"sebentar lagi sayang..." teriak Lena sembari memasukkan dua buah telur yang telah dia goreng ke masing-masing piring tersebut.

diapun mengangkat piring berbahan plastik tersebut lalu menyerahkannya pada kedua jagoan kecilnya 

"silahkan dimakan tuan-tuan" ucap Lena lagi seakan membungkuk kepada dua bocah kecil tersebut setelah memberikan makanan mereka 

kedua laki-laki kecil itu hanya tertawa lalu dalam sekejap mereka sudah fokus dengan makanan yang berada di hadapan mereka kali ini 

"apa kalian suka" tanya Lena lagi seraya mengusap pipi bayi kecilnya 

mereka tidak menjawab, terlalu fokus dengan makanannya saat ini. 

Lena hanya bisa tersenyum seraya memandang kedua malaikat kecilnya itu. Dia melihat arloji di tangannya, matanya membelak kaget dengan gerakan cepat dia bangkit berdiri dan menyambar tasnya. dilihatnya lagi jagoannya masih fokus pada makannanya, diapun mencium kedua putranya sebelum pergi.

"mommy harus kerja, kalian jangan nakal ya" ucap Lena lagi namun ucapannya itu seperti angin lalu bagi kedua bocah itu 

"Velen... tolong jaga mereka, aku akan pulang sebelum makan sore" ucap Lena sembari melirik wanita yang seumuran dengannya itu  dengan memohon 

Wanita yang berambut pendek itu hanya mengangguk dengan senyuman.

"aku pergi" ucap Lena lagi yang langsung berlari keluar rumah.

***

makan pagi kali ini selalu sama di tempat ini.

Hening dan sangat membosankan 

"Victoria..." ucap David  dengan nada kesalnya saat melihat putrinya terlihat tidak ingin memakan sarapannya kali ini 

Victoria yang dipanggil itu hanya bisa mendesah tidak suka, diapun kembali mengambil garpu dan sendoknya dan mulai memakan sarapan paginya dengan wajah murung 

"dad..." panggil Victor lagi seraya memasukkan roti selai kedalam mulutnya 

David melihat kearah putranya seakan bertanya ada apa 

"sekolah kami akan mengadakan tur ke desa Eze" ucap VIctor yang masih sibuk memakan sarapannya 

David meneguk airnya kemudian kembali menatap putranya itu lagi 

"Eve? bukankah itu di prancis?" tanya David dengan tatapan bertanyanya 

Victor mengangguk, diletakkannya sendok dan garpunya menyilang di atas piring lalu menatap Ayahnya tak kalah serius 

"iya, daddy tau..." ucapnya excited  

"daddy pernah kesana tapi sudah lama sekali" jawab David lagi 

"akhir tahun ini kami akan kesana Dad, jadi... Apa daddy mengijinkan kami pergi" VIctor langsung saja mengeluarkan selembar kertas yang berisi persetujuan orangtua 

David menyandarkan punggungnya, tangankekarnya di lipat sembari menatap putranya itu dengan serius 

"kita sudah membahas hal ini Victor" ucap David lagi dengan nada yang kental akan keseriusan 

Lakii-laki yang berusia 8 tahun itu hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal, sementara Victoria masih sibuk dengan makannannya yang entah mengapa lebih mengasikkan dibandingkan obrolan para lelaki tersebut 

"tapi dad-" 

"Terakhir Daddy mengijinkanmu pergi, apa yang terjadi?" ucap David yang langsung memotong ucapan putra pertamanya itu 

VIctor menundukkan kepalanya, Satu tahun lalu dia hampir di culik saat sekolahnya mengadakan acara di luar negri dan beberapa bulan yang lalu, bocah berumur 8 tahun itu hampir saja terbunuh. semua hal yang mengirikan Selalu terjadi pada anak-anaknya, disetiap waktu dan disetiap tempat semuanya tidak aman bagi kedua anaknya. 

kenapa bisa seperti itu?apalagi,  semuanya itu hanya karna uang, uang dan uang.

