15.0

5.4K 771 35
                                    

Hoseok mengabaikanku karena aku tak mengangkat telponnya dan sibuk berbicara dengan Baekhyun.

Sungguh, sudah seminggu aku diabaikan olehnya. Membuatku hampir gila karena tak bertegur sapa dengannya.

Bahkan Hoseok menganggapku seperti orang yang tak terlihat. Dia selalu mengabaikanku. Tak peduli jika aku memanggilnya berulang kali.

Dan disinilah aku.

Di depan pintu apartemen Hoseok.

"Ada apa?" Tanya Hoseok cuek saat ia baru saja sampai ke apartemennya dan melihatku berdiri disana.

"Kenapa mengabaikanku?" Tanyaku.

"Sudah jelas bukan alasannya? Kenapa ditanya lagi?" Ujar Hoseok dengan nada yang benar-benar menyebalkan.

"Kau bahkan bukan kekasihku. Kenapa kau bertindak seperti kekasihku sih?" Omelku.

Hoseok mengepalkan tangannya kuat. Aku dapat melihatnya. Setelah ia itu membaku hantamkan tinjuannya ke tembok dengan cukup keras, mengurung diriku diatara kedua tangannya.

Tindakannya menbuatku sedikit takut.

"Jadi, aku tak boleh bersikap seperti itu karena aku bukan kekasihmu?" Tanya Hoseok sembari menatapku lekat. Ia marah.

Aku mengalihkan pandanganku kearah lain, berusaha menghindari kontak mata dengannya.

"Tentu saja. Kita tak ada hubungan. Kita hanya teman,"jawabku.

Hoseok menghembuskan nafasnya.

"Lihat aku,"

Aku menggeleng.

"Lihat aku!" Hoseok meninggikan suaranya hingga membuatku takut.

Namun, aku masih belum mengalihkan pandanganku dari arah lain.

"Gadis bodoh! Kubilang lihat aku! Kau tuli?" Kali ini suaranya benar-benar tinggi dan membuatku tersentak kaget.

Aku mendongakkan wajahku dan akhirnya mata kami saling bertemu.

"Hei, maafkan aku. Aku tak bermaksud membentakmu," kata Hoseok gelagapan saat ia melihat mataku mengeluarkan air.

"Kau menyeramkan," isakku. Kini aku jadi menangis karena ulah Hoseok.

Hoseok megusap pipiku. Lebih tepatnya menghapus air mataku sembari menenangkanku.

"Jangan marah padaku," kataku sembari menangis dengan lebih kuat. Dan tentu saja membuat Hoseok kewalahan untuk menenangkanku.

"Aku tak marah. Jadi berhentilah menangis," kata Hoseok lagi dengan suara lembutnya.

Namun, aku tak bisa menghentikan tangisku. Rasanya air mataku jatuh dan mengalir dengan sendirinya.

Bibir Hoseok yang menempel di bibirku sukses membuatku berhenti menangis. Untuk sesaat kami saling menyesap bibir masing-masing pasangan dan kemudian Hoseok melepasnya.

"Hanya ciuman yang bisa membuatmu berhenti menangis,"

FATE : LATE [ JHS ] Where stories live. Discover now