"Kenapa Mas?" Tanya Sheena lagi.

Kala menimang sekali lagi, tapi jika Kala tidak jujur, akan banyak kemungkinan yang terjadi, bahkan bisa saja ketakutannya itu.

"Aku ingin jujur sama kamu, setelah itu semua keputusan ada ditanganmu." Ucap Kala.

Sheena tidak berbicara apapun, dia hanya diam dan mendengar dengan seksama apa yang akan dikatakan oleh Kala. Tidak ada rasa takut sedikitpun, karena Sheena yakin tidak ada yang membuatnya harus meninggalkan Kala.

"Sebenarnya, dengan kita menikah, nyawamu akan selalu terancam Sheena. Semua itu berawal dari insiden penggerebekan markas mafia besar penjualan anak, mereka menculik Rere untuk dijual ke luar negeri, naluri orang tua mana yang tidak sakit dan benci pada kejadian itu? Kami satuan TNI dan beberapa polisi langsung menggerebek tempat itu, semuanya berhasil diringkus, tapi tidak dengan yang ada diluar, mereka sudah tersebar disegala daerah dan ditempat manapun. Itu kenapa, setelah kejadian itu, keluargaku menjadi incaran."

"Termasuk Mbak Sera juga? Yang aku dengar Mbak Sera meninggal dalam kejadian itu? Apa itu benar?" Tanya Sheena.

Kala pun diam, kemudian mengangguk. Entah apa yang laki-laki itu pikirkan.

"Terus kenapa sekarang Mbak Sera masih hidup? Maaf sebelumnya aku tanya kayak gini, Mas. Bukan bermaksud apa-apa."

Kala masih diam. Ada banyak pikiran, terlihat dari wajahnya yang biasanya datar sekarang berbeda.

"Aku juga tidak tau." Jawab Kala.

"Apa sepertiku? Kamu tidak mau terjadi apa-apa pada Mbak Sera, sehingga kamu menyembunyikannya dengan alasan bahwa Mbak Sera sudah meninggal? Apa seperti itu?" Tebak Sheena sok tau.

"Iya seperti itu." Jawab Kala.

Sheena tersenyum, "Lalu kenapa kamu menyetujui kita menikah? Kalo orang yang kamu cintai sebenarnya masih hidup dan kamu tau itu, Mas?" Tanyanya. "Oh ya, aku ingat sekali saat perjanjian kita. Kamu memintaku untuk menjadi ibunya Rere saja kan? Tidak untuk menjadi istrimu, aku ingat. Jadi karena itu, karena Mbak Sera masih hi..."

"Cukup Sheen. Kamu ibunya Rere dan istriku juga. Lupakan perjanjian itu mulai saat ini." Ucap Kala yang membuat Sheena terkejut. "Sekarang terserah kamu, apa keputusanmu?"

"Tidak ada yang berubah. Karna aku bisa menebak itu semua. Dan keputusanku tetap. Aku tidak akan mundur dan berhenti, sebelum kamu yang benar-benar melepaskan aku." Ucap Sheena.

Suara ponsel tiba-tiba berbunyi, dan itu berasal dari tas kecil milik Sheena. "Sebentar Mas." Dia melihat panggilan masuk dari Akham.

"Dokter Ahkam?" Tanya Kala. Dan Sheena mengangguk.

"Boleh aku angkat?" Tanya balik Sheena.

"Silahkan."

Sheena mengangkat telpon dari Ahkam, dia hendak beranjak untuk pergi menelpon. Tapi Kala menahannya dengan menarik kembali lengan Sheena.

"Halo Assalamualaikum, ada apa Ahkam?" Tanya Sheena.

"...."

"Aku dengan Mas Kala."

"...."

"Enggak, gak ganggu kok. Ada apa?"

"...."

"Oke. Nanti aku usahain ya."

"...."

"Iya waalaikumsalam." Sheena memutus panggilan itu.

"Kemana?" Tanya Kala langsung.

"Haa? Apanya Mas?"

"Itu tadi, Dokter Ahkam mengajakmu kemana?" Tanya Kala sok tau.

"Oh enggak kok. Dia hanya memintaku untuk checkup dirumah sakit lagi. Setelah kecelakaan itu, Ahkam selalu memperhatikan jadwal checkup ku Mas." Ucap Sheena.

"Aku harap itu bukan alasannya saja." Balas Kala membuat Sheena mengernyitkan alisnya. Dan disini Kala melihat kepolosan Sheena.

***

Datang lagiiii. Maafkeun baru muncul ya.
Ada yang masih menunggu gak?
Apa aku buat jadwal publish ceritaku ya?
Ada 4 cerita yang masih nganggur di workku hiks.
Insyaallah :

Minggu-1 update Inni Uhibbuka Fillah, Ali!
Minggu-2 update Memeluk Bayang
Minggu-3 update Saat Senja Tak Lagi Jingga
Minggu-4 update Warna di Selat Gibraltar

Gimana gimanaaa?
Setuju gak?

Dan dipart ini, gimana Kala? Jadi gak nakutin kan? Atau masih tetep?
Niiih aku kasih Kala yang makin lama makin memukau wkwk.

Dan dipart ini, gimana Kala? Jadi gak nakutin kan? Atau masih tetep?Niiih aku kasih Kala yang makin lama makin memukau wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia lagi mau nyerang ini 😂

Regards

Umi Masrifah

Memeluk BayangWhere stories live. Discover now