Tiga

23.1K 1.2K 51
                                    

#Wish5: Jangan sampe jadi kenyataan (Aldo)

#Wish6: Semuanya terjawab (Olivia)

**

Tidak ada yang tahu kemana Olivia Geraldine pergi pada sore itu. Yang jelas, ia pergi meninggalkan lapangan basket JB begitu saja setelah merasakan sakit di dadanya. Mencari tempat yang cocok untuk berlindung menurutnya.

“sialan, kenapa harus sekarang sih?” umpatnya dan sedetik kemudian mengorek-ngorek isi tas nya untuk menemukan sesuatu.

**

Diva menghampiri meja kantin yang telah diisi oleh Aldo dan anak basket lainnya.

“Do, hari Minggu gue berangkat ke Bandung” katanya tenang. Aldo yang sedang meminum es teh manis langsung tersedak. “demi apa lo? Ko cepet banget?” Diva mengedikkan bahunya, “gak tau, papa pengen dicepetin. Awalnya juga gue gak mau sih, tapi ya mau gimana lagi”

“Asik! Kalo gitu si Olive makin cepet ngegantiin lo, Div” celetuk Ricky yang sedang memakan siomay. Tristan yang mendengarnya refleks menoleh ke arah Ricky lalu menaik-turunkan alisnya, “benci bisa jadi cinta, loh, Do”. Aldo yang jengkel lantas melempar segumpal tisu pada kedua temannya itu, “mana ada yang namanya benci jadi cinta. Itu cuma ada di ftv alay menye-menye yang suka di tonton si Friska”

“look who’s there, Do” Ricky mengarahkan pandangannya pada salah satu meja kantin yang berada di pojok. Terlihat Olive dan Rara yang sedang mengobrol. Entah sejak kapan Olivia berteman dekat dengan Leora Callista atau Rara, yang menjabat sebagai ketua klub softball JB. “gak kenal,” jawab Aldo sekenanya lalu beranjak dari duduknya. Ia terlihat berjalan menuju kelasnya. Tristan berdecak pelan, “the iceboy come back, bro”. Diva yang melihat itu langsung mendorong badan Ricky dan Tristan. “buruan samperin tuh anak, pundung ribet lagi dah urusannya”

“badan aja L-men, kelakuan bebelac. Dasar Aldo” gumam Diva. Dan selanjutnya ia berjalan ke arah meja Olive dan Rara.

“Liv! Kemarin-kemarin kenapa? Kok langsung ngilang gitu pas udah selesai?” tanyanya. Olivia hanya menggeleng dan tersenyum dipaksakan, “oh, itu. Gue ditelefon bokap katanya ada urusan mendadak gitu” dustanya. Diva akhirnya hanya manggut-manggut. “oh gitu. Yaudah, selamat ya lo sekarang udah resmi jadi kapten basket putri JB! Hari minggu gue bakal langsung berangkat ke Bandung, fyi”

Rara yang daritadi belum membuka mulut akhirnya berbicara, “turnamen dua bulan lagi gimana, dong, Div?”. Yang ditanya tersenyum lebar, “itu udah jadi urusan Olive, yes” ia melirik sebentar ke arah Olivia.

“sabtu ini ada latihan gak? Ada ya, plis. Temenin gue,” pinta Olive pada Diva. Diva pun mengangguk mantap, “oke, nanti siang gue umumin ke anak-anak kalo sabtu ada latihan”

**

“Ra,” panggil Olive pada Rara, kapten softball JB sekaligus teman sebangku-nya. Yang dipanggil menoleh, “apa, Liv?”. Olive tampak berpikir sebentar tapi akhirnya ia bertanya akan suatu hal yang menurutnya penting.

“Aldo tuh gimana sih orangnya?”

Rara memunculkan smirk-nya, “jangan bilang lo suka lagi sama Aldo?”. Buru-buru Olive menggelengkan kepalanya, “yakali gue suka sama dia, Ra” jedanya. “gangerti, songong banget sih tuh anak. Mana keliatannya benci banget lagi sama gue, gue salah apa coba?”

Rara terkekeh sebentar, “Aldo tuh ya, kalo belum kenal keliatannya tipe-tipe iceboy. Tapi kalo udah kenal, beeh banyak omongnya tingkat dewa. Ya kadang gitu sih, sekalinya gak suka sama orang judes-judes gajelas macam tai” terangnya. Olive menautkan alisnya, “dia gak suka sama gue? kenapa coba? Gak make sense banget, gils. Gue aja belom seminggu masuk JB”

Aldolivia [ DISCONTINUED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang