5✔

647 44 6
                                    


---

Pagi ini tidak seperti biasanya, Dherra berangkat sendirian ke sekolah tanpa di antar Dani pastinya. Dia masih marah, jelas dia marah! Agh.. tapi sudahlah.

Dherra lalu masuk ke gerbang sekolahnya dengan keadaan Bad mood tingkat dewa. Orang yang meneggurnya saja hanya dilewati dan tak dihiraukan oleh Dherra.

"Der..." Teriak seseorang dari belakang. Reflex kepala Dherra menoleh ke arah belakang, dia melihat Dani tengah berlari ke arahnya.

Dherra lalu berbalik dan berjalan agak cepat agar terjauh dari tuyul yang satu itu. Udahlah masih pagi aja mau berantem.

"Dherra... maaf ya..." Kata Dani sambil mensejajarkan jalannya dengan Dherra.

Dherra diam sambil terus berjalan ke depan seolah-olah tak menganggap kehadiran Dani.

"Lo marah sama gue?" Tanya Dani.

Dherra masih diam dan berjalan.

Dani lalu menahan tangan Dherra membuat Dherra menatap pergelangan tangannya yang di pegang Dani, dia lalu menatap ke arah Dani seakan-akan memberi tahu Dani agar menjauhinya.

Dherra menghentakan tangannya. "Sorry gue lagi buru-buru." Kata Dherra.

Dani lalu menarik tangan Dherra lagi. Ok bentar lagi perang mulut akan dimulai.

"Lo marah sama gue?" Tanya Dani.

"Menurut Lo gimana?" Tanya Dherra dengan nada dingin.

"Lo marah-marah gara-gara hal sekecil itu Der? Please Lo bukan anak kecil lagi." Kata Dani.

Dherra yang mendengar itu lalu berbalik menatap ke arah Dani.

"Kecil mata Lo soe! Lo pikir deh pake otak Lo yang rada-rada buntu itu. Gue nunggu disana hampir 2 jam setengah. Dan itu gue hujan-hujanan Lo bilang itu masalah kecil?" Tanya Dherra.

"Oke. Gue emang salah ngebiarin Lo nunggu hujan-hujanan. Maaf!" Kata Dani.

"Enak aja maaf-maaf.. Lo enak-enakan tidur dirumah! Lah gue? Hujan-hujanan di sekolah. Dasar egois!" Kata Dherra sambil berjalan lagi menuju ke kelasnya.

----

Brak..

Semua mata tertuju ke orang yang sedang menggebrak meja, padahal baru aja dia datang udah mau bikin meja guru rusak.

"Kenapa sih Lo Der?" Tanya Acha di tempat duduknya, Dherra tak menjawab pertanyaan itu.

"Alah... paling masalah cinta-cintaan." Kata Roni menyambar.

"Bukan Ron, ini palingan Dherra lagi PMS." Kata Renzie dengan muka sok keren.

"Hahahaha..." Tawa Roni dan Renzie dengan keras.

Dherra menceleng ke mereka berdua lalu menaruh tasnya di kursi. Lalu duduk manis disana sambil membaca novel.

"Lo diam aja berarti itu betul kan Der?" Tanya Roni.

"Hush! Jangan di teggur, Lo mau kena jotos orang PMS?" Tanya Renzie dengan nada mengolok.

"Hahahaha.." Tawa mereka lagi.

Dherra membanting novelnya lalu berdiri dan berjalan menuju ke arah Renzie yang asik tertawa. Dherra lalu menarik kerah baju Kenzie dengan penuh kekuatan.

"Lo kalo ketawa Lagi gue jotos Lo pake tangan gue." Kata Dherra, matanya memincing tajam ke arah kenzie.

"Halah.. tenaga perempuan itu gimana sih? Paling Lo mukul gue, muka gue tambah mulus." Kata Renzie dengan sok-sok mainin rambutnya.

Jonara [JonathanDherra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang