Jalanilah Hidupmu Lebih Baik

1.2K 64 4
                                    

Kenalkan aku, Kaila. Saat ini aku sedang berada di bangku taman rumah sakit. Dengan luka-luka di tangan dan kaki, perban di kepala, serta hati yang tersakiti. Penyebab aku ada disini adalah karena aku menyetir ugal-ugalan selepas diselingkuhi pacar. Klasik memang, tapi kau tak bisa berpikir jernih saat sudah berurusan dengan perasaan.

"Kak, boleh Ara duduk disini?"

Aku menoleh dengan malas ternyata hanya anak peremupan kecil, aku merasa tak punya semangat hidup saat ini. Aku hanya mengangguk dan bergeser sedikit.

"Kakak namanya siapa?" Tanya anak itu.
"Kaila" jawabku seadanya.
"Kakak sakit apa?"
"Sakit hati."
"Hm? Kok yang diperban kepala kakak?"
Aku sedikit tersenyum. Jika saja ini aku yang biasa, pasti aku akan tertawa sekarang.
"Bukan sakit hati itu yang kakak maksud."
"Lalu?"
"Saat kau sudah besar nanti, kau akan menemukan seorang laki-laki yang akan membuat hatimu berdebar. Merasa sangat bahagia."
"Lalu? Sakitnya dimana?"
"Saat hati kamu sudah terlalu jatuh pada sosoknya. Saat kamu sudah mencintai terlalu dalam, cinta itu akan membuatmu secara otomatis merasa sakit. Ah anak sekecilmu mana tau rasanya."
"Apa cinta semenyenangkan itu kak?"
"Iya, tapi juga sangat menyedihkan."
"Kapan aku bisa merasakannya?"
"Nanti kalau kamu sudah besar, umur 15 mungkin."
"Sekarang umurku 9 tahun, berarti masih 6 tahun ya kak. Sepertinya aku tak bisa merasakannya."
"Eh, kenapa? Sebenarnya 6 tahun adalah waktu yang sebentar."
"Aku sakit kak, aku tak tau sakit apa. Tapi dokter bilang, ada masalah dengan jantungku dan umurku tak lama. Kecuali aku dapat donor jantung sih."
"Dokter mana yang setega itu bilang padamu?"
"Eee, sebenarnya aku menguping. Hehe."
"Kamu harus percaya kalau kamu bisa dapat donor jantung, lanjut hidup, dan merasakan cinta. Kalau kakak aja percaya, kamu harus lebih percaya. Ya?"
Aku benci melihat senyum riang anak itu hilang. Dia masih terlalu kecil untuk memikirkan itu.
"Kakak juga harus bisa hidup lebih baik dariku. Kakak yang hidupnya bisa lebih aman dariku, harusnya lebih semangat kan?"

Aku hanya diam.
"Araaa, kamu kemana? Ayo cepat kembali."
"Kak, suster sudah memanggil. Aku pergi dulu."

-----------------------------------------------------------
Yey, akhirnya inilah ending dadi Filsafat dari Seorang Anak. Terimakasih pada semua pembaca, semoga cerita ini dapat menginspirasi kalian. Tunggu cerita lainnya ya! Sekian.

-AR❤

Filsafat dari Seorang AnakKde žijí příběhy. Začni objevovat