Curahan hati saya dan Untaian kata Maaf

6.3K 254 36
                                    


Assalamualaikum, semoga Allah selalu memuliakan kita dengan Rahmat dan Karunianya. Dan disini, sebelumnya saya hanya ingin meminta maaf kepada Reader yang masih menunggu cerita saya. Terimakasih atas segala dukungan dan waktu kalian yang sudah kalian luangkan untuk membaca cerita saya dan memberikan saran maupun vote selama ini.

Saya minta maaf yang sebesar-besarnya, mungkin dalam waktu yang entah tidak tahu kapan saya akan hiatus dari dunia wattpad.

Tepat pada tanggal 16 mei 2018, pukul 04.30 Ibunda saya dipanggil oleh yang Maha Kuasa untuk berpulang kesisiNya, hari dimana esok harinya Ramadhan sudah bersama kita para umat muslim diseluruh dunia, Saya Kehilangannya.

Hal yang sampai saat ini masih membuat Saya dan Keluarga masih dibalut duka yang sangat mendalam. Saya sangat hancur dan terpukul, bahkan saya tidak berhenti menangis untuk mengingat detik-detik terakhir kebersamaan saya dan Ibunda. Saya merasa bulan ini adalah bulan Ramadhan terberat yang harus saya lewati tanpa beliau. Sampai saat ini, saya masih belum percaya Beliau sudah pergi meninggalkan saya, saya masih merasa beliau masih ada didekat saya karena sayalah putri Beliau yang paling dekat dengan beliau.

Awalnya saya merasa semua ini seperti mimpi buruk untuk saya, karena Ramadhan tahun ini saya tidak akan pernah lagi melihat beliau. Begitu banyak kenangan yang ditinggalkan beliau yang tidak bisa saya lupakan. Saya selalu menangis mengenang beliau. Teringat akan firasat yang Saya dan Ayah saya rasakan, sebelum beliau pergi. Waktu itu kami sekeluarga berencana ingin berziarah kemakam Kakek Nenek saya sebelum Ramadhan tepat tanggal 14 Mei 2018, keadaan Ibunda saya tidak memungkinkan untuk ikut saat itu, namun entah kenapa saat itu dia memaksa untuk ikut ke Pusara, dan kalimat yang sangat mengiris hati saya beliau bilang begini, 'Biarlah ibu ikut, sekali ini aja lagi ibu pergi sama kalian', Tidak disangka pada tanggal 16 Mei Kamilah yang mengantar Ibunda ke Pemakaman yang sama untuk peristirahatannya yang terakhir.

Saya memang sangat terpukul dan tidak berhenti menangis. Tahukah Reader apa yang membuat saya menangisi kepergian beliau hingga saat ini? Bukan karena Saya tidak bisa menerima kenyataan yang diberikan Allah. Saya menangis karena sampai detik ini saya belum bisa memenuhi keinginan-keinginan Beliau dimasa hidupnya, Saya belum bisa menjadi anak yang beliau banggakan, Saya tidak jarang sering mengecewakan Beliau, bahkan sebelum beliau pergi Saya belum sempat meminta maaf pada Beliau. Disaat itu saya selalu merenung dan berfikir apakah Allah akan mengampuni dosa-dosa saya terhadap beliau. Karena pada masa hidupnya, saya sering berdebat dengan beliau karena Sifat saya yang sangat keras kepala.

Pertama kalinya saya mengetahui beliau sudah pergi untuk selamanya, Saya memang sangat terguncang, namun disaat Saya terus berusaha beristigfar, Allah memberi keyakinan didalam hati saya, Allah mengambil Ibunda saya karena Allah jauh lebih mencintai Ibunda Saya dibanding rasa cinta saya, Allah menyayanginya dan tidak ingin melihat Ibunda saya terlalu lama sakit. Saya terus berkeyakinan, Allah memberikan cobaan ini bukan karena Allah tidak sayang pada saya, Allah malah begitu menyayangi saya karena dengan ujian yang Allah berikan, Allah menaikan derajat saya. Dan saat ini Saya benar-benar seIklas-iklasnya melepas kepergian Ibunda saya. Saya Iklas karena Allah.

Dibulan suci ini, Saya meminta maaf kepada Reader jika ada sikap atau perilaku saya yang menyakiti hati Reader. Saya minta maaf lahir batin, dan Saya juga minta maaf jika mungkin saya akan menggantung cerita ini lagi dalam waktu yang nggak bisa saya janjikan. Saya belum siap untuk menulis lagi, Munafik jika saya benar-benar tabah dan tegar. Kepergian Beliau masih memberikan saya duka meskipun saya sudah mengiklaskannya. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika Reader kecewa. Saya tidak tahu entah kapan semangat saya akan bangkit lagi. Saya tidak apa-apa dan tidak akan marah sama sekali jika Reader ingin meng-Unfoll saya karena kecewa dengan ketidak konsistenan Saya. Demi Allah, jika bukan karena musibah ini Saya memang sudah bertekat untuk mempercepat update cerita ini hingga ending. Tapi, lagi-lagi saya mengecewakan Reader, Saya mohon maaf sekali lagi. Saya tidak ingin memberi harapan palsu, Tapi, saya juga tidak ingin memutuskan secepatnya apakah saya benar-benar berhenti menulis, saat ini saya hanya belum siap dan saya butuh waktu untuk menyembuhkan luka ini. Maafkan Saya. Maafkan karena lagi-lagi saya menggantung cerita ini, padahal seharusnya cerita ini sudah harus tamat sejak dulu.

Ini Puisi saya untuk Ibunda saya, puisi yang Saya tulis dengan bercucuran air mata,

Ibu....
Begitu banyak salahku terhadapmu...
Begitu banyak tutur kataku yang mungkin menyakiti perasaanmu..
Sikap kerasku yang sering kali membuatmu bersedih...
Tapi selalu kau balas dengan senyuman tulusmu...

Ibu...
Kini kau telah pergi...
Pergi ketempat yang tidak akan pernah bisa aku jangkaui...
Kau pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun ucapan pamit yang tidak akan menjanjikan kembali...

Ibu...
Begitu berat hari yang kulalui tanpa hadirmu...
Begitu berat langkah yang aku tapaki tanpa pelukan dan kasih sayangmu...
Begitu berat senyuman yang aku ukir saat ini tanpa dirimu...

Ibu...
Aku sangat mencintaimu...
Aku sangat menyayangimu...
Namun, aku sadar cinta yang aku miliki untukmu tidak lebih besar dibanding cinta yang dimilikiNya untukmu...
Cinta Allah, Cinta sang pemilik dirimu...

Ibu...
Aku mengiklaskanmu...
Aku iklas pada kehendakNya...
Aku melepas kepergianmu...
Aku berdo'a semoga Allah menempatkan dirimu disisiNya, ditempat yang akan menjagamu seperti engkau yang selalu menjagaku semenjak aku pertama kali hadir didunia...

Ibu...
Meskipun kini kau telah tiada...
Namamu akan selalu terukir indah didalam hatiku...
Pengorbanan dan kasih sayangmu tidak akan pernah bisa aku lupakan...
Cinta dan kasih tulusmu adalah harapan yang kini menguatkanku, bahwa kau akan selalu ada dihatiku...

Ibu...
Maafkan anakmu..
Maafkan atas segala kesalahanku yang belum sempat membahagiakanmu...
Maafkan karena impianmu belum terwujud sebelum Allah mengambilmu kembali...

Ibu...
Dimanapun Ibu saat ini...
Hanya do'a lah yang akan selalu aku panjatkan untukmu, agar disana kau bahagia sampai kita bisa bertemu kembali...

Ibu...
Terimakasih untuk semua cinta tulusmu pada kami anak-anakmu...
Terimakasih Ibu...
Terimakasih untuk semua jasa-jasamu yang tidak akan pernah aku lupakan...
Terimakasih Ibu...
Kaulah cahaya dan pelita didalam hidupku..

Terimakasih Reader untuk memaklumi hal ini, Saya tidak bisa janji kapan akan melanjutkan cerita ini. Tapi, InsyaAllah jika semangat saya sudah kembali saya akan berusaha untuk melanjutkannya walaupun saya benar-benar tidak bisa janji itu kapan. Maafkan saya dan terimakasih untuk yang sudah mau memaklumi ini. 🙏🙏🙏

gadis cupu dan pangeran trouble maker [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang