#1

317 71 105
                                    

Di ruang kamar yang hanya berisikan satu orang gadis dan kamar itu dihiasi dengan suara tangisan gadis itu.

"Apa salahku, aku ditunangkan dengan pria yang sama sekali tidak kucintai"

Air matanya keluar semakin deras hingga make up yang digunakannya hampir luntur semua, di kala suasana yang menyedihkan itu ada suara ketokan di balik pintu tersebut dengan segera Sabrina mengusap-usap pipinya yang berisikan Air mata

Seorang wanita yang kelihatan usianya sama dengan Sabrina, menggunakan dress berwarna Orange bercampurkan kuning,dengan rambut yang tergurai dan wajah yang dihiasi dengan sedikit make up.

Wanita itu adalah teman dekatnya Sabrina yang bernama Laras. Wanita itu berjalan menuju Sabrina dan memeluk Sabrina,Ia nampak mulai meneteskan Air matanya sedikit demi sedikit Dan mengelus-elus rambut Sabrina yang pirang bercampurkan warna asli rambutnya hitam,Gadis itu pun mulai membalas pelukan dari sang sahabat.

"Sab,Aku gak pernah lihat kamu sesedih ini, maafkan Aku karena Aku tidak bisa membantumu"

Gadis itu mulai meregangkan tangannya yang menyelimuti Sabrina dan menatap wajahnya.

"La,aku melakukan ini karena ayahku, perusahaan yang dia bangun selama ini dengan susah payah hampir bangkrut, ayahku harus meminjam uang kepada Partner kerjanya tapi dengan satu syarat agar Aku bisa menikahi putranya yang bernama Bimo"

Gadis itu berbicara dengan mulut yang bergemetaran dan tersendu-sendu.

"Kenapa Kamu gak nolak, Sab??"

"Ayahku terus memaksaku La,lagipula Bimo sudah menyukaiku sejak aku masih SMA kelas 1 ayahku berkata ia pasti bisa membahagiakanku"

"Aku ngerti kamu ingin menunjukkan kebaktianmu pada orang tuamu tetapi sesekali pikirkan masa depanmu"

"La, inilah yang bisa kulakukan untuk membalas jasa-jasa orangtuaku"

Di kala pembicaraan yang terjadi diantara kedua gadis itu tiba-tiba Ada suara yang terdengar dari balik pintu. Laras menyuruh Sabrina untuk ke kamar mandi karena make up Di wajahnya yang hilang karena tangisannya.

Laras pun mulai mengusap-usap pipinya dengan tisu dan melihat ke arah depan cermin untuk melihat penampilannya,lalu ia mulai melangkah untuk membuka pintu.

Tampak seorang wanita paruh baya yang muncul di depan pintu

"Laras,Sabrina mana?? Bentar lagi acaranya akan dimulai"

Wanita itu adalah ibu dari Sabrina.

"Iya tante Sabrina lagi di kamar mandi bentar lagi saya bawa dia turun"

"Baiklah,jangan lama-lama"

Wanita itu mulai melangkahkan kakinya dan perlahan-lahan hilang dari hadapanku, Laras kembali menutup pintunya dan Sabrina pun keluar.

"Sini,biar aku make up in kamu lagi"

Setelah 10 menit berlalu akhirnya Laras sudah siap mendandani Sabrina,wajahnya kembali cantik dengan perpaduan lipstick berwarna merah darah

Ia pun keluar dari kamarnya dengan bahu yang dipegang Laras, terdengar suara orang ramai dibawa,suasana yang dihiasi dengan warna emas dan orang-orang yang memegang sebuah gelas minuman,suara musik yang selow yang menghiasi kedamaian di ruangan itu. Lalu terdengar gadis itu yang menghentakan kakinya di anak-anak tangga yang membuat semua mata yang tadinya asik mengobrol menatap kedatangan gadis itu.

Setelah ia menuruni beberapa anak tangga, tampak sebuah tangan yang dijulurkan dihapadannya ia lalu melihat wajah yang familiar seorang pria yang menggunakan jas,sepatu dan celana berwarna Hitam, dengan senyuman yang tulus

Love in Melody Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang