Awal

13 5 0
                                    

"Tok..Tok..Tok..Tok!" ibu Tasha mengetok-ngetok pintu kamar anaknya tak sabar.

Satu jam lagi pukul 09.00 Tasha harus pergi kuliah, tapi jam segini anaknya belum juga bangun.

"Tashaaaaa, bangun Nak, kamu ndak kuliah?" Ibu Tasha bingung cara membangunkannya karena pintu kamarnya dikunci.

Jika Tasha tidak dibangunkan, ia malah uring-uringan ke ibunya dan pasti merengek "Ibu ko ndak bangunin aku?" membuat ibu pusing.

Tasha menyiapkan diri dengan terburu-buru dan berantakan. Mau tak mau ibu Tasha yang akan pusing membereskannya.
"Tintong....tintong!" bel Rumah berbunyi. Ibu Tasha rela tak rela meninggalkan Tasha yang masih tertidur takut lupa membangunkannya lagi. 

Saat membuka pintu entah mengapa ibu merasa sangat lega siapa yang datang, lelaki manis yang ibu Tasha sangat kenal, Fauzan. Dia adalah sahabat Tasha. Ibu Tasha langsung menampakkan ekspresi sedih dan Fauzan langsung menyadari ada sesuatu masalah besar.

"Kenapa Bu? Ada masalah besar?" di Jawa hampir semua orang memanggil orang tua perempuan dengan sebutan ibu.

"Wah ini masalah besar banget Zan, Ibu ndak sanggup!" Ibu Tasha geleng-geleng kepala.

"Tasha belom bangun Bu?" Fauzan melotot kaget. Ini masalah serius menurut Fauzan.

"Tasha susah Bu, kalo cuma di gedor-gedur pintunya," Fauzan lari keluar rumah. Maaf "Bu, pasti si Tasha ndak ngunci jendela kamar, aku masuk lewat jendela. Izin ya Bu, kalo ndak bisa telat aku sama Tasha, dosennya pagi ini killer Bu," Fauzan berbicara sambil berlari.

Ibu Tasha hanya bengong mendengar perkataan Fauzan, jadi selama ini anaknya tidak pernah mengunci jendela kamarnya.

*

Fauzan berlari keluar rumah Tasha sekuat tenaga, bisa-bisanya Tasha jam delapan belum bangun. Ia ingin masuk kamar Tasha lewat jendela, Fauzan tahu Tasha tak pernah mengunci jendela karena dari dulu kunci jendela kamar Tasha rusak dan Tasha selalu lupa untuk bilang ibunya kalau kunci jendelanya rusak.

Fauzan sampai di depan jendela kamar Tasha, Fauzan membuka jendela dengan cepat dan masuk ke kamar.
Dia melihat Tasha tidur sangat tenang sekali dan terlihat cantik, seperti putri tidur yang menikmati tidurnya.

Fauzan menghampiri Tasha yang tertidur, ia ngusap-usap tangannya siap beraksi.

Fauzan mencubit pipi Tasha  yang tembam dengan sangat kencang. Raut wajah Tasha yang tadi sangat cantik tiba-tiba berubah jelek karena kesakitan.

"Aaaaaaa, sakiiiiiiit....." Tasha mengamuk dan bangun seketika. Tasha paling sebal di cubit karena sakitnya bukan main dan terasa panas di kulit.

Fauzan mendekati telinga dan membisikkan kata, "Tasha sayang, Hari ini Rabu dan ada Pak Teguh di Pagi hari," setelah membisikkan itu Fauzan langsung berdiri tegap.

Tasha langsung melotot, bangun dari kasur, berlari menggambil handuk, dan mandi dengan kilat.

Di dalam kamar mandi Tasha teriak "Ibuuuuu kenapa ndak bangunin aku?" Fauzan sudah sangat mengahapal kata-kata yang akan dikeluarkan Tasha ketika beberapa menit masuk kamar mandi. "Tidur kamu itu loh kebooo, di bangunin susah!"

Fauzan membuka kunci kamar Tasha dan saat dibuka pintunya, ibu tasha sudah berada di depan kamar Tasha, melipat tangannya di depan dada. Fauzan tahu ibu Tasha membutuhkan penjelasan mengapa fauzan tahu soal jendela kamar tetapi ibu Tasha tidak.

Fauzan nyengir sumringah, "Sepurone bu, tanyakan langsung ke Tasha ya. Aku ndak ikut campur, hehehe," Ucapnya agak membungkuk.

Ibu Tasha hanya menggelengkan kepalanya dan anak kesayangannya keluar kamar sudah rapi. Tasha langsung salim kepada ibunya dan berlari keluar rumah dengan cepat.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang