Itu hari yang biasa bagi semua orang di kelas 3-A, Central Nuuk High School. Mereka bercakap-cakap dengan ria. Mulai dari topik yang paling aneh hingga yang serius seperti kondisi internal pemerintahan negeri ini.
Êrsta memalingkan wajahnya ke arah kiri sekedar mengganti suasana. Yang ia lihat adalah sebuah meja dengan bangkunya yang tidak ditempati. Sebenarnya Êrsta merasa itu seperti sebuah kebetulan saat ia mengingat namanya. Menilik orang itu sering tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas.
"Jâjaruse, orang itu. Dia anak laki-laki yang cukup pendiam," Êrsta berujar dalam hati.
Namun suasana bising kelas kembali menyeruak, sebelum gadis sipit berambut white blonde itu kembali masuk ke dalam ruang tertutup di dalam dirinya. Sebuah ruangan yang hanya untuknya dan tanpa orang lain.
"Ah, aku cukup senang ada orang seperti itu di dalam kelas ini selain diriku. Jika saja ia tidak ada mungkin situasinya akan berbeda."
Gadis ini bahkan tidak ingin membayangkan kalau dirinya satu-satunya penyendiri di kelas. Yang mana hal itu tentu akan membuatnya terlihat lebih mencolok.
*Suara Bel
Tiba juga waktunya. Bunyi bel, seketika membuat setengah kelas terlarut dalam euforia. Seperti terlihat berlebihan, tapi memang kenyataannya seperti itu. Ini hari terakhir sekolah. Libur musim dingin telah tiba.
"Hoof." Gadis berambut white blonde ini menghembuskan nafas menuju telapak tangannya. Topi dari bulu yang hangat menjaga agar suhu tubuhnya tetap normal. Meski begitu, udara dingin tetap membuat rambut sebahunya sedikit kusam.
Udara dingin membuat nafas Êrsta terlihat seperti awan putih. Meski saat itu adalah tahun 2024 yang katanya cuaca semakin panas, tapi di Greenland tetap dingin seperti biasanya.
Êrsta memakai syalnya yang sejak tadi di gantungkan di mejanya. Lalu memakai mantel parka. Di Greenland suhunya cukup rendah. Apalagi saat musim dingin. Menjaga panas tubuh sudah merupakan hal yang lumrah disini.
"Tiiit!" Bunyi dari pemanas ruangan yang telah dimatikan oleh ketua kelas.
"Akhirnya satu semester telah berakhir. Waktu sungguh berjalan cepat," ujar Êrsta dalam hati sambil mendengus pelan.
"Hoi semuanya! Setelah ini libur natal. Bukankah bagus jika kelas kita sedikit bersenang-senang saat natal nanti!? Aku merencanakan pesta khusus untuk kelas kita."
Saat itu tanpa sadar Êrsta tersenyum sesaat. Itu sebenarnya adalah dirinya yang mengetahui kalau ia merasa bahagia, meski hanya mendengar mereka. Itu seperti membuat dirinya menjadi bagian dari mereka. Meski begitu, itu bukan seperti Êrsta ingin bergabung dengan mereka.
"Benarkah itu Manuse!? Pastikan kamu tidak mengecewakan kami!" Siswa yang lain menyahut.
Êrsta adalah orang yang kurang suka akan keramaian. Ia selalu berpikir bahwa mereka itu orang-orang baik dan ia sangat bersyukur berada di sini. Tapi ia lebih menikmati saat dirinya sendiri. Berkutat dengan buku atau memandangi langit.
Fakta bahwa gadis ini suka memandangi langit malam benar-benar nyata dan tidak bisa dibantah jika mereka benar-benar "masuk dalam kehidupannya". Gadis penyendiri ini selalu mendengar orang-orang berbicara bahwa langit malam di sini adalah salah satu yang terbaik untuk dipandangi. Ia sebenarnya kurang tau apa awal mulanya ia tertarik akan bintang. Apa itu karena namanya? (Êrsta dalam bahasa Greenland berarti bintang)
CZYTASZ
Aurora:Polaris (Prototype)
FantasyÊrsta adalah seorang gadis yang sangat menyukai bintang dan buku lebih dari apapun. Hari itu disaat Êrsta yang berumur tujuh belas tahun, berencana pergi ke perpustakaan ia menabrak seorang laki-laki misterius yang ternyata adalah teman kelasnya yan...
