Jerawat

13.2K 1.1K 360
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

.
.
.
.

Hujan masih menyisakan rintik-rintik yang membasahi bumi  setelah hampir 3 jam hujan deras turun sejak jam makan siang. Hawa yang ditinggalkan membuat banyak orang enggan keluar rumah atau pun keluar dari selimut.

Sama seperti Taeyong, laki-laki manis yang memasuki jenjang terakhir sekolah menengah atasnya pada tahun ini lebih memilih bergelung diselimut kamarnya sembari berkutat dengan setumpuk buku-buku pelajaran sambil memutar lagu mellow yang sayup-sayup terdengar yang dirasa dapat menambah semangatnya dalam melahap soal-soal yang bertumpuk diatas ranjang. Tak jarang rambut cokelat halusnya diacak-acak tak jelas ketika merasa buntu dengan soal-soal bahan ujian akhir yang entah kapan dapat ia selesaikan.

Jam masih menunjukkan pukul 3, Taeyong mengalihkan pandangannya ke jendela besar balkon kamarnya. Mungil itu menghela nafas yang membuat kaca balkonnya buram, inginnya dia keluar membeli makanan lantaran perutnya mulai perih minta diisi. Tapi kemudian diurungkan mengingat udara diluar masih rendah dan ia terlalu malas untuk melewati genangan air yang membasahi jalan.

Bibirnya mengerucut, tubuhnya dihempaskan pada ranjangnya lagi. Taeyong melamun sebentar namun tak berselang lama terdengar bel pintu apartemennya berbunyi.

"Siapa sih yang namu ujan-ujan gini!"

Gerutu lelaki manis itu sambil memanyunkan bibirnya lagi. Jangankan membukakan pintu, gerak dari kasur aja badannya malas sekali. Dan didalam mode magernya ini malah ada tamu yang datang ke rumahnya. Taeyong sebal, meski begitu ia tetap terseok-seok bangkit dan dengan langkah menghentak jengkel ia menuju pintu untuk melihat siapa yang bertamu lewat interkom rumahnya.

"Uh Jay?"

Taeyong mengernyit begitu melihat siapa yang ada dibalik pintu sana. Seorang lelaki dengan hoodie hitam yang sedikit basah dan beberapa plastik di kanan dan kiri tangannya nampak berdiri kerepotan. Taeyong memasang wajah cengo, tetapi si lelaki dibalik pintu malah mengulum senyum tipis yang memunculkan cekungan manis di kedua pipinya.

"Oh hai. Bukain pintunya, dingin nih!"

Si tamu berkata sembari sedikit menaik turukan badannya seolah menegaskan gestur tubuh kedinginan yang tak main main. Bagaimana tidak, lelaki itu berjalan menerobos hujan dari rumah tanpa payung dan mampir ke minimarket sebentar untuk membeli beberapa makanan sebelum datang kesini. Bertemu kekasihnya.

"Aku kira kamu basket hari iniiiiii!!!"

Dengan nada jengkel tapi lebih terkesan manja si tuan rumah membuka lebar pintu apartemenya dan membiarkan si tamu masuk kemudian memeluknya singkat.

"Kamu basah gini, gabawa payung?"

Taeyong memperhatikan pacar yang sudah 2 tahun bersamanya itu dari atas ke bawah setelah pelukannya terlepas.

"Iya nerobos. Hehehehe." Jawabnya sembari menurunkan hoodie yang menutupi kepala.

"Yaudah ke kamar sana cari baju, aku buatin latte."

La Di Da Donde viven las historias. Descúbrelo ahora