First Meet

404 36 2
                                    

        "Bro, cepat sedikit!" Suara Chanyeol menggelegar di apartemen kami.

        Aku mendesah dan mengambil dompet serta kunci mobil sebelum turun kelantai satu, Chanyeol sedang mondar-mandir di ruang TV.

        Chanyeol adalah saudara tiriku. Dia anak Luhan dari pernikahan pertamanya. Meski kami tidak ada hubungan darah sama sekali, tapi hubungan kami  dekat dari saudara kandung. Meski kadang-kadang Chanyeol benar-benar menjadi orang yang super duper menjengkelkan, dia tetaplah saudaraku. Chanyeol dan aku hanya berjarak satu tahun, dia lahir lebih dulu dariku.

        Duduk diam sambil melihat TV adalah Sehun, salah satu teman kami dari High School. Sangat berbeda dari Chanyeol yang hobinya berteriak-teriak, Sehun mempunyai bawaan tenang. Siapapun yang berada didekatnya akan merasa nyaman.

        Kami sedang sama-sama kuliah, ini tahun ketiga kami. Kami memutuskan untuk menyewa apartemen bersama-sama. Sebenarnya kami ingin tinggal di tempat yang sudah disediakan oleh pihak kampus, tapi  Roseanne mewanti-wanti kami untuk mencari apartemen saja. Dia bilang itu akan membuat pikirannya sedikit tenang.

        Dan disinilah kami. SNU (Seoul National University). Orang tua kami tinggal di Ilsan. Setelah lulus High School aku memutuskan untuk berganti suasana dan aku memilih Seoul. Chanyeol dan Sehun memilih untuk bersama denganku.

        Melihatku turun, Chanyeol berhenti mondar-mandir. "Akhirnya! Apa saja yang kau lakukan, bersolek dulu?" Aku hanya memutar bola mataku menanggapi perkataan Chanyeol.

        "Ayo berangkat." Kataku sembari berjalan keluar.

        "Hell yeah! Aku sudah sangat lapar." Chanyeol berjalan tepat dibelakangku. Suaranya langsung masuk ke telingaku.

        "Kau selalu lapar, Chanyeol." Timpal Sehun.

        "Well, bukan salahku. Aku hanya sedang bertumbuh."

        Kulirik Chanyeol sambil membuka pintu mobilku. "Kalau seperti ini bertumbuh, aku ragu apakah kau ini anak manusia atau bukan."

        Itu benar. Tubuh Chanyeol besar—sangat tinggi. Jika kau melihatnya kau pasti berpikir kalau Chanyeol adalah orang yang menakutkan. Tapi kenyataannya, dia seperti Brother Bear—Saudara Beruang. Diluar terlihat garang (garang yang terkesan kyeopta), tapi didalamnya, dia memiliki hati yang lembut dan penyayang.

        Kami sampai di "Myeongdong" sepuluh menit kemudian. Biasanya kalau jalanan sedang padat, perjalanan ke "Myeongdong" bisa memakan waktu sampai dua puluh menit. Tapi karena ini bukan Weekend—Akhir Pekan–jadi jalanan tidak terlalu padat. Selain itu dengan cara mengemudiku—yang ibuku bilang mirip seperti kucing dikejar anjing—yang sangat cepat, kami tidak perlu berkendara lama-lama.

        Setelah kuparkirkan mobilku di tempat parkir yang biasa kugunakan, kumatikan mesin mobilku dan segera keluar dari mobil. Chanyeol dan Sehun pun sudah keluar dari mobil.

        Pertama keluar dari mobil tatapanku bertemu dengan suatu benda. Mobil? Oh, Tuhan, masihkah ada yang mengemudi barang rongsokan ini? Umur truk ini pasti lebih tua dari kakekku. Jika aku punya benda seperti ini, sudah lama akan ku musiumkan. Bahkan aku tidak akan berani menyentuhnya, apalagi mengemudikannya.

        "Ya Tuhan, benda macam apa ini?" Teriak Chanyeol. Tampaknya bukan cuma aku saja yang memperhatikan truk ini.

        "Pelankan sedikit suaramu,Chanyeol!" Desisku. Sehun hanya menggelengkan kepalanya.

Paper Heart | Zhang YixingWhere stories live. Discover now