Lima

286 13 2
                                    

Aku bingung harus
Menulisnya dari mana?
~Riska Meilani~
------------------------------------------------------------

Author Pov

Malam ini Riska duduk di meja belajarnya, membaca novel yang baru saja ia beli, novelnya berjudul My Ice Girl. Sebuah novel yang baru saja di terbitkan. Dia sangat suka dengan novel itu, bahkan dia membacanya berulang-ulang sejak pulang sekolah tadi. Pasalnya malam ini dia akan menulis surat yang disuruh oleh kak Tika tadi, mengeluarkan unek-unek yang ada difikirannya, yang membuatnya jengkel jika terus memikirkan itu. Siapa lagi kalau bukan Rezi, ketua osis yang songongnya gak ketulangan. Entah kenapa dia tidak begitu menyukai Rezi, dia adalah salah satu monst wanted di sekolahnya. Yap! Sedari tadi dia memikirkan manusia itu.

Setelah usai membaca novel Riska mengambil selembar kertas dan bolpennya untuk mulai menulis surat untuk Rezi. Bukan surat cinta! Tapi, surat kebencian untuknya. Riska bingung harus menulis apa disurat ini.

"Duh, kok gue bingung ya?" Ucapnya pada diri sendiri

"Harus mulai dari mana?" Gumamnya.

dia bingung karena dia tak kunjung menulis surat untuk Rezi, karena banyak sekali yang dilakukan Rezi padanya. Bukan hal manis yang dilakukan cowok itu untuknya tapi, hal yang selalu membuat Riska kesusahan. Cowok itu selalu mengerjai Riska.

Setelah lama berfikir cewek itu mulai menulis dari Rezi yang berbicara cuek, sampai Rezi yang memberinya hukuman tempo hari. Cewek itu masih mengingat dia di kerjai sama Rezi tempo hari.

Setelah 15 menit menulis unek-uneknya di surat itu, Riska melipat kertas itu, lalu memasukkan kedalam amplop. Tak lupa dia menuliskan di depan amplop nama penerima untuk surat tersebut "Alfarezi Kavindra Aiwin". Lalu Riska melihatnya sambil tersenyum miring.

"Baca tuh kelalukan jelek lo"-batin Riska


🌻🌻

Author Pov

Pagi ini Riska begitu semangat ke sekolah, sampai-sampai dia bangun begitu pagi untuk bersiap-siap ke sekolah. Dia tidak sabar untuk mengasih surat itu pada pembimbing ruangannya.

Riska membuka kenop pintu kamarnya lalu menuju Ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya. Di meja makan Ayah, adik dan kakak-kakaknya sudah duduk dikursi, sambil menunggu mama mereka memasak.

"Selamat pagi semuanya" ucap Riska tersenyum manis sama keluarganya

"Tumben kamu ngucapin selamat pagi" sahut Arisyila Meesa Rayyan kakak perempuan Riska. Tidak biasanya adiknya itu menyapa mereka.

"Lagi kesambet kali" celetuk adiknya. Yap! Siapa lagi kalau bukan Munir.

"Yaelah, jadi saudara kok gitu" Ucap Riska sambil memanyungkan bibirnya. Saudaranya itu selalu mengomentari apa yang dilakukan Riska. Tersenyum salah, murung juga salah. Dia bingunh harus bagaimana.

Sedangkan Papa dan Abangnya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah mereka.

"Udah,,, jangan pada ribut. Mama udah siapkan makanan nih" sahut mamanya sambil berjalan menuju meja makan.

Setelah Mama sampai mereka kemudian diam, menikmati makanan yang telah di sajikan Mamanya.

Setelah itu, mereka semua berpamitan kepada kedua orangtuanya. Lalu Syila dan Fattah berjalan duluan keluar Rumah. Syila dan Fattah memanaskan Motor mereka masing-masing.

RISKAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt