P R O L O G

1K 130 114
                                    

"Selamat sore, selamat datang di minimarket. Silahkan berbelanja." sapaan itu terdengar dari pramuniaga laki-laki tatkala melihat seorang gadis berjalan masuk ke dalam minimarket dan menuju rak-rak besi yang berisi berbagai macam camilan.

Gadis itu mengambil keranjang kemudian mengitari rak bagian snack dan matanya menelisik guna mencari sesuatu yang ia inginkan. Snack bungkusan adalah favoritnya, ia menyukai semua jenis snack. Bolak-balik ke sana kemari sambil memperhitungkan kira-kira camilan manakan yang akan ia ambil.

Bingung

Gadis itu memegang dagunya dan mangut-mangut seolah berpikir. "Kalo gue beli ini dapet diskon tapi isinya dikit, kalo beli yang itu gadapet diskon dan isinya banyak, terus yang satunya lagi beli 2 gratis 1," gumam gadis itu.

"Ini juga snack kenapa isinya cuma angin sih anjir. Niat jualan apa kagak. Bungkus doang gede isi nggak ada setengah," dumel gadis itu kesal. Ia mengitari kembali rak bagian snack-snack chiki. Sudah 5 kali sepertinya gadis itu bolak-balik dari satu rak ke rak lainnya tapi tetap saja ia belum memasukkan satupun ke dalam keranjang.

"Beli aja semua," ucap seseorang di samping gadis itu secara tiba-tiba. Sedari tadi ia memperhatikan jika gadis di depannya ini hanya mondar-mandir tidak jelas di depan rak camilan.

Gadis itu menoleh kaget lalu mengernyit bingung. Siapa dah? Batinnya.

"Mbak?" ucap orang tersebut sambil melambaikan tangan di depan wajah gadis di depannya.

Gadis itu mengerjap kaget dan berkata, "Hah iya?" tanyanya.

"Daripada bingung mending ambil aja semua," ucap orang itu lagi.

Dahi gadis itu berkerut. Dih itu sih mau lo! Julidnya dalam hati.

Gadis itu hanya tersenyum. "Hehe, nggak kak. Saya miskin," ucapnya disertai cengiran di bibirnya.

Miskin mata lo! Bahkan lo beli nih minimarket juga bisa! Maki gadis itu pada dirinya sendiri.

Aurina Sekaraline Greysand namanya. Gadis dengan hoodie berwarna putih dengan logo merk ternama itulah yang sedari tadi mondar-mandir mengelilingi seluruh rak camilan di sana. Sekar masih menatap laki-laki di sampingnya dengan seutas cengiran polos.

Laki-laki yang ditatap seperti itu pun mengernyit tampak tidak percaya. Pasalnya gadis di depannya ini mengenakan pakaian yang apabila sekali lihat saja orang pasti tau ia memakai pakaian dari brand ternama. Menggelengkan kepalanya untuk tidak berpikir macam-macam, laki-laki itu memilih melenggang pergi meninggalkan gadis itu yang menatapnya polos.

Lah pergi? Percaya kali ya kalo gue beneran miskin? Batin Sekar.

Gadis itu mengedikkan bahunya tidak peduli lalu segera mengambil beberapa snack yang sekiranya ia sukai dan segera membayar camilannya ke meja kasir.

"Totalnya jadi 78.600 rupiah," kata kasir tersebut sembari memasukkan camilannya ke dalam totebag.

Sekar mengeluarkan selembar uang seratus ribu dari dalam saku hoodienya. Kasir tadi segera menerima uang tersebut dan memproses pembayaran. "Maaf, kak. 400 rupiahnya boleh buat donasi?" tanya kasir tersebut.

Gadis itu mengangguk kemudian mengambil tas belanjannya dan berkata, "kembaliannya buat donasi semua aja, mbak," ucapnya yang langsung melenggang pergi keluar dari minimarket, meninggalkan kasir tadi yang masih melongo.

Lumayan rejeki. Batinnya.

Sekar berjalan keluar dari minimarket sambil menenteng totebag berisi jajanannya. Menyusuri jalanan setapak di dekat komplek perumahannya yang tampak ramai dengan berjalan kaki.

PRAGMA (On Going) Where stories live. Discover now