Chapter 10. Ulang Tahun Sekolah

15.1K 2.7K 423
                                    

            Hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba! Club cosplay yang sudah mempersiapkan banyak hal. Dengan dana yang luar biasa – yang didapat melalui proses 'orang dalam' – pastinya akan menciptakan penampilan terbaik. Jahitan-jahitan dan aksesoris untuk tiap orang sudah siap. Beberapa anggota club nggak ikut cosplay, tapi mereka juga tergabung dalam penampilan nanti. Semua orang, bahkan semua club sudah siap menunjukkan penampilannya.

Bahtera berhasil mengajak Jawen pulang bersamanya hari ini. Jawen lagi-lagi nggak bawa motor, dan Bahtera nggak ada jadwal kencan. Pacar Bahtera sekarang adalah kakak kelas. Jadiannya baru tiga hari yang lalu.

"Club basket ngapain, Bah?" Jawen bertanya pelan. Dia masih belum bersiap-siap. Hari ini dia nggak terlalu banyak menggunakan aksesoris seperti lomba waktu itu.

"Kami ngadain pertandingan..."

"Ada tim cheerleader juga?"

"Iya..."

"Aku pengen lihat cewek pake rok mini, Bah..."

Bahtera speechless. Sebenarnya, kalau Jawen ingin menggaet banyak cewek untuk dikencani, cowok ini bisa saja. Dia jauh lebih bisa memperlakukan para wanita lebih baik daripada Bahtera. Meski Jawen nggak sekaya dirinya, tapi Jawen bisa saja membuat hubungan yang serius dengan seseorang.

Tapi Jawen nggak mau. Alasannya... dia terlalu sibuk dengan karier. Bahtera tergelak ketika tahu karier apa yang dimaksud Jawen. Karier club, sekaligus dunia menulisnya. Jawen nggak suka waktu menulisnya diganggu orang lain. Karena itulah...

"Nggak ada yang menarik, ah! Malah aku pengen lihat penampilan club cosplay. Ah, nanti aku bisa mampir sebentar!"

Jawen mengangguk. "Aku tunggu!"

"Kamu jadi apa?"

"Jadi cewek imut seksi..."

"Kayak yang kemaren?" Bahtera memastikan. Entah kenapa dia nggak suka kalau Jawen berpenampilan seperti ketika lomba. Dia nggak suka kalau banyak orang yang minta foto dan menarik-narik Jawen seenaknya.

"Yang kemaren kan anggun. Masa nggak bisa bedain, sih, Bah? Pantesan aja kamu pacarannya nggak pernah lama! Kamu nggak ngerti cewek, ah!"

Bahtera tersenyum miris. Dia begitu karena apa yang Jawen ucapkan ada benarnya. Iya juga, ya! Bahtera mudah menerima orang karena merasa nggak tega, jadi dia mudah bosan dan nggak paham mau pacarnya juga!

"Jadi sekarang kamu jadi apa?"

"Jadi siapa, Bah!"

"Iya, jadi siapa?"

"Umaru-chan."

"Siapa itu?"

"Ada google?" Ketika Jawen bicara sarkas, artinya cowok itu memang sedang nggak ingin diganggu. Bahtera menghela napas berat. Dia mencubit pipi Jawen pelan.

"Ada kamu."

Jawen tergelak. Dia nggak jadi marah. Bahtera baik hati, jadi nggak boleh terlalu sering dimarahi. Dia juga sahabat yang sangat sempurna! Jawen mengeluarkan HP-nya, lalu menunjukkan sebuah gambar pada Bahtera.

 Dia juga sahabat yang sangat sempurna! Jawen mengeluarkan HP-nya, lalu menunjukkan sebuah gambar pada Bahtera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Lovely Fudanshi...tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang