'My Little Girl 46'

Mulai dari awal
                                    

"Aku bukan anak kecil!" kesal (Namakamu) pada Iqbaal.
Iqbaal malah tersenyum manis.

"Tapi hampir mirip"

Lalu (Namakamu) menatap Iqbaal sinis "Setuju sama Shelna, jangan pacaran sama orang yang ngeselin"

"Aku bukan orang yang ngeselin. Jadi, kamu mau kan jadi pacarku?"

Pertanyaan Iqbaal sempat membuat (Namakamu) terdiam beberapa detik.

"Kata Shelna, jangan mau" jawab (Namakamu).

Iqbaal tertawa pelan melihat tingkah (Namakamu). Semakin hari semakin menggemaskan saja.

Iqbaal lebih senang (Namakamu) yang sekarang. Lebih banyak tersenyum dan tertawa. Bukan (Namakamu) yang ia lihat tadi sore. (Namakamu) yang menangis dan bersedih karena kehilangan pasien yang ia rawat.

Tadi sore Iqbaal berniat bertemu (Namakamu) dirumah sakit. Namun, dia malah melihat (Namakamu) yang sedang menangis dipelukan Ari. Dia memperhatikan Ari dan (Namakamu) dari kejauhan. Setelah mencari informasi, ternyata pasien yang ia rawat meninggal dan itu yang menyebabkan (Namakamu) bersedih.

"Kita nostalgia yuk?" ajak Iqbaal, (Namakamu) pun kebingungan tak mengerti ucapan Iqbaal.

"Ayo, ikut aku"

Iqbaal menarik tangan (Namakamu) untuk mengajaknya kesuatu wahana bianglala. (Namakamu) menatap heran kearah Iqbaal.

"Dulu, terakhir kali kepasar malam. Kamu minta naik bianglala, tapi berhubung waktu itu udah malem. Aku gak izinin kamu, kamu ingat?"

Sejenak (Namakamu) mengingat sebuah memori yang barusaja Iqbaal katakan. Dia ingat, malam itu Iqbaal tidak mengizinkannya naik bianglala karena sudah larut.

"Dan hari ini, aku bakal nepatin janji aku"

Tak ada kata yang bisa (Namakamu) ucapkan. Perasaan senang menjalari hatinya, saat tahu Iqbaal masih mengingat janjinya.

"(Namakamu), ayo naik. Kok malah ngelamun?" ajak Iqbaal yang ternyata sudah naik salah satu tempat yang berbentuk sangkar burung.

(Namakamu) menuruti kemauan Iqbaal. Dia duduk berhadapan dengan Iqbaal sedangkan Shelna malah berdiri karena sangat antusias melihat pemandangan pasar malam dari atas ketinggian.

"Om Ibaal, itu pesawat miling-miling yang Nana naikin tadi" heboh Shelna kesenangan.

(Namakamu) tertawa pelan, dia lalu mencium pipi Shelna.

"Kayanya sayang banget sama Shelna?" kata Iqbaal yang daritadi melihat tingkah (Namakamu).

"Iya soalnya Shelna gemesin sih"

"Aku gemesin gak? Biar disayang sama kamu gitu?" Iqbaal terkekeh pelan setelah berhasil menggoda (Namakamu).

"Gemesin, pengen nabok" kesal (Namakamu) pada tingkah Iqbaal yang masih suka menggodanya.

Iqbaal malah tertawa "Gapapa, seenggaknya ada yang kamu suka dari aku. Biar aku diinget terus sama kamu"

"Niatnya mau bilang makasih karena udah buat aku seneng, tapi kayanya gaperlu"

Benar, (Namakamu) membatalkan niatnya untuk berterimakasih pada Iqbaal karena berhasil membuatnya senang malam ini. Tapi karena keusialn Iqbaal yang terus menggodanya. Membuat (Namakamu) kesal.

"Gausah bilang makasih, itu udah jadi tugasku buat kamu seneng"

Hening. Beberapa saat hening, hanya ada celotehan Shelna yang ditanggapi Iqbaal seadanya.

(Namakamu) menjadi pemerhati. Terbesit pikiran untuk memberi kesempatan Iqbaal tapi hatinya masih ada keraguan.

"Kak," panggil (Namakamu) pelan "Aku mau tanya sesuatu boleh?"

My Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang