Andrea masih betah di posisi dirinya dirangkul oleh Alva dan menaruh kepalanya di bahu Alva. Alva sesekali mengelus pundak Andrea dan mencium keningnya. Sungguh, Andrea akan membunuh orang yang akan menganggu momennya dan Alva kali ini.
"An..," ujar Alva.
Andrea menjawabnya dengan deheman tanpa melirik ke arah Alva.
"Aku mau bilang sesuatu sama kamu, tapi aku takut."
Andrea menyernyit heran lalu mendongak agar dapat melihat wajah sang kekasih.
"Ya tinggal ngomong doang Al."
Alva menarik nafas lalu membuangnya perlahan. Andrea masih bergeming menunggu apa yang akan dikatakan Alva nantinya.
"An..,"
"Iya?"
"Aku.. mau ngomong sesuatu yang mungkin gak akan pernah kamu duga."
"Maksud kamu?"
Alva melepas rangkulannya di bahu Andrea dan merogoh sakunya untuk mengambil sesuatu dari dalam sana. Andrea masih tidak mengerti, dan dia masih menunggu. Setelah berhasil mengambil barang tersebut Alva mengangkatnya dan memperlihatkannya kepada Andrea.
Ternyata Alva mengambil sebuah kotak berwarna merah, disana terdapat sebuah benda kecil yang berkilau. Itu adalah sebuah cincin berwarna putih dan dihiasi berlian diatasnya.
Tak sadar mata Andrea berkaca-kaca karena terharu. Dia tidak menyangka Alva akan melakukan ini kepadanya. Air mata pun akhirnya jatuh dari tempatnya. Air mata bahagia yang Andrea inginkan selama ini.
Alva memegang sebelah tangan Andrea lalu menatapnya dengan intens.
"An, aku tau ini terlalu cepat buat kamu. Tapi, aku janji bakalan ngurusin semuanya. Aku harap, aku dan kamu bisa terikat dalam satu hubungan yang sah. Dalam hukum maupun agama."
Andrea masih tidak bisa berkata apa-apa. Dia masih belum menyangka dengan apa yang terjadi sekarang.
"Tapi, kita belum lulus loh Al."
Alva tersenyum. "Emangnya orang kalo udah nikah nggak boleh kuliah ya?"
"Ya nggak gitu juga."
"Andrea, will you be my wife?"
Bibir Andrea bergetar, begitu juga dengan jantungnya yang berdetak lebih cepat dari normal. Air matanya terus jatuh membasahi pipi mulusnya.
Andrea tersenyum ke arah Alva dan berkata. "Maaf."
Alva menunduk sedih mendengar jawaban Andrea yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Alva melepas gengamanya di tangan Andrea.
"Maaf, aku gak bisa jadi istri kamu. Aku udah punya calon suami."
Alva mendongak ke arah Andrea. "Kamu udah punya calon suami? Kenapa nggak pernah bilang sama aku An? Kenapa?"
"Calon suami aku ada disini Al."
Alva menyernyit. "Ada disini? Mana aku mau ketemu." Alva melirik keadaan sekitar mencari keberadaan orang tersebut.
YOU ARE READING
ANVA
Teen FictionAlva dan Andrea mempunyai kepribadian yang hampir sama. Keduanya adalah most wanted di sekolah, karena pesona mereka masing-masing. Itulah yang membuat mereka saling tidak suka satu sama lain. Tapi, apakan rasa tidak suka itu akan bertahan? #527 in...
• Epilog •
Start from the beginning
