Paginya, kamu langsung ke gedung utama untuk ngebuat sarapan karena hari ini, jadwal piket kamu adalah memasak. Tapi sialnya, yang ada di dalem kulkas cuma telur, tahu, dan sayuran yang... bisa dibilang udah nggak seger lagi. Kamu melongo. Masa iya makan telur lagi?

Ini kulkasnya yang lupa diisi, atau emang sengaja mereka cuma ngisi kulkas yang ada di gedung masing-masing?

Mana sekarang kamu ada jadwal kuliah pagi. Jadi, waktu kamu buat masak tuh nggak banyak.

Dan akhirnya? Kamu memutuskan untuk masak telur yang ada di kulkas dengan bermacam-macam variasi dan rasa. Beruntungnya masih ada tahu, dan bumbu-bumbu masak masih lengkap.

Setelah selesai masak, kamu nulis di catetan dan menaruhnya di atas meja makan. Sebenernya bukan catetan yang penting sih. Cuma catetan buat ngingetin mereka habisin sarapannya.

Kalau masalah perut kamu, kamu bisa makan di kampus. Iya lah, lebih baik makan di kampus daripada harus makan telur yang bisa buat kamu mual ataupun pusing.

"[ Name ], udah mau berangkat?"

Joy yang ngeliat mobil kamu melaju pelan di depan rumahnya pun menyapa. Kamu berhenti di depan rumah Joy sambil nurunin kaca mobil, dan Joy menghampiri kamu.

"Udah sarapan?"

Kamu menggeleng.

"Emangnya nggak di sediain sarapan ya di sana? Yang piket siapa?"

"Saya, kak. Tapi di sana cuma ada telur doang."

"Kenapa dengan telur emangnya? Lo gak suka?"

"Alergi."

Joy ketawa renyah. "Ya udah, masuk dulu atuh. Gue baru aja buat sarapan."

"Nggak usah. Saya juga udah agak telat."

"Kalau gitu, bentar dulu." Joy langsung lari masuk ke dalem rumah dan ngambil satu kotak makanan yang udah di isi sama onigirazu. "Nih, bawa. Makannya di sana aja. Makanannya simple, kok. Gak ada telur nya juga."

Kamu senyum terus nerima kotak makan pemberian Joy. "Makasih, kak. Saya berangkat dulu."

Dan dengan begitu, kamu pun langsung berangkat ke kampus.

Tapi--

Baby shark dududududu, baby shark dududududu

--Kamu mendengus pelan saat ringtone ponsel kamu berbunyi. Kamu menduga Felix yang ngeganti-ganti ringtone nya.

Karena males ngeliat siapa penelpon, kamu pun langsung menekan remote control untuk menjawab panggilan tersebut. Suara Sooman terdengar dari speaker yang ada di kabin mobil.

"Iya, Pa, apa? Papa nggak masuk ke rumah sakit lagi gara-gara liat kecoak terbang, kan?"

"Durhaka ya kamu!!"

"Eh, maaf, Pa." Kamu cengengesan kayak orang gila. "Terus kenapa?"

"Papa sama Mama mau kerja di luar negeri. Tepatnya di Amerika."

"Hah?! Apaan? Nggak ah! Terus aku sama siapa di Indo?!"

"Masih ada Felix. Lagian bentar lagi juga mbak kamu yang kuliah di German datang ke Indo. Papa sama Mama cuma bentar kok disana. 10 taun kira-kira."

"GAK BENTAR ITU NAMA--"

TIIIIN!!

Kamu reflek nginjek rem mobil pas ngeliat motor seseorang yang tiba-tiba berhenti di depan mobil kamu. Kening kamu mengernyit, kesal gara-gara ada orang yang tiba-tiba nyegat kamu dengan nggak elit nya gitu.

"EH, KALAU NYETIR TUH YANG BENER DONG!"

Yang salah siapa, yang nyolot siapa. Kadang saya tuh suka heran sendiri. Dasar kids jaman now yang kelebihan micin.

Kamu nongolin kepala lewat kaca mobil yang udah di buka. "Pergi deh kamu dari sana atau mau saya tabrak?"

Bukannya pergi, orang itu malah turun dari motornya dan ngehampirin mobil kamu. Dia ngedeketin mukanya ke muka kamu sampe jarak kalian berdua cuma kesisa beberapa senti. Dia masang senyum miring ke arah kamu.

 Dia masang senyum miring ke arah kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Udah sih. Kalau ada bola yang nyundul belakang kepalanya orang tersebut, ciuman gak akan bisa di hindari.

"Cewek kok gitu? Gak ada lembut--"

Duk

"?!"


























































































Ok :)

Ok :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kos-Kosan Bobrok [ ✔ ]Where stories live. Discover now