04

263 58 4
                                    

Jihoon menyeringai, "Apa lu tau penderitaan yang gua rasain selama ini? Nggak kan? Jadi mendingan lu nggak usah ikut campur deh."

"Lu yang nggak tau apa-apa soal ini! Lu nggak tau alesan sebenernya kenapa Sana pergi dari lu, dan--"

"Cara ngomong lu cepet banget berubahnya, ya? Tadi sok-sokan make bahasa formal, sekarang?" Jihoon tersenyum sinis, "Ah iya, lu kan orang labil, nggak berpendidikan--"

"Apa?! Gua nggak berpendidikan? Tuan Park Jihoon, bahkan gua ini salah satu sarjana dengan nilai terbaik. Are you know?" Tzuyu menatap tajam Jihoon yang seenak hati menghinanya.

Jihoon tersenyum sarkas, "Gua harus peduli gitu? Tapi kok... gua kurang percaya sih? Biasanya kan orang pintar itu bisa ditebak dari cara dia ngomong. Dan lu?"

"Gua harus ngomong formal buat orang kaya lu? Nggak pantes banget deh, seenggaknya ngomong formal itu buat orang yang pantes dihormati."

"Terus tadi apa? Lu ngomong formal--"

"Tadinya gua kira lu itu orang yang pantes untuk dihormati, tapi nyatanya nggak."

Sana memegang lengan Tzuyu, "Udah, Tzu. Ayo pulang, nggak usah ribut di sini."

"Kenapa sih? Mereka tuh harus tau yang sebenernya tentang lu, San?! Apa lu mau selamanya diem kaya gini? Apa lu nggak mau kebenaran sebenarnya terungkap?" tanya Tzuyu yang mulai muak dengan sikap Sana yang terkesan begitu pasrah.

Sana menghela napasnya pelan, "Tzu... gua mohon."

"Nggak, San. Gua harus ngebongkar rahasia si pengkhianat ini dulu, baru kita pulang." Tzuyu melepaskan genggaman Sana dan mendekat ke arah Jihoon dan Mina.

"Lu mau tau nggak sesuatu yang sebenarnya terjadi di antara kalian? Sesuatu yang bikin Sana pergi dari kehidupan lu secara mendadak?" tanya Tzuyu sembari menatap keduanya intens.

Jihoon mengernyit, "A... apa?"

Mina menelan salivanya gugup, otaknya terus berpikir keras agar Tzuyu tidak mengungkapkan kebusukannya selama ini kepada Jihoon.

Jihoon mungkin malah akan membencinya setelah ini, lalu kembali pada Sana.

Tidak, Mina tidak mau itu terjadi.

Mina menahan lengan Jihoon, "Hoon, kita pulang aja, yuk? Malu diliatin orang-orang, ayolah, Hoon."

"Tapi, aku pengen denger penjelasan dari dia dulu."

"Hoon, ayo pulang," Ucap Mina yang kali ini lebih menekankan ucapannya.

Jihoon menatap Mina sebentar, "Tapi...."

"Hoon!"

"Oke," Sahut Jihoon pasrah.

Mereka berdua pun pergi dari tempat itu, meninggalkan Sana dan Tzuyu yang masih terdiam di tempat.

Tzuyu mendengus, lalu ia melirik Sana sebentar, "Ayo pulang, San. Nggak ada gunanya lagi lu ngarepin cowok kaya gitu, dia nggak baik buat lu."

"Tapi, Tzu... gua masih cinta sama dia. Apapun yang terjadi, dia itu masih pacar gua, orang yang paling gua sayang setelah orangtua gua."

"Terus gunanya gua, Jinyoung dan yang lain apa, San? Bukannya kita ini selalu ada di samping lu? Kenapa lu malah bersikap seolah-olah lu itu membutuhkan banget sosok kaya Jihoon itu," Ujar Tzuyu sambil mendecak kesal.

Sana tersenyum, "Kalian akan selalu ada di hati gua, tapi tolong ngerti... kalian dan dia ada di posisi yang berbeda di hati gua. Suatu saat kalian akan punya kehidupan masing-masing, kita nggak akan selamanya bareng kaya gini, Tzu."

You Lost Me✔(TAMAT)Where stories live. Discover now