EXTRA PART : MALAM PERTAMA; EXPLISIT SCENE

7.9K 624 37
                                    

"Bukalah matamu, Karenina."

Nina membuka matanya dan melihat wajah tampan Ali berada di atasnya, menatapnya dengan lekat bersama tatapannya yang kelam, membelai perlahan wajah Nina yang mulai menghangat. Dia merasakan gerakan lambat jari telunjuk Ali di sisi wajahnya dan senyum tipis membayang di bibir yang selama ini dikenal amat jarang tersenyum, namun menjadi amat sering merekah oleh senyum kecil sejak bersamanya. Jantung Nina berpacu kencang saat sebelah tangan suaminya menyentuh simpul di bagian dada baju tidurnya dan Nina secara reflek mengangkat kepalanya.

"Mas..." kemudian dia memejamkan mata dengan malu ketika dahinya terantuk dahi Ali. "Aduh!" wajah Nina merah padam saat melihat Ali menekan dahinya sendiri dengan telapak tangannya dan terdengar tawa pelan dari suaminya.

Ali tak sanggup menahan tawanya dan menatap Nina di balik tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ali tak sanggup menahan tawanya dan menatap Nina di balik tangannya. Dia mengusap dahinya dan tersenyum pada Nina yang sontak melindungi dirinya dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Aku suamimu, Karenina. Masa iya aku mau perkosa kamu." Ali melebarkan senyumnya.

Pipi Nina semakin merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pipi Nina semakin merah. "Bukan...Bukan begitu...aku...aku...aku gugup Mas."

Alis Ali terangkat dan dia memajukan wajahnya. "Gugup? Aku juga gugup." Dia berkata dengan berbisik. Dia melihat Nina mengigit bibir dan dia meraih wajah itu dengan lembut. "Aku sangat gugup...." dia memiringkan wajahnya dan menyentuh perlahan bibir Nina, menempelkan bibirnya di sana, menikmati napas mereka yang saling menyatu dalam kesunyiaan kamar yang harum itu. Dia menanti.

"Takut..." Nina berkata jujur dengan suara jantung keras, membuka bibirnya dengan lambat.

Gerak bibir Nina bagai pembuka bagi Ali untuk menyesapnya dengan pelan dengan tingkat kelembutan yang luar biasa. Dia melumat lambat bibir manis Nina dan mengenalkan Nina akan tekstur lidahnya di dalam rongga hangat mulut istrinya. Lidahnya meluncur masuk dan membelai langit-langit mulut Nina dan merasakan gerakan tangan Nina yang siap mendorong dadanya.

Namun Ali menangkap tangan Nina, menekan ciumannya semakin dalam dan mendengar erang pelan istrinya yang bercampur rasa kaget. Ali membelit lidah Nina, membelai perlahan lengan Nina yang mencengkram erat bajunya dan menghentikan sejenak cumbuannya.

LOVELY KARENINA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang