Section 9 - Big Family Time

24.4K 1.4K 203
                                    

Section 9 – Big Family Time

Hari ini seluruh keluargaku akan datang ke apartement untuk makan malam bersama, hal yang sudah lama tidak kita lakukan. Aku ijin pada Sir Murray untuk pulang lebih awal agar bisa membereskan rumahku. Aku sangat beryukur Mama Vic dan Papa Ernest tidak jadi ikut kesini karena apabila Mama Vic datang, dia akan meminta semuanya perfeksionis, dan aku tidak bisa mengabulkan hal itu.

Aku bukan tipe wanita yang suka membersihkan rumah, aku lebih kearah wanita karir. Untuk urusan memasak, aku hanya bisa memasak yang gampang, seperti telur, menanak nasi, merebus mie goreng, dan paling susah membuat nasi goreng dengan bumbu instan. Bahkan Stanley lebih jago memasak dariku. Dia bisa memasak sup ayam dan chicken steak medium rare dengan sempurna disaat umurnya 13 tahun. Dia mendapatkan bakat itu dari papa, dan aku anak perempuannya hanya dapat bakat suka bekerja darinya.

Aku sudah menelpon restaurant langgananku didekat apartement, dan memesan beberapa makanan untuk acara makan malam ini, agar aku tidak perlu menyajikan masakanku yang pasti akan membuat papa malu melihat anak perempuannya tidak bisa memasak.

Saat ini aku sedang meja makanku yang cukup untuk 10 orang. Meja makan ini kudapatkan dari rumah papa dan mama, setelah mereka membeli meja makan yang baru. Aku mengelap meja makanku yang terbuat dari kaca itu hingga mengkilap, lalu menaruh taplak putih panjang diatasnya. Sudah lama sekali aku tidak membersihkan meja makan ini karena aku dan Blake, serta Jay juga, biasanya makan di kounter dapur.

Setelah selesai membersihkan apartement, Jay dan Blake datang bersamaan. Tepat sekali mereka datang setelah aku membersihkan apartement ini sendirian. Mereka langsung pergi kekamar masing-masing. "Ada makan malam hari ini, guys! Jangan lupa dandan yang ganteng dan cantik ya!" teriakku pada mereka berdua, dan aku sendiri segera masuk kekamarku.

Hari ini tidak ada hanya kami sekeluarga besar yang akan hadir makan malam. Karena absennya papa Ernest dan mama Vic, akhirnya aku memutuskan untuk mengajak Avery untuk bergabung, Spence yang tidak mau kalah mengajak pacarnya yang sudah bersama selama 2 tahun, Clarissa, untuk bergabung.

Aku selesai mandi setelah jam menunjukkan pukul 5 sore. Janjian acarnya dimulai jam setengah 7, maka papa dan mama akan hadir jam setengah 6. Mereka selalu seperti itu, hadir terlebih dahulu. Aku segera menggunakan kaos sifon warna pink pucat dan celana jins. Aku ingin tampil kasual, karena acaranya hanya di apartement-ku.

Jayden sudah duduk diruang tamu, sedang menonton TV menggunakan kaos lengan panjang warna biru muda dan celana jins. Aku duduk disebelah tanpa banyak bicara. Kami tidak banya berbicara pagi ini setelah kejadian tadi malam, dan rasanya aku senang kami sudah berbaikan dengan masa lalu kami.

"Bagaimana pekerjaannya?" tanyaku berbasa-basi membuka pembicaraan.

"Baik. Rumah yang kubangun di New Jersey hampir selesai," gumamnya pelan. "Setelah ini aku ada proyek di Nashville, jadi akan jarang pulang," tambahnya.

Aku mengangguk mengerti. "Kembali kekampung halaman?" tanyaku, masih ingat betul kota kelahiran Jayden Wilson, dan juga mama Georgia. Nashville, Tennessee.

Jayden tersenyum tipis. "Ya. Aku punya misi rahasia disana," katanya sambil mengedipkan satu matanya padaku menggoda.

Aku tertawa pelan. "Bagaimana kehidupan di DC selama sepuluh tahun?" tanyaku tiba-tiba, tanpa dapat kutahan.

Dia terdiam selama beberapa saat. "Baik, bagus? Entahlah. Jawaban macam apa yang ingin kau dapatkan?" tanyanya. "Bagaimana denganmu?"

Aku menghela nafas panjang. "Kau tahu kan aku selalu menyusun segalanya dengan rapi dan sempurna? Aku akan menikah dengan Avery saat umurku 26 tahun, aku akan terus bekerja di perusahaan papamu sampai aku merasa puas dengan diriku sendiri, dan kelak..." Aku tersenyum tipis memikirkan cita-citaku sendiri. "Kelak aku akan membangun sebuah panti asuhan ketika aku sudah tua."

Wanting My BrotherWhere stories live. Discover now