First Messages

119 22 18
                                    

        Pertemuan pertama tidak menimbulkan kesan menyenangkan. Pertemuan kedua meninggalkan kesan brengsek pada diriku. Dan percakapan pertama kami, ya Tuhan, aku senang karena akhirnya aku bisa berbicara padanya -mendengar suara indahnya- tapi hasil dari pembicaraan itu tidaklah seperti yang kuharapkan.

        Kebanyakan perempuan yang aku ajak bicara pasti akan berusaha mati-matian agar mereka bisa menarik perhatianku, tapi Kim Hyemi tidak. Hmm, itu semakin membuatku penasaran.

        Sekarang aku harus memainkan permainan menunggu. Sehun bilang kalau dia akan mulai bicara dengan Jisoo -maksudku Ia akan mulai serius- mengajaknya berkencan dan lainnya.

        Tapi disinilah aku sekarang -perpustakaan- menunggu Kim Hyemi. Aku sudah tidak sabar menunggu Sehun dengan rencananya yang terlalu lama memakan waktu, tapi setelah dua jam lebih aku menunggu, Ia tidak kelihatan sama sekali. Apa Ia tidak bekerja hari ini? Yang ada hanya Nyonya Jung.

         Aku bukanlah tipe laki-laki yang suka menunggu, apalagi menunggu seorang wanita. Aku terbiasa dengan mereka yang selalu menungunggu atau mengejar-ngejarku. Okay, mungkin ini terdengar sedikit brengsek, tapi kenyataannya memang seperti itu. Aku tidak perlu susah payah mencari wanita karena selalu mereka yang mendekat. Dan bukan berarti aku langsung mengambil keuntungan atas itu semua.

        Meskipun reputasiku buruk, kenyataannya, aku tidak pernah melakukan apa yang mereka katakan. Seperti selalu tidur dengan semua wanita yang aku kencani. Oh, itu membuatku ingin muntah.

        Entah bagaimana dan dari siapa berita menjijikan itu beredar. Karena jelas, aku tidak pernah meniduri mereka semua. Yup, tidak pernah.

        Meski aku tidak percaya dengan cinta pada pandangan pertama, cinta sejati dan segala macamnya, aku merasa kalau aku harus menunggu waktu dan orang yang aku anggap tepat. Tapi apa hal macam itu ada? Karena aku sendiri tidak percaya.

        Dan sekarang aku dibuat menunggu -lebih tepatnya aku membuat diriku menunggu- oleh gadis ini. Gadis yang baru sekali aku ajak bicara tapi berhasil membuatku penasaran setengah mati. Aku tidak yakin akan apa yang membuatku penasaran, entah itu sikapnya, sifatnya atau apa.

Dua jam aku rasa sudah lebih dari cukup untukku menunggunya disini. Aku putuskan untuk langsung bertanya saja pada Nyonya Jung.

        "Nyonya Jung?" Kataku saat aku sudah berada di depan mejanya.

        "Oh, Yixing." Nyonya Jung tersenyum. "Apa yang bisa aku bantu?"

        "Sebenarnya aku sedang mencari Kim Hyemi."

        "Kim Hyemi? Maksudmu Yemi?" Tanyanya.

        Oh, jadi My Brown Eyed Girl lebih suka dipanggil Yemi?

        Aku mengangguk. "Hari ini dia tidak bekerja." Jawabnya singkat.

        "Tidak bekerja?" Aku semakin penasaran.

        "Iya, dia bilang ada urusan mendadak. Apa ada masalah? Kau kesulitan menemukan sesuatu?" Selalu bersemangat untuk menolongku.

        Jika aku bilang ya, pasti Nyonya Jung berikeras untuk membantuku. Tapi aku tidak butuh itu. Hmm, apa yang harusnya aku katakan? Oh!

        "Sebenarnya aku ada urusan dengan Kim.. Yemi, dan aku harus langsung berbicara dengannya. Bisakah kau membantuku? Aku sangat perlu nomor telefonnya." Aku memberikan tatapan memelas yang paling aku kuasai. Dan berhasil!

        "Tentu." Lalu Nyonya Jung merobek kertas dan menuliskan nomor telefon Kim Hyemi. "Igo." Kuambil kertas yang disodorkan Nyonya Jung dengan senyum yang tersungging di wajah. Aku merasa seperti pemenang lotre. "Mudah-mudahan ini bisa membantu."

Paper Heart | Zhang YixingWhere stories live. Discover now