Section 4 - Look, Just Don't Touch

30.7K 1.9K 185
                                    

Section 4 - Look, Just Don't Touch

"Kau – dia?" Aku bingung harus berbicara pada siapa terlebih dahulu. Jayden, yang berdiri jauh didepan sana menyeringai lebar ketika menatapku, dan Sir Murray yang berdiri didepanku juga tersenyum lebar padaku.

Mereka sudah menyiapkan kejutan ini padaku? Tapi – anak? Jayden anak Sir Murray? Jadi... ayah angkat Jayden Wilson itu... Sir Murray? Kepalaku terasa pusing, mengaitkan semua hal itu. Kenapa aku tidak pernah tahu? Kenapa?

"Tenang, Savy. Kita akan membicarakan semuanya," ujar Sir Murray sambil melepaskan jas hitam yang dia kenakan, sehingga hanya ada kemeja berwarna biru muda yang tangannya sudah digulung sesiku.

"Kemana anda pergi, Sir?" tanyaku.

"Chad, bisakah kau menyuruh cewek cerewet ini lebih cepat? Dia sudah menggangguku didalam toilet tadi, dan sekarang dia mau memperlambat waktu makanku," kata Jayden dengan santai menatap Sir Murray.

"Toilet?" tanyaku tidak percaya menatapnya dengan jijik. "Jadi kau yang membuat cewek tidak tahu malu itu mendesah sekeras itu?" tanyaku tidak percaya.

"Kita bicarakan di restaurant dekat sini saja, Savy," ujar Sir Murray sambil menarik tanganku keluar dari kantornya bersama Jayden didepan kami. "Dan kau berhubungan seks didalam toilet kantorku, nak? Wow. Kemajuan pesat," tambahnya sarkastik pada Jayden.

"Untuk pertanyaan dari Savy, ya, aku memang sehebat itu dalam hal memuaskan perempuan. Untuk pertanyaan dari Chad, ya, aku memang sudah maju pesat," jawabnya sambil mengedipkan mata padaku. "Tapi kita tidak berhubungan seks, okay? Tolong dibedakan."

"Lalu itu apa?" tanyaku tidak mengerti, masih tidak percaya Jayden Wilson yang sudah 10 tahun menghilang begitu saja seperti ditelan bumi berdiri didepanku, dan terlihat seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita dan sekarang ini, kita sedang berjalan-jalan santai.

"Blowjob. Bedakan penetrasi dan blowjob," jawab Jayden santai.

Aku menutup telingaku jijik mendengarnya mengatakan kalimat terkutuk itu dengan santainya. Blowjob, penetrasi? Apakah itu bahasa sehari-hari Jayden sekarang? Dan lihatlah dia sekarang! Aku mengamati mahluk yang sedang berjalan didepanku. Dia sudah berubah setelah 10 tahun kita tidak bertemu. Sifatnya berubah, oke? Jayden yang kukenal dulunya adalah seseorang yang manis dan lembut. Lihat bedebah didepanku ini! Dia terlihat arogan dan berbahaya... tidakkah kau lihat memar diwajahnya? Pasti dia habis bertengkar! Lalu dari segi fisik, tubuhnya lebih kekar dan berisi, dan wajahnya juga lebih dewasa dan lebih sexy...

"Apakah kau sudah selesai mengamatiku, Sev?" tanya Jayden ketika kami sudah berada didalam lift.

Wait. Kapan kita sudah masuk kedalam lift?

Aku berdehem beberapa kali agar suaraku terdengar normal. "Mmm... yeah, aku sedang mengamati tubuhmu yang indah itu," jawabku sarkastik sambil memutar mata kesal.

"Lihat kan, tidak terlalu susah untuk mengakuinya." Dia menyeringai menyebalkan.

"Kalau kau cukup bodoh, aku sedang menggunakan sarkasme, idiot," gerutuku.

Sir Murray yang dari tadi terdiam hanya tertawa pelan mendengarkan argumentasi kecil kita. "Sepertinya kalian akrab dan akan baik-baik saja tinggal dalam satu apartement."

Tubuhku menegang dalam sekejap, dan menatap Sir Murray tidak percaya. "Anda benar-benar akan memasukkan mahluk tercela ini kedalam apartement-ku, Sir?" tanyaku sambil menekankan kata-kata 'mahluk tercela' lalu menunjuk Jayden.

Jayden hanya memutar matanya dan Sir Murray tertawa lagi.

Apakah profesiku sudah berubah menjadi badut sekarang?

Wanting My BrotherWhere stories live. Discover now