Ex-Lovember

13.8K 1K 21
                                    

Sejak tadi sore Farhan pulang dari kantor, cowok itu masih ngambek dengan Lovember akibat istrinya itu melakukan prank text padanya. Farhan masih dongkol pada Lovember yang hampir membuatnya loncat dari kursi dan kebakaran jenggot membacanya. Walaupun Lovember sudah meminta maaf berkali-kali pada Farhan, tapi tetap saja cowok itu masih ngambek. Seperti sekarang, Farhan sedang asik menggendong Kirei yang baru menginjak empat bulan di ruang tengah tanpa melirik Lovember yang sedang duduk di sampingnya seraya mengajak ngobrol.

"Aaa... Masih ngambek?" Tanya Lovember dengan cengiran di wajahnya.

Farhan melirik Lovember. "Enggak." Jawab Farhan pendek.

Lovember menyentuh lengan Farhan pelan. "Aku bercanda, A. Kamu nggak asik ah diajak bercanda!"

"Ya habisnya kamu ngajak bercanda tapi bikin suami jantungan. Kamu tahu nggak? Aku bahkan udah nyuruh Derry sama Erga buat cari contact Dewa." Sahut Farhan.

Mendengar ucapan Farhan, Lovember membulatkan matanya. "Serius? Demi apa sih, Aa?" Tanya Lovember kaget.

"Serius. Tanya aja mereka berdua, aku juga udah siap mau hajar dia kalau berani ngerebut kamu. Enak aja, kalau dia mau rebut kamu dari aku." Jawab Farhan. "Untungnya kamu keburu ngasih tahu kalau cuma prank sebelum mereka nemuin contact Dewa. Kalau nggak—idih aku malu banget tiba-tiba ngelabrak dia tanpa alasan yang jelas."

Tawa Lovember langsung pecah saat melihat wajah Farhan yang bergidik kesal. Ia kemudian menangkup wajah Farhan dengan kedua tangannya.

"Cinta banget ya, A, sama aku?" Canda Lovember.

Farhan berdecak pelan. "Dosa lho ngerjain suami."

"Tapi udah minta maaf, kan. Malah Aa yang dosa kalau nggak mau maafin."

"Ish! Yaudah, iya-iya di maafin."

Lovember mencubit pipi Farhan. "Masih nggak ikhlas gitu. Yaudah nggak usah ajak aku ngomong kalau belum ikhlas." Ucapnya lalu mengambil Kirei kemudian melangkah keluar dari ruang tengah,  meninggalkan Farhan ke kamar mereka. "Udah ah, aku ke kamar aja. Mau tidurin Kirei."

Sedangkan Farhan hanya misuh-misuh sendiri dengan volume kecil agar Lovember nggak bisa dengar. Makin panjang urusannya nanti kalau Lovember dengar, lebih baik ia melanjutkan movie time-nya. Mumpung Lovember sedang menidurkan Kirei juga, jadi nggak ada yang menganggu fokusnya menonton.

Fokus Farhan pada 30 menit pertama masih belum pecah. Tapi begitu 45 menit kemudian, fokusnya langsung hilang entah kemana ketika Lovember lewat didepan-nya hanya memakai kemeja putih milik Farhan yang kebesaran yang panjangnya cuma sampai sebatas paha Lovember.

SIALAAAAAANN COBAAN BANGET LAGI NGAMBEK DAH INI! Rutuk Farhan kesal.

"A, inget nggak waktu itu aku nyimpen baju tidur Kirei yang kebesaran dimana? Di laci ini bukan sih?  Aku cari di lemari Kirei nggak ada soalnya." Ucap Lovember dengan santai seraya membuka laci meja TV.

Mata Farhan masih sok-sok menatap layar TV dengan lurus, padahal gatel mau lirik Lovember yang duduk didepan meja TV.

"Kayaknya bener kamu taruh disitu deh, Love." Sahut Farhan stay cool.

Stay cool sih iya, tapi fokus buyar.

"Oh iya, ada disini." Ucap Lovember lalu memutar tubuhnya hingga menatap Farhan. "Stok ASI Kirei kayaknya mulai nggak ketampung deh kalau di taruh kulkas. Besok beli kulkas kecil aja yuk, buat taruh stok ASI-nya di kamar kita."

"Hmmm.." Farhan mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari Lovember.

