2. My Mother

62 5 0
                                    

Jungkook

"Jungkook... jaga eomma-mu baik-baik. Jangan sakiti dia."

"Appa, jangan tinggalkan kami...."

"Maafkan appa, maaf tak bisa bersama kalian. Appa mencintai kalian...."

"APPA... APPA... BANGUUUUUNNNNN! APPAAAAAAAA!!!"

***

Jungkook kembali terbangun dari mimpi buruknya. Napasnya terengah-engah, dan jantungnya berdetak dengan begitu cepat. Jungkook sudah tidak dapat lagi menghitung berapa kali dia mengalami mimpi buruk ini. Kenangan buruk yang selalu saja menghantui hari-hari Jungkook. Trauma akan kematian ayahnya begitu membekas dalam pikiran Jungkook. Lelaki itu telah berusaha untuk menghapus mimpi-mimpi buruknya itu, tetapi hingga hari ini masih saja sulit untuk Jungkook pergi dari bayang-bayang masa lalu menyakitkan itu.

Jungkook mengambil segelas air putih dari atas meja lampu yang berada di samping tempat tidurnya, kemudian meneguk air itu dengan cepat. Jungkook masih berusaha menetralkan deru napasnya. Setelah cukup tenang, Jungkok pun beranjak dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi. Ia ingin segera membersihkan diri untuk kembali menyegarkan dirinya.

.

.

.

Setelah bersiap-siap dengan rapi, Jungkook melangkah keluar kamar dan kemudian menghampiri ibunya yang tengah memasak di dapur. Jungkook memeluk tubuh ibunya dari belakang, lalu memberikan sebuah kecupan singkat di pipi kanan sang ibu.

"Selamat pagi, Eomma," sapa Jungkook. Sang ibu membalas sapaan putra semata wayangnya itu dengan senyuman yang sangat cerah. "Eomma sedang masak apa?" tanya Jungkook penasaran.

"Nasi goreng kesukaanmu."

"Aaaaahhh, pegobpa! Masakan Eomma pasti sangat lezat! Aku sudah tidak sabar untuk memakannya!" ucap Jungkook dengan sangat manja, membuat sang ibu tak dapat menahan rasa bahagianya melihat tingkah laku Jungkook.

"Duduklah, eomma akan menyiapkannya untukmu." Ibu Jungkook mengambil satu buah piring, kemudian mengisi penuh piring tersebut dengan nasi goreng yang telah selesai dimasak ibu Jungkook. Jungkook sendiri sudah duduk dengan tenang di meja mekan sembari menunggu sarapan yang disiapkan ibunya.

"Kamsahamnida ,Eomma. Saranghae," ucap Jungkook saat sang ibu tekah meletakkan sepiring nasi goreng favoritnya itu tepat di hadapan Jungkook.

"Nadoya, uri aedul...."

Jungkook menikmati sarapannya dengan begitu bahagia. Bagi Jungkook, melihat sang ibu tersenyum adalah kebahagian terbesar dalam hidupnya. Ibunya telah melewati banyak penderitaan sejak ayahnya meninggal. Ibu Jungkook telah bekerja keras membanting tulang untuk dapat menghidupi Jungkook dengan layak agar Jungkook bisa merasakan masa kecil yang bahagia seperti anak-anak yang lain. Jungkook begitu bersyukur memiliki ibu yang luar biasa seperti ibunya, dan Jungkook telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan pernah menyakiti hati sang ibu sampai kapan pun.

Jungkook sendiri adalah anak yang memiliki begitu banyak bakat. Sejak kecil Jungkook sangat senang bernyanyi. Namun, baru saat memasuki bangku SMP, Jungkook memberanikan dirinya untuk mengikuti audisi sebagai penyanyi di StarHit Entertaiment, perusahaan musik yang baru saja rintis. Ternyata CEO perusahaan itu tertarik pada Jungkook, lalu meloloskan Jungkook sebagai trainee. Selama kurang lebih tiga tahun Jungkook berlatih dengan sangat keras. Dia dilatih vokal, menari, dan juga akting. Setelah masa penantian tiga tahun tersebut, akhirnya Jungkook berhasil debut sebagai penyanyi solo.

Seven Colors of RainbowWhere stories live. Discover now