Author’s POV
Crystal berjalan dengan langkah gontai menuju sebuah makam. Makam Vander lebih tepatnya.
“Hai, Van. Long time no see ya,” Crystal mengelus makam itu. Perasaannya berkecamuk hingga membuat matanya memanas.
“Lu tau ngga, Van. Gara-gara keegoisan gue, gue harus kehilangan dua orang yang gue sayang. Padahal gue sayang sama mereka”
Crystal menghela nafas dan menghapus air matanya dengan kasar. Dia begitu kehilangan sekarang. Arfa dan Azriel benar-benar meninggalkannya.
Padahal dia mulai sadar perasaan sayang ini menuju ke siapa.
“Van, kenapa penyesalan itu adanya di belakang ya? Gue baru sadar kalau gue sayang banget sama salah satu dari mereka. Tadinya gue mau ngeudahin permainan ini, tapi malah mereka duluan yang ngeudahin. Kesan gue udah terlanjur jelek di mata mereka,” Crystal tertawa sumbang. Siapapun yang mendengar suara tawanya pasti akan merasa tawa itu adalah tawa yang begitu menyedihkan.
“Lu kenapa harus ninggalin gue sih, Van? Kalo lu masih ada di sini, gue ngga akan jadi heartbreaker sama playgirl gini,” Crystal tersenyum getir. Dadanya begitu sesak kala mengenang masa lalunya bersama Vander.
Memang benar, memories never die.
“Gue balik dulu ya,Van. Maaf karena udah nyakitin perasaan sepupu lu. Sumpah gue ngga maksud. Bahkan gue sayang banget sama sepupu lu itu. Tapi jangan khawatir, gue tetep sayang sama lu kok. I will always love you. Bye Vander”
Crystal berjalan menuju mobilnya. Di dalam, dia menangis dengan histeris. Perasaan bersalah masih terus menghantuinya dan membuatnya tidak bisa tidur selama seminggu ini.
Efek yang ditimbulkan oleh kepergian Azriel dan Arfa begitu besar.
Crystal mengambil handphonenya dan mengetik sebuah pesan untuk Arfa.
Crystalvania Benita: Fa, gue mohon untuk kali ini dateng temuin gue di Rainbow Café. Jam 3 gue tunggu di sana. Please dateng.
Crystal menghela nafas. Satu persatu masalah harus diselesaikan.
Dan pertama masalah dengan Arfa yang harus diselesaikan.
***
Crystal memandang pemandangan di luar jendela kafe ini. Udah hampir 2 jam dia menunggu kehadiran Arfa, namun nihil. Arfa belum datang juga hingga detik ini.
“So, ada apa sampe nyuruh gue ke sini?” tiba-tiba terdengar suara berat dan dingin. Crystal tau persis ini suara siapa.
Crystal menghela nafas, “Duduk dulu, Fa. Gue ngga akan lama-lama kok”
Arfa duduk di hadapan Crystal. Dia melihat penampilan Crystal sejenak; wajah pucat, kantung mata menghitam, dan matanya sangat sembab.
Segitu frustasinya dia ditinggal gue sama Azriel sampe kayak zombie begini? Batin Arfa.
“Jadi lu mau ngomong apa? Sorry tadi telat dateng, ada keperluan dulu,” Arfa berkata dengan nada datar.
Crystal tersenyum tipis, “Gapapa kok. Udah bagus lu mau dateng,” dia memandang Arfa tepat di manik mata, “Gue minta maaf”
Arfa memutar bola mata, “Lu kira dengan bilang maaf semua bakal baik-baik aja?”
Crystal mendengus, “Gue tau gue salah banget waktu itu. Gue mau memperbaiki semuanya, Fa. Gue minta maaf atas segala kesalahan gue. Gue mau temenan atau bahkan sahabatan lagi sama lu. Lu tau? Gue kayak gitu karena ego gue. Gue nyesel banget, Fa”
Arfa tertegun mendegar permintaan maaf Crystal. Seorang Crystalvania minta maaf? Sungguh luar biasa.
Arfa menghela nafas, “Gue maafin. Jangan diulangin lagi ya. Perasaan seseorang itu bukan karet ataupun mainan lain yang bisa lu mainin sesuka hati”
Crystal mengangguk dengan mata berbinar—yang jujur membuat Arfa merasakan damai di hatinya. “Makasih banyak, Fa. Lu sahabat gue sekarang!”
Arfa tersenyum tulus. Memang seharusnya dia dan Crystal tidak pernah menjalin hubungan. Hubungan mereka hanya sebatas sahabat. “Perasaan lu gimana sekarang, Crys? Udah sadar sama perasaan sendiri?”
Crystal menunduk dan dia bisa merasakan bahwa pipinya memanas. Arfa menyeringai melihat Crystal blushing karena pertanyaannya.
“Ngaku aja kenapa sih, Crys. Semakin sering lu nyangkal, semakin dalam perasaan itu”
Crystal tertegun mendengar perkataan Arfa. Arfa benar-benar mengikhlaskan Crystal untuk saat ini.
Soal perasaan siapa yang bisa memaksa sih?
Crystal menunduk, “Gue udah yakin sekarang beneran sayang sama siapa. Tapi masalahnya orang itu lagi kecewa banget sama gue. Gimana bisa gue ngebalikin hubungan gue sama dia kayak awal lagi?”
Arfa berpikir sejenak. Tanpa Crystal sebut namanya, Arfa tau kalau orang itu adalah Azriel.
Dibanding Arfa dan Azriel, memang Azriel yang lebih kecewa dengan sikap Crystal.
“Kenapa ngga lu coba nyanyiin atau kasih surprise gitu? Kalo ngga salah besok dia ulang tahun”
Crystal menepuk jidatnya, “Gue baru inget kalo besok dia ulang tahun! Tapi masa iya gue nyanyiin sih? Gengsi kali, Fa”
Arfa menatap Crystal dengan tajam, “Mentingin gengsi atau kelangsungan hubungan kalian?”
Crystal hanya diam mendengar kata-kata Arfa.
---------------------------------------------
A/N:
Makin lama makin garing ya? Maafkan diriku:(
YOU ARE READING
Heartshield
Teen Fiction-SEQUEL DARI THE ICE- [Crystal's 2nd Story] Suatu keajaiban seorang Crystalvania Benita bertahan di dunia ini setelah dua kali ditinggal oleh orang yang dia sayang. Walaupun dia berhasil bertahan, namun apakah semuanya akan sama dengan yang lalu? Ma...
