Dua Belas

15.8K 1K 42
                                    

#Wish23: Terbuka (Aldo)

#Wish24: Mengetahui perasaannya (Olivia)

**

Kali ini ia memakan omelette di meja paling ujung. Sengaja dekat dengan Roppan, restoran jepang dimana Aldo kan katya menyantap makan malam. Dengan alasan agar bisa mengamati gerak-gerik mereka dengan jelas.

Ah, engga. Gue cuma kepo.Batin Olive.

Omelette daging asap kali ini terasa sama saja dengan omelette-omelette yang lainnya. Akibat terlalu serius mengamati Aldo dan ‘ceweknya’ ia jadi tidak terlalu konsentrasi dengan makanannya.

Terlihat mereka tertawa bersama. Seolah tidak ada beban di hidup mereka. Olive ingat senyum itu. senyum paling alami yang ia pernah lihat dari seorang Rivaldo bagaskara.

Seketika pikirannya melayang pada kejadian hari itu. dimana ia sedang nongkrong di starbucks lalu bertemu dengan Aldo. Ia menelepon seseorang. Dan lagi-lagi ia menempakkan senyum itu.

Apa waktu itu Aldo juga nelfon pacarnya itu?

Tidak ada kejadian spesial diantara dua insan yang Olive amati. Kecuali saat si cowok sesekali mencubit pipi dan mengusap puncak kepala si cewek. Dan beberapa menit setelah itu mereka memutuskan untuk bangkit dan kembali berjalan-jalan.

Olive menghembuskan nafas panjang. Setelah mereka hilang dari pandangannya, ia memutuskan untuk ikut bangkit dan berjalan ke arah toko olahraga di mall tersebut.

Di tengah jalan, handphone nya tiba-tiba berbunyi. Menampakkan nama ‘Mama’ pada caller ID.

“Iya, ma?” tanyanya sesaat setelah mengangkat telefonnya.

“Kamu dimana?” 

“Di kokas, kenapa?”

Bruk! Akibat tidak melihat jalan, Olive menubruk tubuh seseorang yang berjalan berlawanan arah.

“Ma-Maaf”

“Sorry, sorry”

Ucap mereka berbarengan. Membuat keduanya mendongak dan membulatkan matanya.

“Olive?” tanya Aldo.

Cewek itu hanya tersenyum kaku. “Eh, elo.”

“Kamu ... Olive, kan?” kini katya yang mengeluarkan suara. Membuat Olive dan Aldo menoleh kearahnya.

 “Kalian kenal?” tanya Olive ‘sok’ polos. Ia mencoba menetralkan jantungnya yang masih kaget bisa bertemu keduanya di saat yang tidak tepat seperti ini.

Aldo melirik Katya. “Oh, dia—“

Omongan Aldo terputus begitu Olive sadar bahwa telepon dengan mamanya masih tersambung. Setelah berpamitan, ia berjalan cepat menjauhi mereka.

“Eh. Maaf, ma. Tadi Olive nabrak orang. Ternyata temen sekolah.” Jelasnya kepada Rista yang sedari tadi memanggil-manggil namanya.

“Oh. Mama nitip krim wajah mama yang biasa, ya? Uangnya mama ganti.”

Ia pun mengangguk. “Itu doang?”

“Iya.” Jawab Rista. “Jangan pulang malem-malem ya, sayang.”

**

“Gue baru tau Aldo punya pacar,” ujar Olive begitu rara menanggapi video call skype mereka. Iya, begitu sampai di rumah, Olive langsung mengajak rara untuk video call untuk bertanya mengenai hal itu.

Perlahan rara mengernyitkan dahinya. “Setau gue dia gak punya pacar, tuh.”

“Tadi gue ketemu di kokas. Dia berdua sama cewek. Mesra banget pokoknya.” Jelas Olive.

Aldolivia [ DISCONTINUED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang