16.

536 57 5
                                    



“kau?” aku tidak percaya bahwa dia ada dihadapanku sekarang.

“jawab pertanyaanku”

“tidak. Memangnya kenapa?” aku langsung membuang muka, mencoba menyembunyikan wajahku.

“aku hanya tanya” dia melepaskan tanganku yang tadi ditarik olehnya.

Aku langsung melanjutkan langkahku, yang sempat terhenti oleh keberadaanya. Namun lagi-lagi

“Aera” panggilnya.

“nee?” apa dia tidak tau aku berusaha keras untuk terlihat biasa saja jika melihatnya.

“ayo pulang bersama”

“mwo?” aku terkejut mendengar ajakannya.

“kita kan tetangga”

Selama kami berjalan bersama, ini terasa sangat canggung. Aku hanya bisa menunduk walaupun hasratku ingin melihat wajahnya.

“apa kau tidak apa-apa pulang sendirian?”

“gwaenchana” rumahnya lebih dekat dari rumahku. Jadi kami ke rumahnya duluan.

“Aera-ya? Apa itu kau?”

“ah nee, ini aku, Kang-ahjumma”

Ibunya Daniel keluar dari rumah dan menyapaku.

“kau tidak masuk dulu?”

“tidak, aku akan segera pulang”

“Daniel, kau antarkan pulang Aera sana”

“ah, itu tidak perlu ahjumma” jawabku sambil tersenyum agar beliau percaya

“tidak apa, ayo kuantar pulang”

Kami lagi-lagi harus berjalan bersama. Ketika kami sampai di perempatan dekat rumahku, kami bertemu dengan Woojin. Rumahku dan rumah Woojin hanya berjarak 3 rumah. Jadi kami tetangga dekat.

“Aera, kau darimana?”

“aku dari toko buku dan tidak sengaja bertemu dengan Daniel. Jadi dia sekalian mengantarkanku pulang”

“hyung, kau boleh kembali. Aku akan mengantarkan Aera”

Daniel diam saja, dan malah menarik tanganku agar ikut berjalan bersamanya. Aku melihat Woojin yang sekarang di belakangku dan memberinya kode agar dia pergi. Woojin terlihat seperti tidak ikhlas membiarkanku jalan dengan Daniel. Ya, mungkin karena dia tidak suka dengan Daniel yang biasanya mengacuhkanku

--

August 2015

Musim liburan menyambut bulan agustus ini, cuaca yang indah. Aku sebenarnya ada janji dengan Woojin, dia tiba-tiba mengajakku untuk berjalan-jalan. Aku tidak punya alasan untuk menolaknya, jadi aku memutuskan untuk pergi.

“eomma, aku akan pergi bersama Woojin” teriakku dari luar rumah.

“hati-hati, jangan pulang malam”

“baiklah”

Aku menuju ke gerbang depan rumahku dan menunggu Woojin. Aku mengenakan mini dress berwarna peach dan rope sandals berwarna putih. Aku rasa ini cocok untuk musim panas yang akan segera berakhir. Beberapa menit kemudian Woojin datang dengan gaya khasnya. Kaos putih, cardigan, jeans dan sneakers. Aku sudah hafal betul dengan dia.

My Boyfriend [✔]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz