2. Pertemuan

8 1 1
                                    

It Ain't Me— Lagu yang dinyanyikan Selena Gomez bersama Kygo terus terputar di kamarku saat ini. Itu alarm. Ah—masa bodo, hari ini juga sudah memasuki fase liburan.

Aku membuka mataku.

10.08

Itu adalah waktu yang ditunjukkan layar handphoneku.

Tiba-tiba pintu kaca toilet kamarku terbuka.

Kak Asa? Sedang apa ia memegang kantung plastik transparan yang penuh dengan air? Ia berjalan menuju ranjangnya. Sebelumnya, aku perkenalkan dulu, ini namanya Asari Ghanisa. Ia adalah kakak kandungku, dan sekamar denganku.

"Tadi kakak mau nyirem air ke mukamu karena gak bangun-bangun." Perkataan kak Asa membuatku ingin tertawa, "Mandi sana!"

"Iya sabar ih." Tiba-tiba aku teringat kak Adlan. "Kak, kakak temennya kak Adlan?"

"Idih, sopan banget kamu manggilnya 'kakak'".

"Kan,.. Temennya kakak juga."

"Bentar, bentar. Kok tiba-tiba nanya si Adlan?" Kak Asa menyipitkan matanya.

"Soalnya dia ngeline aku kemaren pagi." Aku membuka layar handphoneku lalu menekan aplikasi Line dan masuk ke ruang chatku dengan kak Adlan, "Nih, kakak baca aja."

Kak Asa terlihat seperti sedang menahan tawanya. "Udahlah, gak usah diladenin! Intronya aja keliatan banget kayak modus."

Obrolan kami terpotong karena kami mendengar ada suara kaki orang menggunakan sandal rumah dari luar kamar kami. Aku yakin itu adalah suara jejak kaki Mama. Aku melihat ke arah kak Asa dan kak Asa langsung menyuruhku untuk masuk ke kamar mandi karena Mama akan marah jika tahu bahwa aku belum mandi jam segini.

Aku langsung masuk ke kamar mandi.

Tak lama dari itu, aku sudah selesai mandi, menggunakan kaos New Balance serta celana pendek H&M. Aku mendekati kak Asa yang sedang berusaha untuk mengambil koper di atas lemari baju. "Kak!"

"Iya?" tanyanya setengah berteriak karena ia berada di pojok ujung balkon yang sedikit jauh dengan pojok kamar mandi.

"Emangnya kak Adlan kenapa?"

"Udahlah, yang penting jauh-jauh aja deh dari dia sebisa mungkin."

"Kenapa sih emangnya? Mainin cewek ya?"

"Gak suka aja liat mukanya. Bawaannya minta ditabok, songong gitu."

Mungkin first impressionku kemarin saat melihat akun Instagramnya yang ada tiga kiriman itu memang sedikit terlihat sombong. But who knows?

"Udah ah jangan bahas si Adlan! Siapin koper kamu sana!"

"Oh iya!" Aku baru ingat jika tiga hari lagi aku akan berangkat liburan ke Malaysia. Gembiranya hati ini mendengar kata 'berangkat' karena aku senang berada di bandara. Berasa ngevlog.

Drrttt

Handphoneku bergetar, seperti ada notifikasi masuk. Kupikir itu adalah kak Mino atau Karin, namun nama yang terpampang di layar adalah Adlan. Jujur, sebetulnya aku sedikit malas untuk membalas pesan-pesan yang dikirim oleh dia.

Kalian tau kak Mino?

Hmm, kak Mino, dia adalah cowok berpostur tubuh tinggi, sekitar 180 sentimeter. Sangat tinggi bukan? Dia itu kakak kelasku sejak SMP dan saat ini cukup dekat dengannya. Populer. Itulah Mino Reihan Castillo.

Adlan : Bangunn

Itu pesan yang dikirim jam setengah delapan pagi tadi.

Adlan : Belom bangun ya?

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Mar 10, 2018 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Coldest & SweetestOù les histoires vivent. Découvrez maintenant