"Apa senjata terkuat yang di miliki oleh Klan Lunarky?" Tanya Sinb yang sepertinya mulai tertarik dengan beberapa senjata yang dapat dikembangkan dari kekuatan elemen, salah satunya seperti yang di keluarkan Linux seperti golem. Aaron yang tak mengerti dengan pertanyaan Sinb, terlihat memandang Sinb aneh.

"Jangan dengarkan dia, gadis itu sedikit aneh ku rasa." Selalu Demian meremehkannya membuat Sinb mendengus. Belum sempat Sinb menjawab, Aaron melayangkan tanggapannya.

"Benarkah? Bagaimana dia akan mampu mengendalikan semua kekuatan itu, kalau ia seaneh ini?" Cibir Aaron yang membuat Jennie dan Axel berusaha menahan cekikikannya sementara Mina dan Xeno hanya tersenyum. Linux dan Genio masih berkonsentrasi untuk melihat pemandangan Adisty yang mengagumkan.

"Sepertinya kita sudah sampai." Genio memberitahu mereka membuat semuanya kini fokus pada layar.

"Ayo turun, jangan kaget. Meskipun Adisty hanya didominasi warna cahaya tapi berbeda di tempat ku." Terang Aaron.

Cukup mengejutkan saat mereka masuk kedalam sebuah ruangan yang nampak terlihat sempit dari pintu luar tapi di dalamnya ternyata nuansanya cukup elegant nan clasic, tak terlalu banyak alat-alat canggih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup mengejutkan saat mereka masuk kedalam sebuah ruangan yang nampak terlihat sempit dari pintu luar tapi di dalamnya ternyata nuansanya cukup elegant nan clasic, tak terlalu banyak alat-alat canggih.

"Ku pikir kau masih suka gaya kuno." Komentar Demian membuat Aaron mengangguk sambil tersenyum.

"mungkin dibumi sedang melewati masa seperti ini. Benarkan?" Tanya Demian yang tertuju pada Sinb, gadis itu hanya menggendikan bahunya. Ia sangat malas untuk beradu argumen dengan mereka yang sepertinya sangat ingin terus menyerangnya.

"Apa pria sepertimu suka gaya feminim seperti ini?" Tanya Jennie dan Aaron menggeleng.

"Kurasa bukan kau yang mendesain tempat ini." Duga Demian yang membuat Aaron tertawa.

"Kau memang tidak pernah bisa ku tipu, semenjak dulu. Ya, kau pikir siapa lagi yang akan mendesain semuanya dengan gaya feminim seperti ini." Kata Aaron sambil tertawa.

"Ariona?" Tebak Demian dan Aaron mengangguk.

"Aku sangat penasaran dengan saudara kembarmu itu, kapan kami bisa menemuinya?" Tanya Genio dan Linux yang masih berdiri disampingnya hanya diam mengamati.

"Dia seorang wanita yang sibuk dan juga tidak terlalu suka bertemu dengan banyak orang. Tapi jika itu Demian, kurasa ia akan mau." Demian langsung bergelak ketika Aaron mencoba untuk menggodanya.

"Kenapa hanya Demian? Apa kami tidak terlalu layak untuk bertemu dengannya?" Sinb merasa sedikit tersinggung, entah mengapa semenjak tadi pria ini selalu saja membuat amarahnya bertambah.

"Emm...Ini bukan tentang layak atau tidak? Tapi sepertinya mereka harus bertemu untuk saling mengenang masa kecil mereka tanpa ada seseorang yang mengganggu." Sindirnya yang membuat Sinb semakin kesal saja.

"Kau pikir kami pengganggu? ckckck yang benar saja!" Guman Sinb sambil terus berjalan mendahului mereka. Ia merasa lelah berdebat dengan kedua pria ini. Kenapa dunia tak adil kepadanya? Apa Demian belum cukup, kenapa harus ditambah lagi dengan Aaron?

THE WAR GALAXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang