9. MAKAN ANGIN (JUNGKOOK-YEIN)

Comenzar desde el principio
                                    

“Hm... Lebih baik jangan lakukan itu. Kau bisa masuk angin. Nanti dilanjut lagi, ya? Appa harus segera mengikuti rapat. Sampai jumpa, sayang.”

Pip
 
Yein meniup kesal poninya. “Jinjja! Jinjja!

Drrt... drrt...

Ponselnya bergetar. Dengan perasaan yang masih gondok setengah mati, ia mengangkatnya.

“Ada apa lagi? Bukannya Appa tidak mau mengajakku makan angin?” ucapnya sebal.

Appa? Makan angin? Kau mau makan angin?”

Aigoo... O-Oppa?

Seseorang di sebrang sana tertawa. “Iya, ini aku. Kekasihmu yang sangat tampan bernama Jeon Jungkook. Kau kira aku siapa? Appamu? Kejam sekali.”

Yein terkekeh malu. “Ma-maaf, Oppa...”

“Oke, tidak masalah. Tadi kau bilang apa? Makan angin?”

“Iya.”

“Mau makan angin?”

“Iya, Oppa. Aku mau!”

“Bersiaplah. Aku akan mengajakmu makan angin.”

“Sungguh? Gomawo, oppa! ” jawab Yein semangat.

+
+
+

“Kau mau kemana Yein?”

Gadis itu tidak menjawab dan pergi begitu saja. Sang ibu hanya menggelengkan kepalanya.

“Anak muda zaman sekarang,” decaknya.

+
+
+

Yein menatap mall besar di hadapannya. Sementara Jungkook hanya tertawa kecil.

“Bagaimana? Katanya mau makan angin?” tanya Jungkook meminta pendapat.

Yein mengangguk. “Inilah yang aku mau. Kau memang yang paling mengerti aku, Oppa!”

“Tentu saja. Ayo masuk,” balas Jungkook sambil menggandeng tangan Yein.

+
+
+

“ Nona ingin merek apa? Sh*rp? S*ny*? C*sm*s? P*n*s*n*c? ”

Wajah Yein memelas. Ia menatap Jungkook. “Maksudnya apa, Oppa?”

“Bukannya kau ingin makan angin? Belilah kipas angin, nanti di rumah kau bisa menikmati angin sepuasnya,” jelas Jungkook tanpa dosa. “Pilih kipas angin kesukaanmu, aku mau kesana dulu,” sambung Jungkook sembari mengacak rambut Yein kemudian melangkah pergi.

“Jungkook Oppa! Ya!”

“Nona, kau pilih yang mana?”

“Maaf. Aku tidak jadi beli,” ucap Yein sopan. Gadis itu segera mencari Jungkook.

“Apa-apaan semua ini? Aku kan ingin makan angin. Kenapa tidak ada yang mengerti?” gumamnya.

Eonni ingin makan anak?”

“Eh?” Yein menoleh ke sampingnya.

“Huaaa... Eomma! Eonni itu ingin memakanku!”

Mata Yein membulat saat mendengar ucapan gadis kecil tersebut. Hei, siapa yang bilang ia ingin makan anak?

“Apakah semua orang tidak mengerti ucapanku? Maksudnya makan angin itu adalah liburan! Jinjja!” Yein terus saja mendumal.

“Beli bubur? Maaf, Nona. Mall ini tidak ada pedagang bubur.”

Tiba-tiba ada seorang wanita tua menyahut ucapan Yein. Sontak gadis itu menggeram kesal dan berlari dari sana.

“Jungkook Oppa! Kau di mana?” teriak Yein.

“Disini.”

Tepat. Saat Yein berbalik, ia menemukan Jungkook. Gadis itu terdiam di tempat, hingga Jungkook menghampirinya.

“Kau tidak membeli kipas-”

Bruk!

Yein memukul Jungkook, membuat pria itu bingung.

“Jahat! Aku tidak mau kipas angin, Oppa! Hiks...” Yein mengomel sambil menangis.

“Kau ini kenapa, hm?” tanya Jungkook lembut.

“Tidak tahu!” jawab Yein kesal. “Aku mau pulang!” Gadis itu meninggalkan Jungkook.

“Yein sayang, kau kenapa?” tanya Jungkook lagi.

“Tidak tahu!”

“Hei, Nyonya Jeon! Kau-”

“Berhenti bertanya atau kita putus!”

Skak mat. Jungkook langsung terdiam. Matanya menatap kepergian Yein dengan beribu pertanyaan di otaknya.

Sedangkan Yein masih menangis pilu sembari merutuk.

“Sepertinya aku akan mati kebosanan di rumah selama libur sekolah,” lirihnya.

Salahmu sendiri, Yein. Kenapa tidak mengatakan secara jelas maksud ucapanmu kepada mereka?

-THE END-

VOTE 👇👇
IF YOU LIKE THIS STORY

Garing ya? Gak bisa buat ff komedi tapi tetap memaksakan, jadinya begini 😭

BANGLYZ FANFICTION || BTS-LOVELYZDonde viven las historias. Descúbrelo ahora