Pagi atau malam bagi ku sama saja. Membosankan hidup yang monoton. Diam membisu ketika kelas begitu ramai karena jam kosong. Sosok itu itu saja yang akan ku temui dalam jangka waktu tiga tahun lamanya. Aku hanya berpikir mereka baru saja satu bulan bersama sudah menjadi jadi gilanya.
Sebenarnya mereka itu waras, hanya saja terlalu banyak pikiran sehingga mereka bertingkah konyol. Jujur saja aku tak pernah akrab dengan satu orang pun di kelas baru ku ini. Aku ini seperti orang polos, padahal tidak sama sekali. Aku ini sebenarnya juga gila seperti mereka. Hanya aku masih belum menemukan sosok seperti apa aku di kelas nanti.
Ok, perkenalkan nama Saya Amira Zahra Putri, biasa dipanggil Zahra. Aku memiliki Abang bernama Amirza Putra, hampir mirip bukan. Aku sering memanggilnya Bang Irza.
Bang Irza sekarang berkerja, tapi aku tidak tahu apa perkerjaanya. Karena kalo dibilang bisnis On Line juga bisa. Aku tak mau tahu apa pekerjaannya. Yang terpenting itu halal dan bisa menuruti segala permintaan Ku. Dia Abang yang baik dan juga jahil.
Aku Zahra,Usia 15 tahun lebih dan masih pendidikan SMA. Sebenarnya Aku ingin ke SMK saja, Aku malas Kuliah karena itu menyeramkan. Ospeknya saja bisa membuat orang ingin mati. Bagaimana dengan Zahra yang takut segala hal,pikir ku waktu pengumuman hasil UN SMP.
~~~
Pagi ini pukul 07.15 WIB. pelajaran sudah mulai. Tak ada Ospek memang, karena di sekolah yang ini unik sekali. Menurut senior Ku ospek akan dilaksanakan setelah hari pertama pelajaran (ya intinya masih ada, cuma pelaksanaan aja yang beda).
Suasana kelas baru selalu saja sepi, Aku terpesona kepada seorang teman wanita baru itu. Dia cantik juga berpenampilan menarik. Ah sudahlah.
Kantuk semakin menyerang tubuh ku, sepertinya kebiasaan tidur pagi ku ini kambuh. Mata ku mulai sipit, pendengaran ku semakin berkurang, pikiran buyar, dan aku tak merasa apa pun.
Duk..
"aw sakit" ucap spontan ku.
"mbak keluar sana, cuci muka!! "
Aku pun segera bangkit dari tempat ku, dan satu kelas memandangi ku sambil tertawa pelan. Aku pun menuju toilet dan membasuh muka ku.
Saat keluar toilet aku melihat seorang pria. Aku tak mau peduli dia siapa. Tapi kenapa dia memandangi ku sperti itu. Apa ada yang salah dari ku.. Batin ku.
Aku pun mengambil hp dan melihat muka ku di layar hp ku itu. Dan tak ada yang salah.
"Sudahlah aku masuk ke kelas saja" saat itu aku benar-benar tak peduli mereka siapa?, membenci ku atau tidak, yang terpenting saat sekolah disini terhindar dari masalah saja cukup.
Lulus tanpa harus melalui masalah kecil ataupun besar. Aku terlalu malas untuk memikirkan hal yang menguras waktu ku itu.
Begitulah pemikiran ku, Aku tak seperti yang lain yang harus mendapat nilai terbaik tapi Aku mungkin adalah pemalas nomer satu di dunia. Karena sepertinya Aku wanita satu satunya yang terlalu malas dengan segala hal.
Tapi ya kalo Ayah dan Ibu ku menyuruh agar nilai ku bagus ya Aku akan berusaha. Mengapa? Karena Aku tak ingin membuat mereka kecewa.
Tanpa mereka Aku tak akan setegar ini. Tanpa mereka Aku tak memiliki bang irza. Tanpa mereka Aku tak akan bersekolah disini.
Bukan ramai bukan pula sunyi, hidup ku hanya saja tak bisa dimengerti. Tak dimengerti oleh orang lain yang mengenal ku sebatas nama.
Ini cerita hidupku yang mulai berubah, mungkin lebih baik atau bertambah lebih suram. Setitik cahaya atau beribu cahaya.
----
CITEȘTI
Trouble
Ficțiune adolescențiAku tak bisa menjelaskan perasaan apa ini. Aneh, sulit untuk diterima.
