Eps. 19

1K 138 0
                                    

Malam ini, aku hanya terdiam di kamar dengan alunan lagu yang menidurkan, secangkir coklat hangat.

" Because I love you more than her . . . "

Perkataan itu masih terdengar jelas di telinga ku.

Bagaimana bisa kau mencintai ku ? 

Apakah ini hanya sebuah permainan awal yang kau rancang agar membuat ku bernasib sama seperti namja yang lain ? 

Aku masih menganggap semua hal ini terjadi karena Jessica sedang ketakutan, bukan karena dia mencintai ku. 

Tok .. tok ..

Aku berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kamar hotel.

" Aku kira kau bersama tim mu. "

" Tidak, aku meminta izin untuk berada disini. "

" Masuklah. "

Aku mengikuti langkah kakinya yang tak tentu dan berakhir di sofa. 

" Apakah tugas mu sudah selesai ? "

" Sudah. "

" Jadi kau tidak perlu berpura-pura menjadi bodyguard Jessica lagi ? "

" Ne. "

" Tahukah kau ? "

" Tidak. "

" Kau hampir saja mengakhiri hidupnya. "

" Apa maksud mu ? "

" Apa maksud ku ? Kau tidak melihat tadi ? Namja itu mengarahkan senjatanya ke arah Jessica. Apa ini yang kau katakan dia tidak terlibat dalam kasus mu ? "

" Aku tidak tahu jika akan terjadi hal seperti itu. "

" Bagaimana bisa kau tidak mengetahuinya, Yuri ? "

" A-aku . . ."

" Aku tidak bisa berpikir kau hanya diam saja disaat dia sedang dalam bahaya. "

" Aku tidak diam saja. "

" Kau-diam-saja. "

" Atasan ku menahan ku untuk mendekat. "

" Di saat seperti itu harusnya kau tidak mempedulikan hal itu dan kau melindunginya. Jika kau benar-benar ingin menjaganya. "

Dia hanya terdiam dan tertunduk. Tak sedikit pun dia menjawab ataupun membantah ucapan ku. 

" Lindungilah dia, Yuri. "

" . . . "

" Aku tidak akan pernah bisa melindungi dia. "

" Apa maksudmu ? "

" Buktikan lah jika kau menyukainya. "

 " Aku sudah mencobanya. "

" Lalu ? "

" Dia menginginkan mu, dia hanya mencari mu. "

Mata ku terbuka lebar saat Yuri mengatakan hal itu. Ternyata tidak hanya Tiffany yang mengatakan jika Jessica menyukai ku. 

Apa yang harus lakukan ? 

Taeyeon POV End

Tiffany masih terjaga dan Ia memandangi pemandangan kota New York dari jendela kamarnya. 

" Because I love you more than her . . . "

" B-Bagaimana ? "

" Lupakanlah. Itu tidak penting untuk mu. "

We Are The CEO GirlsWhere stories live. Discover now