03

6.3K 530 7
                                    

Matahari menyeruak masuk melalui jendela di atasku, menimbulkan cahaya dengan warna memudar di wajahku. Aku mencoba bangkit dan menatap jam dinding yang menempel diatas meja belajarku. Jam enam pagi. Ini masih terlalu pagi, dan masih ada satu jam lagi sebelum aku mengikuti pembelajaran pertamaku. Aku turun dari kasur, merapikan tempat tidur dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Aku tersenyum lega. Aku sempat berpikir kamar mandi asrama ini seperti yang ada di film-film horror atau gothic, tapi sepertinya itu tidak akan pernah terjadi. Ini hanya kamar mandi biasa seperti yang berada di dunia manusia. Terang dan nyaman. Aku merendam diri ke dalam bak mandi, air hangatnya menyentuh setiap bagian dari diriku, dan membuatku semakin rileks.

***

“Mencoba untuk menjadi gadis sok pintar, Fallen?”

Aku mendongak dari buku yang kubaca dan menatap Violet dan teman-temannya. “Apa aku salah jika membaca buku?” tanyaku balik.

Violet tertawa mengejek. “Bukan salah, tapi berlebihan. Seberapa keras pun kau membaca aku akan tetap menjadi penyihir paling pintar dan berbakat disini.”

Aku mendengus dan kembali menatap bukuku. “Cepatlah masuk ke dalam kelas kalau kau tidak ingin kena marah,” katanya sebelum berjalan pergi dengan teman-temannya. Aku menatapnya dari belakang dan menutup bukuku. Ini belum jam tujuh, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum pelajaran dimulai. Terlihat sangat jelas kalau dia ingin sekali mendapat predikat sebagai murid paling rajin. Aku menghela napas. Aku bisa saja masuk kelas lebih awal sama seperti Violet, tapi aku masih belum siap. Aku terpilih berada di kelas air. Pemberitahuan tersebut dikirim melalui sebuah surat yang berada di kamarku semalam, mengatakan bahwa aku terpilih berada di kelas air. Aku agak menyesal karena tidak terpilih berada di kelas cahaya, tapi aku juga senang karena tidak terpilih berada di kelas hitam. Aku bahkan masih belum mengerti, pemilihan kelas didasarkan pada kepribadian masing-masing penyihir, dan tidak akan pernah bisa diubah. Seluruh keluargaku terpilih berada di kelas cahaya dulu, dan tidak ada yang tidak pernah terpilih berada di kelas tersebut. Secara harfiah, keluargaku memang ditakdirkan berada di kelas cahaya.

Tapi ini lain. Aku berada di kelas air, yang tidak pernah keluargaku masuki sebelumnya. Satu-satunya keluarga Gladwin yang terpilih berada di kelas air. Ini mustahil, seharusnya aku tidak terpilih di kelas tersebut, ini pasti kesalahan. Tapi mengingat fakta bahwa pemilihan kelas didasarkan pada kepribadian masing-masing yang tidak akan pernah bisa diubah semakin melilit perutku.

Aku tidak pernah punya kemampuan sihir yang berkaitan dengan air. Bagaimana ini bisa terjadi? Tanyaku dalam hati sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku. Aku menatap air mancur yang ada di depanku sejenak sebelum bangkit berdiri dan berjalan. Saat aku melewati lorong taman, beberapa anak memandangku tidak suka dan membisikkan sesuatu. Aku tahu, Violet pasti telah menceritakan masa laluku kepada hampir semua murid. Gadis menyebalkan. Aku berjalan dan sampai dia aula gedung utama. Aula ini tidak terlalu besar, lagipula ada pohon raksasa yang menghiasi ruangan ini, dengan dua tangga yang menuju lantai atas. Ini bukan pohon biasa. Ini pohon para peri. Pohon raksasa di depanku ini memiliki pohon lain di setiap tangkainya yang berbentuk seperti pohon bonsai, dengan bubuk peri berwarna biru cemerlang yang mengalir turun dari setiap pohon-pohon tersebut. Ada sebuah lubang cukup besar di tengah-tengah pohon raksasa tersebut, aku tahu itu tempat persembunyian para peri. Mereka biasanya keluar saat pukul tujuh pagi, tepat ketika pembelajaran akan dimulai.

Pohon tersebut terletak diatas lingkaran air, aku berjalan mendekat dan menatap pantulan diriku lewat air tersebut. Mataku biru, sebiru bubuk peri di pohon tersebut. Tidak. Sam. Mataku sebiru mata Sam. Aku memiliki warna mata yang sama dengannya. Meskipun bentuknya sedikit berbeda, tapi jika saja dia manusia aku yakin warna mata kami sama. Aku menghela napas dan berjalan keluar. Aku ingin bertemu dengan Sam.

FALLEN (and The Book of Spells)#1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang