"Jadi.., gimana? Mau buktiin nggak?"

Andrea terus menunduk sambil memperbaiki rambutnya yang tadi sempat berantakan karena menangis.

"Katanya kamu mau jadi jadi istri yang baik buat aku, trus katanya kamu mau lamar aku duluan kalo aku bangun. Sekarang kan aku udah bangun. Jadi gimana? Hmm?" Cerocos Alva.

Andrea sempat tertegun karena Alva tidak lagi menggunakan sapaan lo-gue. Namun yang sekarang Alva gunakan adalah sapaan aku-kamu. Ternyata itu membuat Andrea keki sendiri mendengarnya.

Andrea masih terdiam tanpa mengelurkan sepatah kata pun dari mulutnya. Bukan dia tidak ingin menjawab, dia hanya malu untuk mengatakannya pada Alva.

"Andrea, Andrea! Gimana?"

Andrea masih menunduk. "E-eh, gimana ya?" Andrea menggaruk tengkuknya.

"Gimana apanya?"

"T-tapi kan gue bilangnya kalo gue jadi istri lo. Kan kita masih SMA kelas 3 Al." Andrea berusaha mengatakanya.

Alva tersenyum. "Yaudah."

Andrea mendongak. "Yaudah apa?"

"Kita pacaran aja dulu."

Andrea terbelalak. Ini rasanya seperti mimpi. Apa Alva sedang mengigau? Atau bagaimana? Bagaimana dia mengatakan itu dengan sangat gampang?

Andrea berusaha menelan saliva nya dengan susah payah. Entah kenapa jantungnya berdegup dengan sangat kencang.

"A-apa?"

"Ya kita pacaran aja sekarang." Ujar Alva santai.

"Gimana? Mau nggak?" Tanya Alva. "Janji itu harus ditepati loh."

"Udah terima aja." Ujar seseorang seraya membuka pintu.

Andrea dan Alva pun menengok ke arah sana karena penasaran dengan orang tersebut.

Sekarang Andrea malah tambah bingung dengan keberadaan mereka semua termasuk orang tua Alva dan Salsa yang tadinya menangis sekarang malah seperti tidak terjadi apa-apa. Ternyata yang mengatakan itu adalah Sheila.

"Sheila? Loh kalian semua kok?" Andrea bingung.

Mereka semua pun masuk kedalam ruangan Alva sambil tersenyum penuh arti. Entah apa yang mereka pikirkan malah semakin membuat Andrea bingung.

"Kenapa? Heran?" Kini Andrea malah berbalik menghadap Alva.

"Ini ada apa sih kok gue gak ngerti?"

"Jangan tanya yang itu dulu. Jawab dulu pertayaan gue tadi, mau nggak?" Tanya Alva semakin memojokan Andrea.

Andrea mengigit bibirnya. "Emm.."

"Buruan Andrea! Kasian tuh si Alva udah nunggu." Ujar Gilang sambil melipat tanganya di dada.

"Udah terima aja." Kini Rania yang bersuara lalu diikuti anggukan oleh yang lain.

"Yaudah." Akhirnya Andrea membuka suara.

Alva menyernyit heran. "Yaudah? Yaudah apa?"

ANVAWhere stories live. Discover now