Victoria meneguk air putihnya hingga tandas, gelas yang tadinya penuh dengan air kini hanya tersisa seperempat. " sudah kukatakan bukan, kita tidak akan di perbolehkan" ucap Victoria dengan nada ketusnya 

dengan segera dia mengambil ransel berwarna pinknya dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun 

David melihat itu hanya dapat mendesah kasar melihat kelakuan putrinya.

***

"jadi apa yang sedang kau lakukan dengan ranselmu?" tanya Victoria saat melihat kakaknya sedang memasukkan beberapa potong pakaian kedalam ransel yang lumayan besar dari biasanya 

Victor melirik adiknya sekilas lalu melanjutkan kembali memasukan barang-barang yang hendak dibawanya " apalagi, aku sedang berkemas" jawabnya kemudian 

Victoria melirik keluar jendela, halaman rumahnya telah tertutupi oleh salju-salju.

"kau mau kabur?" ucap Victoria tanpa melihat kakaknya itu 

"tidak, aku mau liburan" jawaban dari VIctor itu sukses membuat Victoria mengganti arah fokusnya 

"jangan bilang kau menandatangani sura--" 

"iya"ucap Victor tersenyum bangga  "aku sangat ingin pergi kesana, dan juga aku sudah janji pada Josua kalau aku pasti akan dibolehkan ikut. aku tidak punya pilihan lain" ucap Victor lagi-lagi tanpa merasa bersalah 

"kau mau ikut" sambung Victor lagi sesaat kebungkaman memenuhi ruangan itu 

Victoria mengedipkan matanya berulang-ulang, diapun langsung meloncat dari duduknya di atas jendela "TENTU SAJA...." teriaknya Excited 

"seharusnya kau mengatakan hal itu sedari tadi, ahhh aku harus bersiap-siap" teriaknya lagi yang langsung lari kedalam kamarnya 

Victor yang melihat kelakuan adiknya itu hanya bisa tersenyum namun senyumnya kembali pudar saat melihat Victoria yang kembali lagi kedalam kamarnya 

"tapi bagaimana kita bisa pergi? kau tidak lihat Daddy telah menempatkan beberapa orang yang selalu mengikuti kita" ucap Victoria sambil menunjukkan dua orang pria yang berpakaian hitam di ujung lorong dekat kamar mereka 

Victor kembali tersenyum, diapun mengusap kepala adiknya itu dengan gemas 

"aku sudah memikirkan itu, lebih baik kau sekarang bersiap-siap besok kita akan berlibur" ucap Victor dengan nada tenangnya seakan-akan semua itu sudah direncanakannya sejak awal

"apa yang akan kau lakukan?" kerutan didahi Victor semakin menjadi terlebih lagi saat melihat senyum penuh ketenangan dari kakaknya 

"sudahlah kau akan tau nanti, bersiap-siap saja. semuanya sudah aku siapkan untuk perjalanan kita" ucap VIctor lagi yang langsung mendorong kembarannya itu keluar kamar dan langsung saja menutup pintunya dengan cepat saat melihat adiknya masih kekeh untuk bertanya 

dia kembali tersenyum, dia sudah menyusun rencana agar terbebas dari kedua bodyguard itu. tapi satu yang belum dia lakukan.

"hal terakhir yang harus aku lakukan hanyalah membuat rencana itu berhasil " gumam Victor dengan senyum sumringahnya.

***

well...welll, apakah yang akan terjadi? apakah VIctor dan Victoria berhasil liburan tanpa persetujuan Daddy David?

Apakah liburan kali ini akan mendapatkan sesuatu yang mengejutkan seperti biasanya? Atau sesuatu yang tidak mereka sangka akan tiba saatnya?

Tunggu jawabannya di Next chapter ya😊 

Dan jangan lupa untuk....

Vote dan Comment please!!!

thank you 

HOT GUYDove le storie prendono vita. Scoprilo ora