Memang ASI Lovember yang keluar cukup banyak. Jadinya ia harus selalu pumping dan menyimpan ASI untuk Kirei. Untungnya juga kalau soal menyusu, Kirei benar-benar kuat.

"Aa! Di ajak ngobrol juga." Ujar Lovember gemas karena Farhan hanya menggumam.

MASALAHNYA KAMU BIKIN AKU GAGAL FOKUS, SAYAAAAANGGGG! ISH, CIUM JUGA NIH ELAH.

Farhan tersenyum kearah istrinya. "Iya sayang, besok kita beli. Okey?"

Lovember menanggapinya dengan malas, kemudian menarik baju-baju tidur Kirei yang dulu kebesaran—sekarang mungkin sudah muat karena badan Kirei yang mulai besar dan berisi. Cewek itu kemudian melangkah kearah belakang dan menaruh baju-baju Kirei di keranjang kotor agar besok bisa di cuci oleh ART yang kerja di rumah mereka setelah Lovember melahirkan Kirei. Ya, walaupun nggak menginap, seengaknya rumah mereka serta cucian masih bisa terurus rapih karena Lovember nggak mungkin bisa melakukan semua itu.

Beberapa saat, fokus Farhan kembali seperti awal ketika Lovember ke belakang. Namun kembali buyar lagi begitu ia melirik Lovember sedang memakan coklat di sofa yang berada didepannya beberapa langkah.

Ah anjir matik aja gue gini caranya! Mana tahan lihat bini kayak begini!

"Sayang," panggil Farhan.

Lovember menoleh sambil menaikkan satu alisnya dan mulut yang masih mengunyah. "What?" Sahutnya setelah menelan coklat.

"Kamu ngerasa bersalah lagi nggak sih sama aku?" Tanya Farhan dengan nada frustasi.

Dengan wajah bingungnya Lovember menggeleng—yang semakin membuat Farhan gemas dengan istrinya itu.

"Hah?"

Bukannya menjelaskan apa yang ia maksud pada Lovember, Farhan dengan cepat berpindah sofa hingga akhirnya duduk bersebelahan dengan Lovember. Ia kemudian menarik istrinya itu kedalam pelukannya.

"Gemes banget ah sama kamu." Ucap Farhan sambil mencubit pipi Lovember. "Kamu inget nggak sih apa yang aku bilang waktu awal kita nikah?"

"Ih! Tadi misuh-misuh bilang masih ngambek. Sekarang peluk-peluk!" Sahut Lovember. "Bilang apa sih?"

Farhan menampilkan senyum evil miliknya. "Kalau kamu pakai kemeja aku kayak gini—you look so beautiful and sexy, My Love. Remember?" Bisik Farhan tepat di telinga Lovember.

Lovember menatap Farhan dengan menantang. "So, you wanna kiss me, eh?" Tantang Lovember kemudian mengedipkan satu matanya pada Farhan. 

"Of course."

Tanpa memberi kesempatan Lovember untuk membalas ucapannya, Farhan langsung menyerang bibir Lovember dengan ciuman. Lovember langsung membalas ciuman Farhan, lalu melempar coklat yang ia pegang entah kemana dan melingkarkan kedua tangannya pada leher Farhan. Sedangkan Farhan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Lovember.

"Rasa coklat." Ucap Farhan saat mereka sedang mengambil nafas.

Lovember tersenyum. "You like?"

"Yep!" Sahut Farhan dengan semangat.

"Udah di maafin nih?" Goda Lovember sambil memegang rahang Farhan.

Farhan mengangguk cepat.

Lovember tertawa kecil dengan tangan yang masih bertengger pada rahang Farhan. "Cukur dikit ya besok. Biar rapih." Ucap Lovember.

"Siap Nyonya!" Farhan kemudian mengusap bibir Lovember yang masih ada bekas coklat.

"You know, A—you're a good kisser." Bisik Lovember lalu memindahkan tangannya dari rahang menuju bibir Farhan. "And I love it." Sambung Lovember.

Tanpa Farhan duga, Lovember langsung mencium-nya terlebih dahulu. Membuatnya dengan senang hati melumat bibir Lovember dengan semangat. Dan malam itu, coklat serta TV yang masih menyala seolah mereka lupakan karena asik dengan kegiatan mereka berdua.

Ex-Lovember Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang