

"I-iya, paman," kataku sambil membungkuk sedikit padanya.

"Apa kau yang kemarin mengantar Hoseok ke rumah sakit?" tanyanya.

"Iya, paman, saya yang mengantarnya. Paman, sebenarnya ini sem-"

"Terima kasih sudah menyelamatkan Hoseok."

Apa? Menyelamatkan? Paman, saya inilah penyebab Hoseok kecelakaan...

Aku mendengar ayah Hoseok membuang napasnya dengan berat.

"Hoseok itu anak yang sangat menyayangiku. Dia sangat melindungiku, bahkan merelakan pelajaran di sekolahnya terbengkalai demi menemaniku berobat di Belanda. Tapi aku sendiri malah tidak bisa melindunginya dengan baik. Untung saja ada dirimu, kalau tidak...aku akan selamanya kehilangan permata hatiku," katanya.

Ya Tuhan...aku harus apa? Bisa-bisanya aku menyebabkan anak paman sebaik ini kecelakaan.

"Karena aku tahu aku akan semakin tua, aku sudah mempersiapkan banyak hal untuknya, untuk masa depannya. Salah satunya Seo Jisoo. Kau sekelas dengan Hoseok dan Jisoo, 'kan?" tanya ayah Hoseok.

"Iya, paman," jawabku.

Oh, ternyata begitu. Aku sekarang tahu kenapa mereka terlihat dekat dan bahagia. Jisoo adalah istri masa depan Hoseok. Oh, baiklah. Hentikan. Jangan menangis didepan ayah Hoseok. Joo! Hentikan air matamu!

"Paman, saya undur diri dulu. Ini, saya titip buah-buahan untuk Hoseok. Dan...bunga anggrek ini. Kelihatannya Hoseok suka bunga anggrek, jadi saya bawakan bunga ini. Ini saya tidak beli, paman, ini langsung dari kebun ibu saya," kataku sambil memberikan buah dan bunga ke ayah Hoseok.

Kulihat ayah Hoseok diam seketika sambil menerima buah dan bunga dariku.

"Benarkah dia menyukai bunga ini? Siapa namamu, Nona manis?" tanyanya.

"Oh, Hoseok pernah main ke rumah saya dan melihat kebun bunga ibu saya. Saya Lee Mijoo, paman," jawabku. Ayah Hoseok mengangguk-angguk.

"Kau terlihat dekat dengan Hoseok. Kau juga perhatian dan baik sekali padanya, sampai-sampai memberikan bunga yang sulit ditanam untuk diberikan pada Hoseok."

"Tidak apa-apa, paman. Umm...saya pamit dulu. Terima kasih," kataku sambil membungkukkan tubuhku.

"Oh, seharusnya aku yang terima kasih," kata ayah Hoseok.

Dan aku pulang. Pulang dengan berat hati.

...

Sudah tiga hari Hoseok dirawat di rumah sakit. Kata teman-teman hari ini dia akan kembali masuk sekolah. Kudengar suara keributan di koridor luar. Seperti biasa. Selalu ribut.

BANGLYZ FANFICTION || BTS-LOVELYZWhere stories live. Discover now