Chapter 8. Kebohongan Jawentari

15.4K 2.8K 415
                                    

            Bahtera punya pacar baru. Jawen sempat bengong ketika Bahtera cerita dia punya yang baru. Ketemunya tadi siang, waktu Bahtera minum jus alpukat di kantin. Cewek itu tiba-tiba bilang cinta. Karena banyak orang yang melihat mereka dan Bahtera nggak tega mempermalukan cewek... Bahtera mengiyakan. Mereka pacaran sekarang. Lagi pula... Bahtera sering baca manga alias komik Jepang punya Jawen – namanya manga shoujo – karena isinya tentang cinta cowok dan cewek, bukan manga yaoi alias manga homo yang Jawen pamerkan. Di sana ceritanya tentang bagaimana seorang cewek menyatakan cinta. Di Jepang sepertinya sudah biasa kalau ada cewek yang nembak cowok duluan.

Makanya Bahtera juga mencoba memaklumi.

Jawen mengusap dahinya dan menghela napas. Sepertinya Bahtera ini sering jadi korban pacaran terpaksa. Atau mungkin para cewek modus sudah hafal bagaimana cara kerja dunia percintaan Bahtera, sehingga mereka menjadikan ajang ini sebagai ajang pencarian nafkah?

Jawen tahu mereka nggak tulus, makanya Jawen ogah mengambil hati semua yang Bahtera ceritakan. Dia sendiri sudah lelah menasihati Bahtera. Cowok itu selalu saja pasrah dan nggak tega menyakiti orang lain.

"Jadi sekarang pacar kamu baru?" Jawen menghela napas. Bahtera mengangguk. "Mau putus kapan?"

Bahtera tersenyum miris. "Kok nanya gitu? Nggak mau doain aku langgeng sama yang ini?"

"Nggak bakalan. Aku udah hafal kalau kamu nerima yang ini pasti karena terpaksa. Seandainya nanti ada yang nembak kamu lagi, pasti kamu terima. Sekalian, deh bikin istana harem ala Bahtera."

"Aku nggak ngerti."

"Emang kamu nggak harus ngerti. Kalau misalnya yang nembak cowok, kamu terima juga?"

"Nggak, ih!"

Jawen kecewa. Padahal dia sudah membuat Bahtera jadi homo di ceritanya. Kalau memang Bahtera sungguhan homo, maka Jawen dengan senang hati akan memilihkan pacar yang tepat dan sesuai dengan fantasi fudanshi-nya.

"Kamu aneh, Bah."

"Aneh?"

"Kamu tuh gampang banget punya pacar baru. Berasa ganti celana dalem aja, harus tiap hari."

"Aku gantinya dua kali sehari, Wen."

"Bukan tiga kali?"

"Kok tiga kali?"

"Bekasnya fap-fap nggak ganti?"

Kalau cowok lain yang mendengar kosakata Jawentari Mahendra Rahespati seperti itu, biasanya mereka spontan memukul atau mencubit bibir anak itu. Sayangnya ini Bahtera, cowok yang sangat baik hati dan juga manis, yang bahkan kalau mukul nyamuk harus minta maaf dulu.

"Siapa yang fap-fap?" Ketua kelas Jawen menyahut. Begitu ada diskusi seperti itu, biasanya mereka berkumpul untuk membahasnya.

"Bah, nih!" Jawen menunjuk Bahtera. Yang ditunjuk sama sekali nggak marah. Dia malah menggeleng dan cengengesan. Bahtera bahkan sudah menjalani uji ketahanan mental ketika berada di dekat Jawen. Sekaligus sudah diakreditasi kanan-kiri, depan-belakang juga.

Meksi Jawen nggak banci, nggak melambai, dan suka sekali cosplay jadi cewek, tapi semua orang mau berteman dengan anak itu. Nggak peduli cowok, cewek, jantan, betina, tua, muda, setengah matang... semuanya bisa dengan mudah dekat pada Jawen. Anak itu mudah sekali diraih.

"Ntar pulang sekolah dia mau main sama pacar baru." Jawen bocor. Gosip dan image Bahtera sebagai casanova tingkat akut sudah tersebar hingga ke sekolah lain.

"Kok gampang banget, sih punya pacar? Rahasianya apa?" Ketua kelas Jawen bertanya lagi. Sekarang Bahtera sedang mampir ke kelas Jawen, alih-alih mampir ke kelas pacar barunya.

Our Lovely Fudanshi...tWhere stories live. Discover now