1.1 Rasa sakit

11.4K 988 40
                                    

BGM : 張碧晨 Diamond Zhang - 聽雪 (Tīng xuě)

Permaisuri Yin dengan rasa penasarannya yang tinggi, melangkah menuju ke kediaman putranya, disana dia melihat suami-istri baru itu tengah berdiri di depan pintu masuk kamar. Dia melihat bahwa putranya, Pangeran Zheng memukuli Zhao Wen Jia. Dia merasa tidak suka, putranya harus di ajarkan dengan benar. Bagaimana bisa dia memukul istrinya seperti itu, dan lagi Zhao Wen Jia terlihat diam saja tanpa melawan sedikitpun.

"Ada apa ini?", Tanyanya ketika berhenti melangkahkan kaki dan diam di hadapan kedua pasangan suami-istri itu.

Zhao Wen Jia berbalik, tidak dapat melihat namun bisa merasakan aura seorang Permaisuri dari wanita di hadapannya. "Yang Mulia Permaisuri, Ini.", Wen Jia memunggut kantong barusan dengan hati-hati. Dia tidak menyerahkannya pada Permaisuri Yin, tapi memeganginya sendiri sambil menunjukkannya. "Ini adalah bubue beracun, tidak berbahaya jika digunakan sedikit untuk wewangian, namun berbahaya jika digunakan sebanyak ini dan secara rutin, ditempatkan di tubuhmu, dan perlahan akan menyebabkan kemandulan, jikapun hamil, anak yang lahir akan mengalami kelainan atau cacat---maafkan saya Yang Mulia, saya tidak bermaksud---",

"Tidak apa.", Permaisuri Yin tersenyum. Dia tidak menyangka menantunya begitu blak-blakkan dan cerdas, "Jadi maksudmu, kantong ini dapat membahayakan diri jika dipakai terlalu lama dan sering?",

Zhao Wen Jia mengangguk, dia berusaha menahan Pangeran Zheng yang tiba-tiba berjongkok dan mencoba mengintip ke dalam kerudungnya. Permaisuri Yin menatap geli kelakukan putranya ini, meski wajar mengingat dia memiliki pemikiran layaknya anak kecil pada umumnya. "Pa---Pangeran hentikan, nanti saja di dalam.", Zhao Wen Jia mengingatkan. Tapi pria itu tidak mengerti, jadi dia hanya terus berusaha dan berusaha mengintip ke dalam kerudung.

Dan, berhasil.

Dia tidak melepaskan kerudung, tapi menyelipkan kepalanya masuk kedalam kerudung, wajahnya menjadi sangat-sangat dekat dengan wajah Zhao Wen Jia. "Ketemu!", Seru Pangeran Zheng sembari tersenyum menampilkan gigi putih berserinya yang sempurna. Tampan, harus Zhao Wen Jia akui, Pangeran Zheng sangat tampan. Kulitnya putih, sepasang matanya tajam dilengkapi dengan alis tebal yang hitam, hidung mancung dan bibir merah yang jarang dimiliki oleh laki-laki kebanyakan.

"Zheng'er jangan begitu, ayo cepat keluar..", Permaisuri Yin memperingatkan.

Pangeran Zheng dengan wajah cemberut keluar, lalu berbisik kearah ibunya, "Ibunda, Wen'er sangat cantik..", mendengarnya, permaisuri Yin tersenyum puas. Paling tidak, putranya tidak sesial itu sampai harus mendapatkan istri buruk rupa bukan? Meski dia sendiri tidak mempedulikan rupa lagi, baginya jika perempuan itu dapat membahagiakan Zheng'ernya, sudah lebih dari cukup.

"Baiklah, kalian suami-istri, pengantin baru, habiskan malam kalian di dalam kamar. Jangan keluar hingga pagi tiba, mengerti?", Ujar Permaisuri Yin menjelaskan semua yang harus dilakukan oleh sepasang pengantin baru, termasuk tradisi mengetes keperawanan mempelai perempuan dengan meneteskan darah keperawanannya kesepotong kain putih. "Zheng'er, masuklah terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang ingin ibunda katakan kepada Wen'er sebentar..",

Pangeran Zheng mengangguk, kemudian melangkah masuk dengan tingkah yang aneh, dia meloncat-loncat mengikuti ukiran ubin lantai yang berbentuk persegi panjang dengan lingkaran sudut 45 derajat disetiap sisinya sehingga ketika disatukan akan membentuk sebuah lingkaran seutuhnya. Melihat hal itu, Permaisuri Yin mengeleng pasrah sembari tersenyum. Kemudian, menarik Zhao Wen Jia mendekat kearahnya.

Wanita itu terlihat gelisah, dia tidak kunjung berbicara juga. Hanya mengenggam tangan Zhao Wen Jia, gadis itu bisa memahami kegelisahan Permaisuri Yin. Untuk itu dia menepuk punggung tangan wanita itu beberapa kali, "Yang Mulia Permaisuri tidak perlu khawatir, saya akan menjaga Pangeran malam ini, besok dan selamanya. Saya bisa mengatasinya, ini sudah malam, sebaiknya Permaisuri kembali dan beristirahat..",

[COMPLETE] Destined to Change YouWhere stories live. Discover now