4. Min Yoongi

55 4 0
                                    

Seoul, Spring 2011

Yoongi

Flashback

BUUUKKKK... BUUUKKK...

Suara pukulan itu terdengar begitu keras menghantam rahang Yoongi. Lelaki itu tersungkur lemah di atas tanah, memandang  Sooyoung yang menangis melihat kondisinya yang tak berdaya.

"Appa, kumohon jangan sakiti Yoongi Oppa lagi."

"Jangan kau coba membela bajingan itu, Kang Sooyoung! Dan kau bocah tak tahu diri! Punya apa kau untuk menghidupi putriku? Pergi dari rumahku sekarang, atau kau akan kubunuh!!" ancam ayah Sooyoung.

Yoongi mencoba berdiri. Keseimbangannya hampir saja hilang jika ia tak bertumpu pada tubuh Sooyoung. Keadaan Yoongi bisa di bilang mengenaskan. Wajahnya telah dipenuhi luka lebam, darah segar mengalir dari sudut bibir dan hidungnya. Belum lagi goresan luka yang menghiasi kulit pucatnya. Yoongi benar-benar tak berdaya.

"CEPAT MASUK KE RUMAH!! Jangan pernah menemui laki-laki kurang ajar ini lagi!"

"Tapi...."

"Kau mau membantah appa?!"

Ayah Sooyoung menarik lengan Sooyoung dengan kuat, memaksa putrinya itu untuk segera masuk ke dalam rumah. Suara bantingan pintu menghantam keras gendang telinga Yoongi. Yoongi tersenyum miris. Ia bahkan tak punya daya untuk melindungi gadis yang paling ia cintai, Kang Sooyoung.

Yoongi pun memutuskan untuk meninggalkan rumah Sooyoung. Yoongi melangkah dengan tertatih, menahan sakit di sekujur tubuhnya. Sejujurnya, Yoongi masih dapat menahan semua luka fisik yang ia terima sekarang, tetapi ia tak mampu menahan rasa sakit pada hatinya saat melihat Sooyoung yang menangis karena dirinya. Yoongi merasa gagal menjadi lelaki yang baik untuk Sooyoung. Cinta yang Yoongi miliki taklah cukup untuk membuat gadisnya itu bisa bertahan di sisi Yoongi.

***


Kehidupan Yoongi tak bisa dikatakan beruntung. Yoongi telah ditinggalkan kedua orangtuanya sejak kecil. Yoongi pun dibesarkan oleh neneknya. Saat Yoongi berusia 14 tahun, ia memutuskan untuk pindah dari Daegu menuju Seoul. Yoongi bermimpi untuk menjadi seorang prosedur musik yang terkenal, dan membangun perusahaan musiknya sendiri. Sejak berusia 10 tahun, Yoongi telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia musik. Ia belajar bermain piano di ruang musik sekolahnya sendirian, menulis banyak lirik lagu, dan berlatih menyanyi rap. Yoongi ingin memiliki kehidupan yang lebih baik untuk masa depannya.

Namun, hidup sendirian di kota besar dalam usia yang masih belia bukanlah hal yang mudah. Yoongi harus bekerja paruh waktu untuk dapat menghidupi dirinya di Seoul. Semua pekerjaan yang dapat Yoongi lakukan akan ia kerjakan, mulai dari pelayan restoran, menjadi loper koper, pengantar susu, bahkan mengumpulkan barang-barang bekas pun Yoongi lakukan. Perlahan-lahan kesulitan yang di alami Yoongi mulai berkurang saat ia bertemu dengan Namjoon, seorang produser dan rapper muda yang cukup terkenal di kalangan musisi indie Seoul. Namjoon tertarik dengan musik yang dibuat Yoongi, lalu mengajak Yoongi bekerja sama di studio musik yang baru saja dibangun Namjoon. Yoongi pun mulai ikut bersama Namjoon membuat musik untuk penyanyi-penyanyi indie. Yoongi mulai mendapat royalti dari karya musik yang ia ciptakan. Namun, jangan beranggapan bahwa royalti yang Yoongi dapatkan besar. Ia masih produser baru, dan tentu saja bayarannya belum seberapa.

Setelah tiga tahun berjuang, akhirnya Yoongi dapat menyewa sebuah flat sederhana untuk tempatnya hidup. Dia tidak perlu lagi menampung pada Namjoon. Kehidupan Yoongi mulai membaik, dan saat itulah ia bertemu dengan Kang Sooyoung. Seorang gadis cantik, anak pemilik toko bunga keluarga Kang. Yoongi telah jatuh hati pada Sooyoung sejak pertama bertemu Sooyoung di toko bunga milik keluarga Sooyoung. Yoongi mencoba mendekati Sooyoung. Tak butuh waktu yang lama bagi Yoongi untuk membuat Sooyoung menjadi kekasihnya karena gadis itu pun  ternyata memiliki ketertarikan yang sama pada Yoongi.

Seven Colors of RainbowNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