2: Begin

92.3K 4.5K 107
                                    

Suasana kota Seoul sudah sangat ramai dengan beberapa orang yang sudah lalu lalang entah itu pergi ke kantor atau pergi kesekolah,hari ini aku tidak masuk sekolah,kalian mungkin sudah menebak.

Ya,aku menerima permohonan Ayahku untuk dinikahkan dengan...
Ah! Aku tidak tahu akan dinikahkan dengan siapa.

Aku sekarang menuruti apa yang Ayah mau,ia menggenggam tanganku dan berjalan menyusuri kota,aku tidak tahu kenapa tidak naik taksi saja?

Aku hanya diam seribu bahasa,pasrah dengan takdir yang Tuhan berikan. Ayah terus berjalan sembari menggenggam tanganku.

“Ayah,aku bukan anak kecil lagi,aku tidak akan terjatuh jika Ayah tidak menggenggam tanganku. Atau Ayah mengira aku akan kabur?” gerutuku dalam hati.

“Sudah sampai Yeo jin-ah”
Lamunanku buyar,tidak terasa Ayah membawaku kesebuah rumah.

Ah tidak,ini bukan rumah.

Istana kah?

Benar-benar besar sekali, mungkin lebih besar 5x lipat dari rumahku yang hanya sebesar garasi mobil di istana ini.

Ayahku menekan bel didepan gerbang , mataku tak berhenti menerka semua yang ada dihalaman istana ini,sebuah air mancur berada ditengah-tengah halaman.

Tak menunggu lama,seseorang berjas hitam menghampiri gerbang,badannya tinggi dan kekar. Aku yakin dia bodyguard.

Aku benar-benar seperti orang bodoh,terkagum-kagum dengan semuanya sampai-sampai aku tak mendengarkan apa yang Ayah bicarakan dengan seorang bodyguard itu.

Gerbang dibuka.

Ayah menarikku pelan,ia tersenyum menatapku.

ayolah Ayah ini bukan saatnya Ayah menunjukkan ekspresi seperti itu!

Dan sekali lagi,aku tidak sadar sudah memasuki istana ini,daguku merosot dan mataku membulat sempurna,benar-benar seperti istana dalam cerita yang pernah kubaca saat kecil.

“Tn.Hwang! Hahahaha akhirnya kau membawa apa yang kuminta” ujar seorang lelaki yang seumuran dengan Ayahku.

“Ah Ye,Tn.Kim aku membawa putriku” ujar Ayah sembari menggenggam erat tanganku.

“Ah Annyeonghaseyo Tn.Kim,namaku Hwang Yeo Jin” ucapku sembari membungkukkan badan memberi salam padanya.

“Aku sudah mendengar banyak tentangmu Yeo Jin-ah” jawabnya sembari tersenyum padaku.

“Silahkan duduk”.

1 jam lebih Ayahku berbincang-bincang dengan Tn.Kim,sepertinya memang sudah lama kenal karena mereka terlihat sangat akrab. Entah sampai kapan mereka membicarakan hal yang bukan inti dari perjodohan ini.

“Apa mereka yang kau maksud sayang?” ujar seorang wanita berbaju glamour langsung duduk disamping Tn.Kim.

Sudah bisa kutebak ini pasti istrinya.

“Iya kau benar,mereka orang yang aku maksud” ujar Tn. Kim sembari menyesap teh hijau di tangannya.

“Aigoo,dia cantik sekali,aku harap dia akan menyukainnya” Ny. Kim tersenyum manis menatapku.

Aku membalas senyumannya namun sedikit canggung.

“Apa kau bersedia kami nikahkan dengan anak kami, Yeo Jin?”
Jantungku berhenti berdetak sesaat,seperti ada yang menabuh drum didadaku,paru-paruku terasa sesak.

Oh ayolah Yeo Jin kau harus menjawabnya!

“... Ah Nde,aku bersedia”
Mereka tersenyum termasuk Ayahku yang memasang mimik bangga,ia mengusap pundakku pelan.

“Sayang sekali dia sedang bekerja Yeo Jin-ah”

Bekerja?

Apa dia seorang Ahjussi?

Ini benar-benar gila!

Umurku baru 18 tahun dan aku akan dinikahkan dengan seorang Ahjussi?

“Karena anak kamu juga sudah bersedia,apa kau siap jika pernikahannya kita adakan besok?” ucap Ny.Kim.

Ketahuilah aku mengumpat dalam hati.

“Gaun sudah aku persiapkan,mungkin sekarang bisa kau coba,ayo ikut denganku” ajak Ny.Kim.

My Gosh! Bahkan gaunpun sudah mereka siapkan.

Aku menurutinya,tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang.

Aku melangkah meninggalkan Ayah dan Tn. Kim di ruang tamu,mengekori Ny. Kim dari belakang,benar-benar seperti orang bodoh.

Aku memasuki kamar,benar-benar kamar ini lebih besar dari rumahku.
Ny. Kim membuka lemari besarnya dan mengambil sebuah gaun nan anggun berwarna putih,banyak manik yang menghiasi gaun cantik ini.

Apa aku pantas?

“Yeo Jin-ah cobalah,jika ini tidak cocok aku akan membawamu memilih gaun yang lainnya” ujar Ny. Kim padaku.

Aku mengangguk pelan,ia tersenyum dan membantuku memakainya.

Pas,ini sangat cocok untuk tubuhku.
“Aigoo,aku tidak salah memilih gaun,kau sangat cantik memakai ini Yeo Jin-ah” Ny. Kim tersenyum bangga padaku.

“Kamsahabnida Ny. Kim” aku juga tersenyum padanya dan tak lupa membungkukkan badan.

“Panggil aku Ibu Yeo Jin-ah”.

“Eh?”

Sekitar jam 22.30 aku dan Ayah dihantarkan pulang oleh supir pribadi kelurga Kim.

“Yeo Jin-ah”
Ayah menggenggam tanganku.

“Dengarkan Ayah, Ayah minta maaf sudah melakukan hal yang mungkin kamu tidak sukai, meninggalkan masa mudamu untuk membantu Ayahmu ini. Kau masih bisa bersekolah walaupun kau sudah berstatus menjadi seorang istri,kau akan tinggal bersama suamimu,jangan khawatirkan Ayah, Ayah akan membuka kedai lagi,kau berbahagialah,Ayah sangau menyayangimu” ujar Ayah dengan tatapan sendunya.

Aku lihat mata Ayah mulai berair,ia menahan sekuat mungkin agar tidak tumpah didepanku.

“Uljjima... Aku melakukan ini untuk Ayah,aku akan bahagia” ucapku sembari mengusap tangannya.
Ayah tersenyum.

“Bersiap-siap untuk besok Yeo Jin-ah”

My Perfect Husband - Part One [COMPLETED] [PROSES EDITING]Where stories live. Discover now